Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menelisik Narasi Perdebatan Masinton Vs Koalisi Perubahan

18 Februari 2023   17:52 Diperbarui: 18 Februari 2023   18:01 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Kompas.com

Apakah selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo, maupun ditinjau dari kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sedang terjadi kesenjangan berarti ditinjau dari keadilan sosial terhadap kehidupan masyarakat, politik, hukum dan ekonomi ?

Kalau memang terjadi ketidakadilan sosial, maka pihak koalisi perubahan semestinya menunjukkan fakta dan data sebagai bahan penilaian bagi publik.

Pihak koalisi perubahan juga seharusnya menyampaikan solusi atau program yang dianggap mampu melakukan perbaikan selaras dengan keyakinan mereka untuk melakukan perubahan sesuai dengan jargon politik yang mereka usung.

Koalisi Perubahan yang diinisiasi dan dideklarasikan pertama sekali oleh Partai Nasdem sejak awal memang sudah menimbulkan ambivalensi terhadap jargon yang diusungnya.

Hal itu dapat dilihat dari sikap Partai Nasdem sendiri yang keberatan terhadap kadernya sendiri yang sempat mengatakan Anies Baswedan sebagai antithesis Presiden Joko Widodo.

Menjadikan Anies Baswedan sebagai pigur yang diharapkan akan melakukan perubahan menjadi dilema bagi Partai Nasdem sendiri karena pada kenyataannya mereka merupakan bagian dari lingkaran kekuasaan saat ini, dan menjadi salah satu partai bagian koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.

Jargon perubahan yang diusung bukan hanya menyulitkan posisi Partai Nasdem, tetapi hal itu justru sebagai belenggu atau hambatan bagi partai koalisi pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo melakukan koalisi dengan Partai Nasdem khususnya, dan dengan partai Demokrat dan PKS.

Koalisi perubahan lewat pemilihan jargon politiknya sudah mendeklarasikan sikap mereka untuk berbeda dengan pemerintahan Joko Widodo, dan hal itu merupakan pilihan yang telah jelas ditunjukkan secara gamblang. Maka tidak perlu lagi mencari teori-teori lain sebagai alasan atau faktor penyebab kecilnya kemungkinan koalisi perubahan melakukan koalisi dengan partai-partai pendukung Presiden Joko Widodo saat ini.

Sudah jelas perbedaan sikap dan platform yang sudah dipilih oleh Koalisi Perubahan merupakan alasan penting untuk tidak melakukan koalisi. 

Differensiasi yang sudah dilakukan sudah jelas, maka harus dijalani dengan benar lewat cara menyampaikan ke publik bentuk program-program perubahan tersebut untuk dinilai sebagai keunggulan komperatif yang layak diterima atau sebaliknya dianggap sebagai angin lalu karena tidak aktual dan relevan.

Bukankah proses dialog seperti itu justru baik untuk memperbaiki substansi pemilihan umum, khususnya untuk proses pembelajaran menjadikan masyarakat memilih calon presiden berdasarkan program kerja dan kinerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun