Mohon tunggu...
Daniel Suharta
Daniel Suharta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.daniest.com email : datasolusindo@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jamaluddin Latif, Pria yang Membawa Perubahan Lewat Rancangan Sepeda

4 Januari 2017   06:21 Diperbarui: 4 Januari 2017   14:11 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gila saja, mana mampu pergi dengan memakai uang sendiri, sampai bertahun tahunpun tidak bakal kesampaian.

Kesempatan pergi ke luar negeri bagi mas Jamal adalah kesempatan untuk melihat "dunia" lain. Yang terkadang ketika balik ke negeri sendiri rasanya ingin marah marah. Betapa Indonesia sungguh kaya raya namun parah korupsinya. Mas Jamal yakin Indonesia bisa maju seperti negara lain bila dari dulu mau bersatu memerangi korupsi. 

Itu satu kunci biar tidak tertinggal dengan Negara lain. Dari segala hal kita masih tertinggal. Terutama mental kita. Cara berpikir kita yang kadang tidak menunjukan nosionalisme kita. Korupsi juga satu tindakan yang tidak nasionalis. Jadi buat mas Jamal kesempatan pergi keluar negeri ya untuk belajar. Studi banding . Menambah pengetahuan yang belum punya. Selfie selfie sih buat catatan perjalanan saja sambungnya lagi

Hikmahnya adalah, kita harus lebih berpikiran terbuka agar tidak disebut katak dalam tempurung. Bertemu dengan banyak orang, banyak tempat, membuka cakrawala baru, mendapatkan inspirasi baru, yang bisa dibagi kepaada teman yang lain yang belum mendapatkan kesempatan. Tapi di luar negeri tidak selalu yang paling hebat, karena kalau soal keindahan alam Indonesia tetap jagoan. Hanya soal mental dalam berdisiplin terhadap aturan saja kita masih ketinggalan.

Dukungan keluarga dan kesehariannya yang sederhana

Tentang keseharian mas Jamal yang cukup sibuk keluarganya selalu mendukung apa yang sudah dan akan dikerjakan. Resiko bekerja diluar rumah memang sering mengurangi waktu bersama, namun sekeluarga mas Jamal sudah saling memahami resiko pilihan hidup yang di pilih tersebut. 

Mas Jamal harus memanfaatkan waktu bersama sebaik mungkin untuk saling bercakap. Apapun masalah dalam keluarga mesti dilakoni dan lewati bersama, termasuk rasa khawatir sering diselesaikan bersama. Hidup seberat apapun juga harus dilakoni. Dibawa gembira saja segala persoalan yang ada itu.

Saat saya tanyakan apakah aktifitas kesehariannya menggunakan sepeda, secara jujur mas Jamal mengatakan bahwa tidak setiap hari menggunakan sepeda. Selama dekat bisa ditempuh dengan sepeda ya, bersepeda. Apalagi jika tidak ada kesibukan yang membutuhkan percepatan dengan waktu, mas Jamal mending bersepeda. Apalagi cuma pergi sendirian. Kalau sangat sangat dekat ya jalan kaki saja. Kalau jauh dan aktifitas menuntut berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cepat biasanya mas Jamal tetap memilih mengendarai motor. 

Realistis saja katanya, tapi itu prioritas terakhir. Kalau pergi sekeluarga  yang jauh juga memakai sepeda motor. Intinya selama masih bisa menggunakan sepeda ya menggunakan sepeda, dan motor adalah prioritas setelahnya. Tapi perbandingannya masih banyak naik sepedanya.

Pada intinya semua kegiatan bersepeda mas Jamal suka, selama bisa berusaha untuk bergabung didalamnya. Karena disitu kesempatan bersilaturahmi dengan teman teman. Bersepeda bersama itu bagi mas Jamal yang penting adalah silaturahminya, bukan kuat kuatan otot

Mengajari makna dibalik tantangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun