Tentu saja Gema itu kemudian semagin bertalu dengan lagu ""Meraih Bintang" yang direlese, Moment Pemecahan Record Pocom Poco, termasuk penyelenggaraan U16 dimana Indonesia kemudian keluar sebagai juara.Â
Kebintangan Lalu Muhammad Zohri tidak hanya terletak pada statusnya sebagai Sang Juara, tetapi juga perilaku dan sikapnya sebagai bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa yang dia tunjukan secara spontan karena telah menjadi karakter.
Bukan hanya b erdoa dan sujud syukur yang dilakukan Zohri dalam mengekspresikan dirinya sebagai atlit Indonesia yang berketuhanan Yang maha Esa, tetapi lebih dari itu, perilaku Zohri minum pasca berlomba yang disorot banyak pihak, mencerminkan bahwa Zohri adalah seorang Atlit yang bertakwa, menjalankan perintah agamanya, contoh rasulnya, minum dengan duduk.
Dengan antusiasisme masyarakat hadir menonton Zohri tuun berlomba, masyarakat mendapat pencerahan juga bagaimana seharusnya altit berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan yang maha Esa. Itulah alsan ke dua.
Sebagai alasan ke tiga adalah, kita mengetahui bahwa seusai Zohri berhasil menyumbangkan medali perak bagi kontingen Indinesia dari estafet 4 X 100 meter yang sudah di tunggu 52 tahu, Zohri tidak mengikuti penyerehan penghargaan (bonus) dari pemerintah ataupun Closing Ceremony, Zohri langsung terbang kembali ke lombok, bukan untuk mengekpresikan keberhasilannya, tetapi untuk menunjukan solidaritasnya, empatinya, kepada sudara-saudaranya yang ditimpa musibah di Lombok.
Bahkan, meski rumah Zohri sendiri telah dibangun anti Gempa, namun Zohri memilih tidur bersama para pengungsi, Subhanallah !Â
Tidak sebatas itu, dengan berseragam relawan PMI, Zohri seakan melupakan segala kecapaia, kelelahan, dan turun membantu masyarakat, untuk membangun Lombok dengan menjadi Relawan, Itulah alasan ke tiga yang menempatkan Zohri sebagai Bintang. Tepat apa yang dikatakan Presiden Jokowi bahwa "kamulah (Zohri) Â Orang Besarnya !Â