Setiap hari kita melakukan rutinitas tanpa pernah bosan melakukannya, contohnya adalah makan. Kita makan hanya karena satu atau dua alasan yaitu lapar atau ingin melangsungkan hidup.Â
Jika dalam hidup tidak ada istilah lapar, kita tidak akan mungkin memiliki istilah "makan". Segala sesuatu memiliki alasan dan penyebabnya.Â
Pembahasan lebih mendalamnya adalah alam semesta terdiri dari yin dan yan, layaknya pria dan wanita, sendok dan garpu, siang dan malam, kerja dan istirahat, kaya dan miskin, positif dan negatif, dan masih banyak contoh lainnya. Semua hal memiliki pasangan. Mari kita ambil satu contoh untuk dibahas yaitu positif dan negatif.
Kita mampu membedakan tindakan tertentu adalah tindakan yang positif atau negatif dikarenakan ada yang bisa dibandingkan. Kita katakan tindakan menolong orang yang membutuhkan adalah tindakan positif karena terdapat lawannya yaitu tidak menolong sebagai tindakan negatif.Â
Coba dilihat dari sudut pandang sebaliknya, kita katakan tidak menolong orang yang membutuhkan adalah tindakan negatif karena adanya pembanding yaitu menolong sebagai tindakan positif. Sama saja bukan ketika dibalik sudut pandangnya?
Dengan hadirnya dua hal yang bisa dibandingkan, maka kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Selama mengemban pendidikan, kita hanya diberikan teori sehingga kita mendapatkan pengetahuan. Kita sebagai manusia seharusnya perlu meluangkan waktu untuk meneliti dan mengilhami sendiri mengapa hadir suatu masalah, mengapa hadir suatu penilaian, dan mengapa hadir suatu keegoan. Kita tidak boleh menyalahkan keadaan, justru keadaan ini yang memberi kita peluang untuk belajar. Keadaan menghadirkan wawasan serta kebijaksanaan.
Pada beberapa seminar motivasi, kita diberikan contoh satu kertas putih yang ditetesin satu tetesan tinta. Orang lebih mudah melihat jejak hitam hasil tetesan tinta tersebut dibandingkan melihat bagian putih dari kertas. Ini karena hal negatif lebih mudah dilihat dibandingkan hal positif.Â
Kita tidak mungkin mampu menghapus pandangan orang. Kita hanya bisa berusaha menjaga selalu berada di wilayah putih lebih intens dibandingkan di wilayah hitam. Artinya, kita hanya bisa berusaha melakukan yang baik dan berguna untuk orang lain, daripada melakukan hal yang jelek sehingga terbenam dalam mindset orang bahwasanya kita ini adalah orang yang dalam notabene sebagai seorang yang negatif.Â
Ketika lantai ditebar paku dalam jumlah banyak, bukan tindakan yang bijak jika kita menyapu paku-paku tersebut. Solusi yang bijak adalah kita sediakan alas / karpet / benda lain untuk tutupi paku-paku yang bertebaran sehingga walaupun kita tidak menyapu paku-paku tersebut, kita tetap dapat melewati jalannya secara cepat dan smart.Â
Kita sebagai manusia harus sering melihat dan belajar dari proses, jangan hanya melakukan protes. Kita tidak boleh menyalahkan keadaan, seharusnya bersyukur dengan hadirnya hal negatif, maka kita diberi kesempatan untuk mengerti apa itu positif dan apa yang seharusnya dilakukan secara baik dan benar.
Salam Positif.