Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menunggu Partai yang Mendengar Dentum Spirit Zaman

18 Maret 2018   02:36 Diperbarui: 18 Maret 2018   06:27 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Memasuki tahun politik 2018 yang diwarnai adanya  Pilkada serentak  serentak dan pada  tahun 2019 nanti akan terjadi pesta demokrasi untuk suksesi kepemimpinan nasional, bangsa Indonesia terutama kaum musliminnya mendapat pencerahan luar biasa dengan adanya cahaya Almaidah 51 yang kemudian menjelma menjadi spirit 212 (baca "Membumikan suara Langit 212, kompasiana, 6 Desember 2016)

Spirit yang diwarnai oleh kesadaran bahwa sebagai bangsa yang berpancasila sudah selayaknya dipimpin oleh pribadi-pribadi yang bertakwa, yang taat pada nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa, yang memandang kepemimpinan sebagai amanah untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umat, dan juga mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang berbineka tunggal ika. Spirit demikian seharusnya ditangkap oelh parta-partai yang akan berkontesttansi pada Pilkada maupun Pemilu serentak tahun 2019 nanti. 

Kepedulian akan suara zaman itu diwujudkan dengan diusungnya figur-fgur yang memenuhi syarat sebagai pemimpin bertakwa, dalam artian yang terbaik dalam berbagai aspeknya dari anak bangsa yang ada, karena sesungguhnya taqwa sendiri pada hakekatnya adalam pribadi terbaik, pribadi paling mulia (baca : "Peduli Kepemimpinan Muttaqien, kimpasiana 10 Juli 2017)  Dalam konteks ini kemudian diharapkan adanya poros yang berpegang pada sirit zaman, spirit 212 atau dalam istilah penulis muncl poros 212. Pertanyaannya bagaimana membentuk poros 212 dengan mengusung anak bangsa terbaik padahal masing-masing partai memiliki kecenderungan mengusung kader-kadernya ? 

Harapan ada parta dengan persentase kursi di DPR RI besar adalah menjadi harapan yang wajar. SEbagai misal adalah Partai demokrat engan mengusung kadernya yang sudah masuk dalam radar umat, Tuan Guru Bajang.  Jika PD mengusung TGB sebagai Capres dan berkualisi dengan PAN dan PKB maka dapat terbentuk poros ke tiga dengan figur capres hafidz dan Cawapres dari partai berbasis konstituen Islam. Tentu saja syaratnya adalah PD rela untuk menunda baiknya sang putra mahkota Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai RI 1 atau RI 2.

Dalam kualisi ini cawapres bisa berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) karena seperti sudah diketahui oleh umum bahwa Muhaimin Iskandar memang mengincar posisi calon wakil presiden. AHY sendiri dapat diplot sebagai salah seorang Mentri atau menko yang banyak berhubungan dengan rakyat untuk mematangkan pengalaman politiknya sekaligus lebih mendekatkan dengan masyarakat untuk bekal sebagai pendukung pada pilpres 2024 nanti.

Proses pematangan politik AHY sangat penting jika AHY benar benar diharapkan menjadi pengganti tampuk kepemimpinan Partai Demokrat jika SBY ingin Madeg Pandito Ratu Bagaimanapun jam terbang AHY di belantara politik nasional yang tidak sama dengan dunia militer yang sangat instruksional dan otomatis dijalankan bawahannya perlu ditambah setelah debut pilkada DKI kemarin.

Pemberian waktu untuk adaptasi lebih panjang ini tentu saja akan memberikan keuntungan tersendiri bagi AHY sekaligus untuk menghilangkan kesan yang kurang sedap bahwa AHY naik sebagai pemimpin hanya karena menyandang nama Yudhoyono, sebagai pendiri PD sendiri. Dengan proses penatangan alami ini sudah barang tentu akan hilang sendirinya predikat pemimpin karbitan yang dapat menyerang AHY.

Langkah Partai Demokrat mengusung TGB sekaligus juga dapat memenuhi harapan kaum muslimin dengan spirit 212 nya. Apalagi Sebagaimana kita ketahui TGB banyak mendapat dukungan bukan hanya internal PD tetapi justru oleh organisasi organisasi Islam seperti alumni Al Azhar Mesir dll. Hal ini wajar karena TGB sudah memiliki pengalaman menjadi Gubetnur selama dua periode, juga dikenal sebagai ulama yang khafidz. Bahkan awal debutnya menjadi Gubernur pun diusung oleh partai berbasis Islam PBB dan PKS.

Kualisi PD dan PKB dengan mengusung TGB - Muhaimin Iskandar memang baru mengumpulkan sekitar 19,2 % dari 20 % yang disyaratkan, namun dengan tujuan utama memenuhi harapan poros Islam maka garapan untuk mencari satu partai untuk memenuhi persyaratan 20 % diperkirakan tidak kesulitan, Sebas Paslon TGB - Muhaimin sangat menjanjikan. Untuk mendapat dukungan umat dan ulama.

Walaupun TGB memiliki hubungan sejarah dengan PKS, dan masuk radar pencalonan PKS, namun kemungkinan akan sulit memisahkan PKS dengan Gerindra walaupun dalam politik berlaku jargon tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi mengingat Gerindra akan kesulitan untuk mengusung Prabowo jadi Capres jika salah satu diantara PAN atau PKS pisah kualisi dengan Gerindra. 

Jika Gerindra hanya dengan PAN maka hanya terpenuhi sekitar 19,4 % , sedang jika hanya dengan PKS hanya sekitar 18,5 % dari 20% yang disyaratkan. Dengan kondisi seperti itu penulis yakin Gerindra akan berusaha agar PKS dan PAN tidak meninggalkannya. Dan nampaknya PAN dan PKS dalam penilaian penulis ada di bawah ketiak Gerindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun