Apa Jadinya Hidup Kita Tanpa Rupiah?
Pernahkah kita membayangkan sehari saja tanpa rupiah di tangan kita? Tak ada uang untuk membeli beras, membayar ongkos, bahkan bertransaksi digital. Kehidupan pastinya akan kacau. Di balik keteraturan itu, ada Bank Indonesia sebagai penjaga stabilitas rupiah yang tak pernah berhenti bekerja untuk kita semua.
Rupiah adalah simbol kedaulatan bangsa, alat yang menyatukan jutaan transaksi dari Sabang sampai Merauke. Bank Indonesia lewat kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah mengingatkan kita bahwa merawat rupiah sama saja dengan merawat Indonesia.
- Cinta Rupiah: kenali ciri keaslian dan jaga dari pemalsuan.
- Bangga Rupiah: rupiah adalah alat pembayaran sah sekaligus simbol negara.
- Paham Rupiah: pahami perannya dalam ekonomi sehari-hari, dari belanja hingga menabung.
"Sekarang bayar gorengan bisa pakai QRIS, Nak," ucap seorang pedagang kecil di sudut kampung. Kalimat sederhana itu menggambarkan perubahan besar.
Dulu dompet digital terpecah seperti OVO, GoPay, ShopeePay masing masing punya kode berbeda. Kini semua dipersatukan lewat QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)
Dengan QRIS, pedagang kecil tidak perlu repot, cukup satu kode bisa menerima semua pembayaran digital. Bagi masyarakat, transaksi lebih mudah , lebih cepat, dan pastinya man. Inilah bukti nyata peran Bank Indonesia menghadirkan inklusi keuangan hingga ke pelosok negeri.
Bank Indonesia hadir untuk memastikan stabilitas itu agar tetap terjaga. Dari menetapkan suku bunga acuan, mengendalikan jumlah uang beredar, hingga menjaga cadangan devisa, semuanya bermuara pada hal yang sederhana: agar rakyat bisa hidup dengan tenang.
Krisis moneter 1997 menjadi pelajaran pahit. Sejak itu, Bank Indonesia memperkuat perannya agar Indonesia tak lagi terombang-ambing oleh gejolak global.
Bank Indonesia sebagai regulator moneter. Ia juga sebagai pendidik masyarakat lewat literasi keuangan, pendukung UMKM, hingga penggerak generasi muda melalui GenBI (Generasi Baru Indonesia).