Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tindakan Tak Berfaedah Generasi "Zaman Now"

13 November 2017   13:05 Diperbarui: 13 November 2017   13:29 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via mediaindonesia.com


Perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan peradaban biasanya selalu  menghadirkan perubahan-perubahan,  dan juga kemudahan dalam kerja-kerja manusia. Hal ini dikarenakan teknologi dan inovasi itu sendiri memang mulanya diciptakan sebagai respon kebutuhan hidup dan kerja manusia, agar dapat lebih  mudah, cepat, mangkus, dan sangkil.

Walapun, dalam kehidupan yang rill ternyata hal itu tidak selalu terjadi. Karena faktanya, banyak manusia zaman now yang justru dengan teknologi baru itu, pola kerja, pola laku, dan pola sikap mereka banyak yang masih stagnan, bahkan bisa dikatakan mengalami kemunduran. Berikut ini contoh-contoh dari kerja-kerja manusia zaman now yang ternyata malah semakin tidak mangkus dan sangkil walaupun sudah ditemukan teknologi-teknologi baru.

1.Mencetak Lalu Memotret Undangan

Dulu undangan formal, pernikahan, atau apa pun itu, harus dikirim ke alamat calon penerima melalui jasa pengiriman/orang suruhan. Namun berkat kemajuan teknologi, kini undangan bisa dikirimkan dengan cepat via aplikasi WhatsApp.

Nah, di sinilah lucunya. Meskipun sudah hidup di era modern, masih banyak di antara manusia zaman now yang masih mengerjakan sesuatu yang sia-sia dan menyia-nyiakan teknologi yang sudah ada.

Ini bisa dilihat dari cara mereka mengirimkan undangan: undangan dicetak, lalu ditanda tangani, dan diberi stempel, dan dibubuhi nama penerima. Kemudian undangan itu dipotret, lalu hasil potretan dikirimkan via aplikasi WhatsApp ke kontak penerima.  

Saya terkadang membayangkan, kalau  pencipta teknologi scan, pdf, dan email menyaksikan fenomena ini, barangkali mereka akan menangis tersedu-sedu karena temuannya tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh manusia zaman now.  

2. Mambuat Bak Mandi

Orang zaman dulu untuk mandi tinggal menceburkan diri ke sungai-yang airnya tak pernah berhenti mengalir itu. Maka tak mengherankan pula jika kemudian kebanyakan di antara mereka membuat rumah di lokasi yang berdekatan dengan sumber mata air.

Lalu lama-kelamaan, untuk lebih memudahkan kerja mereka, dibikinlah sumur di dekat rumah. Pertama-tama mereka menggunakan tali, lalu berkat kemajuan teknologi mereka menggunakan katrol. Sampai di sini, kerja mereka masih sangat mangkus dan sangkil.

Inovasi tidak hanya berhenti sampai di situ. Untuk lebih memudahkan dan mempercepat pekerjaan, mereka kemudian membuat tampungan air dan membolongi tampungan air itu pada bagian bawahnya. Dengan demikian, ketika mandi mereka bisa mengguyur tubuhnya dengan air hanya dengan memanfaatkan gaya tarik bumi (gravitasi). Ini merupakan temuan paling cerdas manusia dalam dunia permandian.

Sampai kemudian datanglah era baru. Di era ini manusia menggali sumur begitu dalam, lalu menyedotnya dengan mesin pompa untuk kemudian ditampung di tabung besar yang diletakkan di atas menara. Lalu mereka memasang pipa untuk dialirkan ke dapur dan kamar mandi.

Di kamar mandi, mereka kemudian membuat bak mandi, ada yang dari keramik, semen, dan ada pula yang hanya dari ember yang posisinya sejajar dengan lantai. Sehingga untuk mandi, mereka harus menciduk dengan gayung yang tentu saja membutuhkan sedikit tenaga.

Setiap seminggu sekali, karena di bak mandi itu air menggenang (tidak mengalir), mereka pun harus membersihkan bak mandi.

Hal itu tentu saja sangat tidak mangkus dan sangkil. Buktinya orang-orang yang lebih modern dan kaya, yang telah melewati proses itu, kemudian justru kembali memakai teknologi lama. Hanya saja dengan sedikit perubahan. Mereka menggunakan shower  dan kembali menggunakan gaya tarik bumi.

3. Menanam Paving Blok di Halaman Rumah

Manusia zaman dulu, untuk menghindari halamannya dari genangan air dan erosi, mereka menanaminya dengan rumput. Dengan demikian, air pun bisa meresap ke tanah. Halaman rumah tidak kebanjiran, tanah tidak terkikis, dan tentu saja hawanya tidak panas.

Namun kemudian, ''orang-orang modern tanggung'' mengubah semua itu. Halaman rumah mereka tanami dengan paving blok. Air tidak mengalir dengan baik. Lalu sebagai solusinya, mereka menggali saluran-saluran air di bawah paving blok tadi agar air bisa mengalir. Tapi saluran air itu biasanya hanya berperan sebagai pembuang air, karena pada bagian di bawahnya juga disemen, sehingga air tidak bisa meresap ke tanah.

Ketidaksangkilan itu kini mulai direspon oleh manusia-manusia modern yang memang cerdas. Tengoklah misalnya halaman-halaman hotel atau kampus di sekitar Anda. Mereka kembali menanaminya dengan rumput, karena selain dapat menyerap air, menjaga tanah, hal itu akan terlihat lebih indah dan tidak membikin gerah.

4. Merekam Pertunjukan

Satu-satunya tujuan dari digelarnya sebuah pertunjukan, baik itu teater, musik, tari, ataupun sirkus, ialah agar dapat dinikmati oleh penontonnya secara langsung. Ada nuansa yang sangat berbeda apabila seseorang dapat menyaksikan suatu pertunjukan secara langsung. Puas. Marem. Maka kemudian, untuk bisa menonton secara langsung, banyak yang kemudian sampai rela mengeluarkan sejumlah uang.

Namun perilaku orang-orang zaman now ketika menonton pertunjukan lucu sekali. Mereka datang dengan niat menonton secara langsung, tetapi begitu sampai di lokasi niat itu tidak terealisasi. Karena di sana mereka lebih sibuk merekam penampilan para artis, dan entah hasil rekaman itu ditontonnya kembali atau tidak.

Itulah beberapa contoh inovasi manusia modern yang ternyata kurang bisa dimanfaatkan dengan baik atau justru membuat kerja mereka kurang efektif. Anda mungkin punya contoh lain, mari berbagi di sini.

Yogya, 13 November 2017

Darul Azis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun