Hoda Muthana, tahun 2014 bergabung dengan ISIS di Suriah. Tetapi kalau membaca kalimat terakhirnya di "Fox News," ia mengubah opininya tentang AS. Apakah hal ini untuk mengambil simpati rakyat dan Presiden AS Donald Trump?
Sepertinya Hoda Muthana ingin melupakan kata-kata yang pernah diucapkannya ketika bergabung dengan ISIS di Suriah. Ia memberi semangat rakyat AS. "Orang Amerika bangun! Semua laki-laki dan perempuan. Cukup untuk tidur. Ada yang tidak sepaham. Bunuh dia," kata Hoda. Sekarang, ia malah berbalik 180 derajat. Ingin pulang ke tempat kelahirannya di AS. Ia ingin anaknya mengenal keluarganya di AS. Awalnya ia bersama anaknya ingin tinggal di Suriah, tetapi mengatakan tidak aman di negara itu.
Ayah Hoda Muthana, Ahmed Ali Muthana, telah membantu anaknya yang ingin pulang ke AS. Ia menuntut pemerintah AS untuk mengakui kewarganegaraan Hoda Muthana dan mengijinkannya kembali ke Amerika.
Tetapi, Pesiden Amerika Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Hoda Muthana tidak akan diijinkan kembali ke tanah air, tetapi mereka tidak dapat mencabut kewarganegaraannya secara sepihak.
Rabu, 20 Februari 2019, Menteri Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa Hoda Muthana (24) bukan warga negara AS.
"Dia tidak akan diterima di Amerika Serikat. Dia tidak memiliki dasar hukum, tidak ada paspor AS yang valid, tidak ada hak untuk paspor, atau visa untuk bepergian ke Amerika Serikat," kata Pompeo.
Pengacara untuk keluarga, Hassan Shibly, mengatakan kepada "Middle East Eye " bahwa klaim pemerintah AS palsu.
"Mereka berusaha mengatakan bahwa dia tidak pernah menjadi warga negara sejak awal," kata Shibly. "Mereka bermain game dengan bahasa yang tidak jelas, dan mereka akan menemui kita di pengadilan."
Shibly mengatakan kepada " BuzzFeed News," bahwa dia dilahirkan di negara bagian New Jersey, AS. Menurut Counter Extremism Project di George Washington University, orang tua Muthana berasal dari Yaman dan menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi.
Ayah Muthana mengundurkan diri dari jabatannya sebagai diplomat Yaman berbulan-bulan sebelum Muthana dilahirkan. "Mengapa AS berusaha mengatakan bahwa dia tidak pernah memiliki kewarganegaraan," kata Shibly.
Masih belum jelas apakah pemerintahan Donald Trump telah mencabut kewarganegaraan AS-nya. Pada hari Rabu, Trump menulis di Twitter sebuah instruksi kepada Pompeo untuk tidak mengizinkan dia (Muthana) kembali.