Mohon tunggu...
Dasep Bayu Ahyar
Dasep Bayu Ahyar Mohon Tunggu... Seorang Dosen, Peneliti, dan Penulis dalam bidang Kajian Pendidikan Islam, Tafsir, Pendidikan Bahasa dan kebahasaaraban

Seorang Dosen, Peneliti, dan Penulis dalam bidang Kajian Pendidikan Islam, Tafsir, Pendidikan Bahasa dan kebahasaaraban

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Al-Mubarrid dan Perannya dalam Ilmu Balaghah

4 Februari 2025   18:20 Diperbarui: 4 Februari 2025   18:19 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sastra Arab memiliki sejarah panjang dalam membangun peradaban Islam. Salah satu cabang penting dalam studi bahasa Arab adalah ilmu Balaghah, yang mencakup keindahan bahasa, ketepatan penyampaian makna, dan kesesuaian dengan konteks. Salah satu tokoh penting dalam perkembangan ilmu ini adalah Al-Mubarrid, seorang cendekiawan yang memberikan kontribusi besar dalam linguistik Arab.

Siapakah Al-Mubarrid?

Al-Mubarrid, atau nama lengkapnya Abu al-'Abbas Muhammad ibn Yazid al-Azdi al-Tsumali, lahir di Bashrah pada abad ke-9 Masehi. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam kajian bahasa Arab klasik. Keahliannya dalam bidang nahwu (tata bahasa Arab) dan balaghah menjadikannya salah satu pemikir yang paling dihormati di zamannya.

Karya Monumental Al-Mubarrid

Salah satu karya terbesarnya adalah Al-Kmil fi al-Lughah wa al-Adab, sebuah ensiklopedia linguistik yang tidak hanya membahas tata bahasa dan sastra, tetapi juga mengupas sejarah, budaya Islam, dan kebijakan sosial. Buku ini menjadi rujukan utama bagi banyak generasi setelahnya dalam memahami keindahan bahasa Arab.

Kontribusi dalam Ilmu Balaghah

Al-Mubarrid memiliki pemikiran yang mendalam dalam ilmu Balaghah, terutama dalam aspek berikut:

  1. Tasybih (Perumpamaan)Ia menyoroti berbagai jenis perumpamaan dalam bahasa Arab, baik dalam puisi maupun prosa. Menurutnya, tasybih adalah cara efektif untuk menyampaikan makna dengan lebih kuat dan menarik.

  2. Kinayah (Metafora Tersirat)Al-Mubarrid mengkaji bagaimana suatu ungkapan dapat memiliki makna ganda, yang salah satunya hanya bisa dipahami melalui konteks tertentu.

  3. Isti'arah (Metafora)Ia juga membahas bagaimana peminjaman kata dari makna aslinya ke makna lain dapat memperkaya ekspresi dalam bahasa Arab.

  4. Majaz (Kiasan)Dalam karya-karyanya, Al-Mubarrid menjelaskan bahwa penggunaan majaz bukan hanya memperindah bahasa, tetapi juga memperjelas pemahaman makna dalam komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun