Mohon tunggu...
darwinarya
darwinarya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer Specialized Hotels and Resorts

Travel Enthusiast. Hospitality Photography Junkie

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nostalgia Bakmi Nyemek Denpasar

23 Juni 2016   08:46 Diperbarui: 19 Oktober 2016   15:13 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ini yang punya warung pasti orang Yogyakarta nih," ujar batin saya mantap selagi lihat daftar menu, Rabu (22/6) malam.

Soalnya dari sekian banyak menu yang ditawarkan, terdapat kata 'godog'. Setau saya, yang pakai kata khas itu hanya warga kota Gudeg.

Dugaan saya nyaris benar, meleset sedikit. Sewaktu saya tanyakan langsung ke sang pemilik, ternyata asli orang Solo. Pak Daniel Brata Priyono namanya.

Bakmi Nyemek Pak Broto
Bakmi Nyemek Pak Broto
Bakmi Nyemek Pak Daniel Brata terletak di jalan Cokroaminoto, Denpasar. Posisinya tak jauh atau diseberang dealer mobil Isuzu. Buka tiap Senin - Sabtu. Mulai dari pk 11.00 - 22.00 Wita.

Saya lihat proses memasaknya tidak menggunakan gas elpiji, melainkan bara arang yang ditiup memakai blower. Benda berwarna hijau tersebut tidak mengeluarkan bunyi bising. Anehnya, tak ada asap yang mengepul.

"Kalau pake gas, rasanya jadi lain, Mas," jawab Pak Daniel Brata singkat. Sibuk meracik pesanan para pembeli.

Ini kedua kalinya saya datang ke sini. Sebelumnya saya sempat cicipi bakmi nyemek-nya. Namun, pada kesempatan kali ini saya ingin coba bakmi godog. Sedangkan minumnya tetap sama, yakni es item atau es cincau.

Ruang makannya sederhana namun nyaman. Bisa menampung sekitar 50 orang. Proses memasak tidak membutuhkan waktu lama. Kurang lebih sekitar 15 menit.

Paling nikmat menyantap hidangan macam ini adalah dimakan selagi panas. Kalau berkurang suhunya kurang sedap. Sewaktu dihidangkan, aromanya menggugah selera makan.

Mienya berbentuk gepeng (pipih), berwarna kuning dan bertekstur kenyal. Seporsi bakmi godog terdapat irisan daging ayam yang cukup tebal. Jumlahnya cukup banyak. Dilengkapi pula dengan sayuran sawi hijau (tanpa Batang), seledri, potongan tomat, irisan cabai (tingkat pedas tergantung permintaan) dan telur yang dikocok lebih dulu sebelum dimasak.

Rasa pedas didapat tidak hanya berasal dari potongan cabai, tetapi juga taburan bubuk merica. Hal itu dapat dirasakan dari sensasi tenggorokan yang terasa hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun