Ada pengalaman menarik, unik dan mengharukan bagi saya sendiri teringat pengalaman program hamil beberapa tahun lalu saat berkonsultasi dengan dengan dokter ahli kandungan dan kebidanan yang merupakan langganan.
Karena sudah dekat secara personal dengan dokter kandungan, dalam setiap melakukan konsultasi kepada dokter, kami berdua sebagai sesama laki-laki berlangsung sangat komunikatif, akrab dan cair, bahkan kadang diselingi dengan obrolan penuh canda serta humor.
Sebenarnya saya, sebelumnya sudah memiliki dua anak, keduanya perempuan, setiap kali merencanakan kehamilan istri saya berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan tersebut, terutama untuk konsultasi menjaga kesuburan serta menjaga kandungan istri tidak mengalami keguguran, karena sebelumnya istri saya pernah mengalami keguguran.
Dalam konsultasi merencanakan kehamilan ketiga ketiga, dokter langganan mengatakan, "Apapun cerita kita, pasti kamu ingin memperoleh anak laki-laki kan ?, Tanya dokter dengan nada penuh keakraban.
Tanpa malu-malu aku pun menjawab, "Sudah pasti dok, apakah ada program yang bisa aku lakukan agar memperoleh anak laki-laki dok ?, Tanyaku saat itu.
Kemudian dokter langganan mengatakan bahwa beliau baru pulang dari Australia ikut seminar tentang program kehamilan, selain memberi advis, beliau memberi saya foto copy makalah tentang program kehamilan, terutama yang berkaitan dengan program agar memperoleh anak laki-laki, dan memberikan pengobatan terhadap istri untuk menjaga tingkat kesuburan, kemudian menganjurkan aku untuk mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang dianggap mampu mencapai keberhasilan memperoleh anak laki-laki.
Dengan semangat sudah barang tentu semua saran dokter dan isi makalah aku simak dan lakukan dengan baik karena memang aku sangat ingin memperoleh keturunan  anak laki-laki, apalagi dalam budaya kami hal itu dianggap sebagai hal penting untuk mewariskan kelanjutan marga yang melekat dalam diriku.
Tidak lama kemudian istri saya hamil, dan tidak bisa ku pungkiri bahwa hal itu merupakan sebuah kebahagian tersendiri bagiku apalagi ada harapan akan memperoleh seorang anak laki-laki, dan aku berniat ini akan menjadi anak terakhir bagiku jika benar akan lahir seorang anak jenis kelamin laki-laki.
Sepanjang bulan selama sembilan bulan berjalan aku dan istri rajin melakukan konsultasi dengan dokter kandungan langganan, dan tidak lupa selalu ngobrol harapan memperoleh anak laki-laki.
Ternyata sebelum istri saya hamil, istri dokter langgananku sudah hamil juga sebelumnya, dan dokter itu juga sangat berharap memperoleh anak laki-laki setelah sebelumnya beliau memperoleh anak 4 orang semuanya perempuan. Karena memiliki harapan yang sama, alias memiliki nasib yang hampir sama soal memiliki anak perempuan, obrolan kami di setiap melakukan konsul terasa makin akrab dan familiar, dan penuh canda seiring penuh dengan pengharapan.
