Mohon tunggu...
Daniel Suharta
Daniel Suharta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.daniest.com email : datasolusindo@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Akuntanu, Sang Petualang Sejati

25 Juni 2015   07:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama melakukan bike camp jadi banyak berpikir tentang Tuhan hidup dan kehidupan untuk kemudian banyak bersyukur (bukan sekedar karena rasa aman saja tapi juga kesehatan-usia-negeri yang indah, budaya yang beragam, karakter manusianya yang sebenarnya masih bagus, masih belum terlambat untuk memperbaiki keadaannya), serta melatih kemampuan beradaptasi, mengembalikan kepercayaan diri sebagai manusia (percaya kepada kekuatan kaki kita untuk melangkah, tangan untuk menggenggam, otak untuk berpikir, dan hati untuk bersyukur), jadi dekat dengan alam, tahu bahwa manusia seharusnya tidak mengeksploitasinya secara berlebihan melainkan memanfaatkan seperlunya saja, tahu bahwa alam itu indah jadi kenapa kita malah tertib menjaga yang buatan manusia sedangkan yang alam asli dirusak, tidak berbangga dengan merusaknya (demi selfie sampe ngerusak alam)

Biasanya mas Akuntanu bike camp berdua dengan pasangannya karena untuk berbagi tugas membuat video perjalanan, kadang bertiga, intinya tidak dalam jumlah besar karena terlalu banyak person membuat kurang menikmati dalam menangkap detail perjalanan, kalau jumlahnya sedikit lebih enak untuk kerja tim, mengajari etika dan disiplin bukan hanya soal gowes tapi juga masalah menjaga lingkungan sampai benar-benar menjadi kebiasaan dikseharian (termasuk tidak membuang sampah sembarangan, tertib lalu lintas sampai lampu merahnya angka nol, berhenti dibelakang zebracross, tidak gowes di trotoar, tidak blocking jalan, dll);  jadi, walau hanya gowes sendirian juga tetap terbiasa tertib (walau diklakson, biarkan saja)

Dan saat bike camp tidak mempersoalkan merk sepeda, karena saat camp yang dinimmati adalah petualangannya, bukan merk sepedanya ...

Setiap perjalanan gowes atau bike camp  selalu ada foto-cerita dan belakangan ini adalah video; selain untuk koleksi pribadi juga untuk membuat semacam counter tayangan tv yang kurang mendidik, memotivasi orang untuk bersepeda-traveling tanpa merusak, belajar menghargai sejarah; semua dokumentasi tersebut juga dipublish di blog-fb-fanpage karena beberapa teman dari luar negeri juga mengikuti cerita petualangan mas Akuntanu, sehingga terkadang memakai bahasa Inggris untuk tulisannya; sebagian juga diambil untuk web pemerintah bagian pariwisata untuk arsip, dan juga titipan dari warga disekitar lokasi yang di kunjungi supaya lokasi mereka terangkat dan membantu perekonomian/perbaikan fasilitas ditempatnya; yang terkadang kemudian  dikelola lebih bagus tapi ada juga yang jadi buruk karena mereka lupa diri dan hanya fokuspada uang saja,.

Melalui tulisannya mas Akuntanu juga mengajak orang bersepeda minimal untuk jarak dekat, untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor dan membuktikan bahwa untuk berpetualang tidak harus memakai ataupun mempunyai sepeda yang  mahal.

Tulisan tulisan mas Akuntanu bisa Anda temukan di goweswisata.blogspot.com dimana semua perjalanan wisata sepeda mas Akuntanu cukup menarik untuk kita nikmati, selain hal tersebut juga ada intermezo tentang bagaimana bersepeda yang pada akhirnya membawa mas Akuntanu bisa melihat kehidupan lebih baik lagi, ibarat berdoa seperti bersepeda, semakin sering diulang ulang maka akan membawa kita semakin dekat ke tujuan ...

Sebuah intermezo yang lucu tapi juga menarik bukan ? he he he

Saat berbicara tentang kesan bersepeda di Jogja dan persaingannya dengana kendaraaan bermesin, jawaban mas Akuntanu secara netral adalah; perkembangannya semakin banyak orang yang bersepeda (walau hanya weekend) namun kekurangannya terkadang tidak mempunyai jiwa/etika sebagai seorang pesepeda (memakai trotoar-mlanggar lalulintas-blocking jalan). Bersepeda bukan sekedar meningkatkan status (sepeda mahal), ikut trend (hanya bersepeda saat ada acara gowes ramai-ramai tapi di kesehariannya memakai motor lagi dan motor lagi), menciptakan kasta (pamer brand), bersepeda seharusnya bukan sekedar sehat fisik jasmani saja tapi juga menyehatkan jiwa-otak-rohani (melatih kesabaran, selalu tertib lalu lintas walau diklakson, kalau kita tertib kenapa harus risih); juga, seharusnya mampu meredam ego (memaksakan selfie dengan sepedanya walau mengorbankan kelestarian alam/pencemaran; ingat ada minyak rantai-grease sepeda jadi jangan celup-celup sepeda ke sumber air kecuali terpaksa harus menyeberanginya), bukan berteriak goweser sejati hanya karena mampu menanjak tanpa TTB/memecahkan rekor strava; pesepeda sejati adalah mereka yang mampu meredam egonya, berbagi inspirasi cerita perjalanannya bukan berbagi egonya; “.... itu beberapa yang saya dapat dari teman teman yang sudah menginspirasi saya ... “ katanya merendah ...

Mengenai persaingan dengan kendaraan bermotor katanya; jika Anda tertib maka mereka juga akan menghargai Anda, karena masih ada beberapa pemakai kendaraan bermotor  yang tertib juga dan bersedia berbagi. Kalau yang melanggar ya sama saja, pesepeda juag banyak yang melanggar, tergantung individunya. Kalau mau mengajak masyarakat beralih kesepeda maka buatlah mereka respect terhadap apa yg Anda lakukan, dan hal paling lucu adalah saat masyarakat awam mengatakan wah enak ya kerjanya hanya main sepeda melulu, hmmm...ok berarti sepeda dianggap bermain dan menyenangkan; nah kalau sudah tahu bersepeda itu menyenangkan knp anda tdk mencoba hehe ...

 

Perbincangan saya akhir dengan sebuah pertanyaan bahwa apa tanggapan mas Akuntanu tentang sering diadakannya funbike dengan hadiah kendaraan bermesin ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun