Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Zohri Sang Bintang

5 September 2018   10:01 Diperbarui: 5 September 2018   10:17 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Perhelatan olah raga 4 tahunan bagi negara-negara di Asia baru saja usai. Banyak tinta emas yang ditorehkan untuk menggambarkan keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan Asian Games 2018 itu.

Selain sukses penyelenggaraan , Indonesia juga sukses prestasi dengan memperoleh lonjakan jumlah medali yang sangat berarti.

Di sisi lain berbagai sarana dan prasarana yang diperbaiki maupun diadakan untuk hajatan itu, menorehkan tinta emas sendiri, sebab dengan tahan 100 tahun, sarana prasarana khususnya olah raga, dapat digunakan untuk pengembangan olah raga tanah air.

Prestasi kali ini, seakan memenuhi harapan penulis yang terungkap pada komapsianaa menjelang Haornas tahun 2017 lalu, "Cabut darurat Prestasi di Haornas". 

Pendek kata, Indonesia banyak "Meraih Bintang" sebagaimana judul lagu dari Theme Song Asian Games 2018 yang dinyanyikan Via Valen, yang ternyata juga mampu menggoyang dunia, bahkan dicover dengan berbagai versi, berbagai bahasa besar dunia, Inggris, Arab, Mandarin, India, dll.

Salah satu bintang yang diraih Indonesia pada perhelatan Asian Games ini adalah sprinter muda Lalu Mohammad Zohri. Meski Zohri hanya menyumbangkan medali perak melalui nomor beregu lari estafet 4 X 100 meter putera, penulis nilai sebagai bintang dengan berbagai alasan:

Pertama, harus diakui, hingga dua bulan menjelang perhelatan akbar asian Games 2018, gaung Asian Games kurang menggema bahkan "nyaris tidak terdengar". Dunia olahraga seakan ditilep oleh gegap gempita World Cup, piala dunia yang diselenggarakan di Rusi.

Justru ketika Piala dunia sedang menapaki puncaknya, kemenangan Lalu Muhammad Zohri di ajang resmi IAAF U20 untuk lari 100 meter yang diselenggarakan di fnlandia, mampu mengalihkan sebagai konsentrasi kita dari ajang piala dunia ke prestasi dan kemenangan Zohri.

Kemenangan Zohri dengan berbagai romantikanya, tiba-tiba menyeret perhatian kita, dan bangsa Indonesia dibangkitkan kesadarannya akan prestasi olah raga anak bangsa.

Efek kemenangan Zohri (penulis sebut sebagai Zohri's Effect), benar-benar menggema hingga anak-anak bangsa peduli dengan apa yang akan dilakukan Zohri, turun di Asian Games.

Hal ini dibuktikan dengan antusiasnya masyarakat amengikuti perjalanan Zohri, latihan Zohri beserta team atletik lainnya, didatangi oleh masyarakat, direkam dan dipublikasikan. melalui berbagai media khusunya sosial media, media oline seperti youtube, Masyarakatkun menantikan tam;pilnya Zohri di ajang Asian Games 2018, dan gaung Asian Games pun menggema satu setengah bulan menjelang Asian Games.

Tentu saja Gema itu kemudian semagin bertalu dengan lagu ""Meraih Bintang" yang direlese, Moment Pemecahan Record Pocom Poco, termasuk penyelenggaraan U16 dimana Indonesia kemudian keluar sebagai juara. 

Kebintangan Lalu Muhammad Zohri tidak hanya terletak pada statusnya sebagai Sang Juara, tetapi juga perilaku dan sikapnya sebagai bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa yang dia tunjukan secara spontan karena telah menjadi karakter.

Bukan hanya b erdoa dan sujud syukur yang dilakukan Zohri dalam mengekspresikan dirinya sebagai atlit Indonesia yang berketuhanan Yang maha Esa, tetapi lebih dari itu, perilaku Zohri minum pasca berlomba yang disorot banyak pihak, mencerminkan bahwa Zohri adalah seorang Atlit yang bertakwa, menjalankan perintah agamanya, contoh rasulnya, minum dengan duduk.

Dengan antusiasisme masyarakat hadir menonton Zohri tuun berlomba, masyarakat mendapat pencerahan juga bagaimana seharusnya altit berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan yang maha Esa. Itulah alsan ke dua.

Sebagai alasan ke tiga adalah, kita mengetahui bahwa seusai Zohri berhasil menyumbangkan medali perak bagi kontingen Indinesia dari estafet 4 X 100 meter yang sudah di tunggu 52 tahu, Zohri tidak mengikuti penyerehan penghargaan (bonus) dari pemerintah ataupun Closing Ceremony, Zohri langsung terbang kembali ke lombok, bukan untuk mengekpresikan keberhasilannya, tetapi untuk menunjukan solidaritasnya, empatinya, kepada sudara-saudaranya yang ditimpa musibah di Lombok.

Bahkan, meski rumah Zohri sendiri telah dibangun anti Gempa, namun Zohri memilih tidur bersama para pengungsi, Subhanallah ! 

Tidak sebatas itu, dengan berseragam relawan PMI, Zohri seakan melupakan segala kecapaia, kelelahan, dan turun membantu masyarakat, untuk membangun Lombok dengan menjadi Relawan, Itulah alasan ke tiga yang menempatkan Zohri sebagai Bintang. Tepat apa yang dikatakan Presiden Jokowi bahwa "kamulah (Zohri)  Orang Besarnya ! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun