Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apakah Jumlah Partai Banyak Jadi Indikator Kebebasan Berpolitik?

9 November 2022   23:20 Diperbarui: 10 November 2022   08:00 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lambang-lambang partai politik peserta pemilu.| KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Hadirnya era reformasi sebagai anti thesis kehidupan politik otoritarian orde baru, merupakan momentum muncul atmosfir kebebasan kehidupan politik di Indonesia. 

Partai politik yang turut bertarung di setiap event pemilihan umum berjumlah puluhan, berbanding terbalik dengan orde baru yang hanya mengizinkan 2 partai politik dan 1 golongan karya sebagai peserta pemilihan umum.

Patut kita apresiasi munculnya era kebebasan berpolitik di zaman reformasi saat ini, karena hal itu menjadi salah satu indikator semakin meningkatnya kultur demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Meningkatnya jumlah partai politik sudah barang tentu membuka peluang semakin luas kesempatan bagi masyarakat untuk aktif dan berpartisipasi di partai politik, dan kesempatan mendirikan partai politik juga relatif terbuka luas kepada siapa saja.

Keleluasaan ini sangat jauh berbeda ketika zaman kepemimpinan orde baru yang identik sangat represif terhadap aktivis, organisasi masyarakat, dan partai politik yang berani berbeda pendapat dan pilihan dengan pemimpin orde baru. 

Bahkan bukan merupakan rahasia umum ketika orde baru banyak aktivis organisasi mahasiswa maupun organisasi masyarakat yang kritis terhadap pemerintah memperoleh perlakuan tidak manusiawi.

Tokoh politik yang dianggap bertentangan dengan kepimpinan orde baru akan disingkirkan, dan demikian juga aktivis organisasi mahasiwa dan organisasi masyarakat akan dieleminir gerakannya jika bertentangan dengan kepentingan penguasa orde baru. 

Bahkan banyak tokoh politik dan aktivis mahasiswa masuk penjara, bahkan hilang tidak tahu di mana keberadaannya hanya karena dianggap terlalu kritis dan berani menentang kebijakan pemerintah orde baru.

Selama pelaksanaan pemilihan umum dari periode ke periode, 2 partai politik PPP dan PDI diposisikan hanya sebagai pelengkap penderita peserta pemilu dan perolehan suaranya tidak pernah signifikan disamping Golkar yang selalu berhasil jadi pemenang perolehan suara terbanyak selalu. Siapa saja yang tidak mendukung kemenangan Golkar dianggap melawan keinginan penguasa.

Tidak dapat dipungkiri kebebasan politik saat ini yang lahir dari rahim perjuangan reformasi merupakan anti thesis politik represif orde baru. Kebebasan yang diperoleh masyarakat untuk leluasa aktif di partai politik, dan adanya keleluasaan mendirikan partai politik saat ini menjungkir-balikkan keadaan sebelumnya menjadi kondisi lebih baru, yaitu lahirnya kebebasan berpolitik bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun