Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Bubar Tahun 2030, Kita Mau ?

23 Maret 2018   16:54 Diperbarui: 23 Maret 2018   16:58 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah mengamati wiraniaga menawarkan barang dagangannya ? Apapun ia lakukan dalam upaya bagaimana dagangannya laku. Analog seperti itulah yang menurut penulis dilakukan oleh Prabowo dengan pernyataan "Indonesia Bubar taun 2030". Intinya Prabowo mengungkapkan hal itu agar tawaran dia menjadi presiden "makin laku" Dari mana sumber pernyataan itu penulis menganggap kurang penting, yang penting ujung dari pernyataan itu, muara dari pernyataan itu adalah "jika kalian hal itu tidak terjadi" atau "untuk menghindari hal itu, maka "pilihlah saya".

Prabowo tahu bangsa Indonesia tidak ada yang mau hal itu terjadi, maka argumen argumen untuk menghindari hal itu yang akan diberikan oleh Prabowo akan menjadi hal yang menarik didengar, diperhatikan dan menjadi point de entre untuk memilihnya sehingga ambisinya menjadi presiden akan terpenuhi melalui pemilu serentak 2019 nanti. Barangkali itulah point yang penulis tangkap dari ungkapan Prabowo. Tidak ada hal istimewa hanya sekedar mencari perhatian.

Terkait upaya pihak asing menguasai Indonesia, dengan memanfaatkan oknum oknum penghianat bangsa, melalui tulisan berjudul "Cerdas Memaknai Pidato Inagurasi Trump (Kompasiana, 7 Januari 2017 penulis ungkapkan : Awal orde baru adalah prolog kisah perselingkuhan anak negeri tanah sorga yang bernama Indonesia dengan para aktor watak oknum oknum orde baru, yang menggelar kusah tragis pencaplokan "potensi minerba" dengan kontrak kontrak jangka panjang yang tidak wajar. Dengan alasan demi pembangunan yang butuh modal, kontrak kontrak kerja sama pengelolaan pun terasa diobral. Jika rakyat saat ini tidak kritis, modus yang sama dengan setting panggung yang berbeda, kisah perselingkuhan itu kembali akan mengalir sempurna dengan judul besara "tragedi bagi Bangsaku"

Jika awal orde baru seting kisahnya ada di atas hamparan minerba, maka kisah perselingkuhan yang sedang dirancang ada di atas kemolekan laut Indonesia. Maklum dengan potensi 60.000 T pertahun, kelautan Indonesia menjadi laksana gadis desa yang lugu, molek dan seksi yang menggoda semua pria untuk menjamahnya. Padahal jika dikelola sendiri, Seperlima potensinya saja, dalam satu tahun hutang yang mencapai 4000 T dapat dilunasi segera tanpa gali lubang tutup lubang seperti yang nampak selama ini" terkait dengan hal ini maka Visi kenaritiman Jokowi sangat tepat dan perlu pengawalan

Memang sebagaimana kita mahfumi bersama bahwa penjajahan modern tidak lagi melalui pendekatan fisik, namun melalui berbagai sektor kehidupan, yang kadang tidak terasa penderitaannya, namun memiliki daya hancur yang dahsyat, yang membuat suatu negara justru sangat terjajah dengan berbagai ketergantungana dan ketidakdaulatan dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, politik dll yang memerlukan pemikiran kritis dan tindakan berani dari bangsa Indonesia. Dalam kontek ini maka jihad ala ribuan Santri masa kini dari Ciamis ini sungguh merupakan aset nasionalisme yang perlu terus dibina untuk generasi muda demi NKRI Jaya.

Dari sejarah kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap pragmen zaman, di Nusantara selalu ada putra putra bangsa yang siap siaga tampil sebagai patriot, berdiri sebagai pandu ibu Pertiwi gagah berani mengahadapi setiap Anasir asing sementara itu pada Babakan yang sama ada pecundang, Brutus, penghianat bangsa yang siap pula menjilati tangan kotor penjajah dan menjadi cecunguk asing untuk meraup kepentingan pribadi, mereka menari diatas penderitaan bangsa sendiri.

Seioring dengan berjalannya waktu, interaksi antara berbagai kekuatan (ekonoi, ideologi,paham) dengan tujuan untuk merebut pengikut, merebut pasar, ataupun kekuasaann lainnya nampaknya telah lahir bastar-bastar hasil perselingkuhan berbagai kekuatan itu dengan kerakusan sangat dahsyat. Dengan jargon jargon yang sangat mempesona para bastar itu mampu memperdaya dan menyilaukan mata awam. Namun demikian bagi mereka yang punya hati, apa yang dikumandangkan, apa uang gembar gemborkan para bastar itu, tidak lebih dari "maling teriak maling", kapitalis teriak kapitalis, neolib teriak neolib, komunis teriak komunis. Tentu saja dengan tujuan utama menyaru dan terjadi penggebugan terhadap mereka yang berhikmad dengan teguh memegang nilai-nilai bangsa yang berketuhanan yang Maha esa.

Sudah barang tentu, sebagai bangsa yang yakin terhadap nilai Ketuhanan yang Maha esa, yang telah digembleng melalui sejarah panjang dengan berbagai tantangan dan rongrogan, Apaagi ditambah dengan keyakinan bahwa negeri ini, NKRI adalah amanh wathoniah yang dimerdekakan di "atas rah,at berkah Allah yang maha kuasa", Bangsa Indonesia tidak akan pernah putus asa dan yakin penuh bahwa setiap kekuatan yang ingin menghancurkan negeri taman surga ini, akan berhadapan langsung dengan yang pemberi kemerdekaan itu sendiri, melalui tangan-tangan suci putara putra pertiwi yang berpefang teguh pada nilai-nilai ketuhanan yang maha esa, nilai-nilai pancasila.

Oleh karena itu terkait dengan pernyataan "Indonesia Bubar pada Tahun 2030", penulis tidak ingin berpolemik berkepanjangan, hanya sekedar ingi bertanya balik, "Indonesia bubar, apakah kita mau ? apakah bangsa Indonesia ada yang mau dan percaya Indoneia bubar ?

"Man Jadda wa Jadaa" demikian bangsa yang berketuhanan itu yakin, Jika bangsa Indonesia percaya dan mau Indonesia bubar pada tahun 2030, maka bisa saja pernyataan itu menjadi kenyataan. Namun jika bangsa Indonesia yakin bahwa Indonesia jaya selamanya, maka hal itu akan menyugesti kita yang akan mempengaruhi perilaku kita sehingga Indonesia jaya terwujud. 

Sebagai bangsa religius, kita percaya bahwa ucapan adalah doa. Jadi akan lebih bermakna bagi kita semua untuk menggemakan, menggelorakan Indonesia, dengan disertai langkah nyata bagaimana mewujudkannya. Indonesia jaya memanggil ita semua untuk menjadi dan berperilaku sebagai patriot sejati. Indonesia Jaya yang menjadi mind sett bangsa Indonesia akan menjadi energi luar biasa dalam upaya mewujudkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun