Mohon tunggu...
Dasilva ari
Dasilva ari Mohon Tunggu... Pengacara - Sebab kita sering lupa, maka menulis adalah kunci

Coguyon ergo sum

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ada Apa dengan Komedi Hari Ini

2 Januari 2020   22:35 Diperbarui: 2 Januari 2020   22:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Siapa yang tidak suka dengan komedi? Atau minimal, siapa yang tidak suka dibuat tertawa? pastinya ada, namun Saya dan kalian yang baca mungkin bagian dari orang yang suka dengan hal -- hal berbau komedi.

Selama hidup Saya tidak pernah melihat orang yang tidak menyukai komedi sedikitpun, selera penikmatnya juga beragam, ada yang menyukai komedi satire, dark jokes, komedi improve, stand up comedy , ada pula ada yang menyukai props comedy ala opera van java.

Jika ditanya, selera komediku yang mana, Saya memilih semua genre komedi, sebab Saya menyukai komedi dari sudut pandang set up dan punchline yang plot twist.

Saya sendiri menyukai komedi sebagaimana penikmat bola menyukai pertandingan bola, sebagaimana penyair menyukai hujan, tapi lebih dari Saya menyukaimu, he he.

Saya menyukai komedi, sebab yang Saya tau komedi adalah metode penyelarasan intelektual antar subject. Sebab, orang bisa tertawa karena dua hal, yang pertama karena mendengar guyonan satire sehingga yang muncul adalah reaksi "hahah, apaan sih hahaha", dan kemudian mendengar sesuatu yang masih tabu untuk di dengar, tetapi ada di pikiran pendengar, sehingga respon yang keluar adalah "haha, iya juga ya, haha".

Itulah yang saya maksud sebagai komedi sebagai penyelarasan intelektual. Artinya seseorang bisa tertawa karena memiliki frekuensi yang sama terkait dengan object yang digunakan sebagai materi candaan.

Banyak mungkin di sekitar kita yang merasa jokes yang dikeluarkan oleh diri sendiri atau orang lain tidak lucu, bukan karena selera humor kita atau mereka yang lemah, namun frekuensi pemahaman komedi antara subject satu dengan lainnya yang tidak se-frekuensi.

Selain itu, komedi adalah cara untuk mengurangi ketegangan, bahkan penyebab ketegangan itu sendiri. Sebagaimana hari ini, banyak orang -- orang yang menggunakan balutan komedi sebagai tameng untuk melakukan hal -- hal yang padahal tidak sepantasnya dilakukan, seperti menghina dan tindakan pembulian yang mengatas namakan roasting.

Yang bagiku menyedihkan dan sedikit mengurangi esensi dari komedi itu sendiri adalah tindakan yang dilakukan oleh Coki Pardede dengan golongan MLI nya, dengan me Roasting orang -- orang yang dia anggap memiliki pemikiran radikal, seperti FPI, HTI dan lain sebagainya, agar lebih jelas apa yang saya maksud silahkan menonton channel MLI dan akun twitter @pardedereza

Untuk awal saya melihat, mereka memang memiliki kualitas lucu yang tiada tandingannya, dalam vidio yang diunggah di awal -- awal akun MLI. namun semakin hari saya melihat, kualitas candaan yang dikeluarkan sangat tidak etis untuk di dengar. Terlebih ketika dia membela diri atas joke yang dikeluarkan dengan balutan pluralisme dan menganggap dirinya paling openmind dengan jokes yang dia keluarkan.

Jokes yang dikeluarkan coki memang tidak jauh -- jauh seputar agama dan hal -- hal berbau sex, mengatas namakan pemikiran yang terbuka, seolah -- olah bebas -- bebas saja coki mengeluarkan senjata ampuhnya untuk mengundang gelak tawa pendengar dan pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun