Mohon tunggu...
Sallahudin Rifqi
Sallahudin Rifqi Mohon Tunggu... Islamic Economics Student at UNIDA Gontor | Konsultan AHE Pusat | Secretary of Syariah Investment Gallery | Bank Indonesia Scholarship Awardee 2025 | Member of Generasi Baru Indonesia (GenBI) 2025 | Interests in Public Economics, Business Economics, and Marketing, focusing on policy impact, business strategy, and consumer behavior.

Bismillah. Ya Allah, mudahkanlah urusanku, lancarkan rezekiku, bimbing ke jalan-Mu yang lurus, penuh berkah dan ridha-Mu. Aamiin. . . https://www.researchgate.net/profile/M-Sallahudin-Rifqi-Kurnia-Aziz

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apa Jadinya Hidup Kita Tanpa Rupiah?

20 September 2025   12:58 Diperbarui: 21 September 2025   20:46 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Jadinya Hidup Kita Tanpa Rupiah?

Pernahkah kita membayangkan sehari saja tanpa rupiah di tangan kita? Tak ada uang untuk membeli beras, membayar ongkos, bahkan bertransaksi digital. Kehidupan pastinya akan kacau. Di balik keteraturan itu, ada Bank Indonesia sebagai penjaga stabilitas rupiah yang tak pernah berhenti bekerja untuk kita semua.

Rupiah adalah simbol kedaulatan bangsa, alat yang menyatukan jutaan transaksi dari Sabang sampai Merauke. Bank Indonesia lewat kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah mengingatkan kita bahwa merawat rupiah sama saja dengan merawat Indonesia.

  • Cinta Rupiah: kenali ciri keaslian dan jaga dari pemalsuan.
  • Bangga Rupiah: rupiah adalah alat pembayaran sah sekaligus simbol negara.
  • Paham Rupiah: pahami perannya dalam ekonomi sehari-hari, dari belanja hingga menabung.

Foto Anak Bangsa Indonesia Cinta Rupiah (Sumber: Materi CBPR)
Foto Anak Bangsa Indonesia Cinta Rupiah (Sumber: Materi CBPR)
Di setiap lembar rupiah yang kita genggam, ada cerita perjuangan menjaga harga tetap stabil, inflasi yang terkendali, dan ekonomi yang terus bergerak maju.

"Sekarang bayar gorengan bisa pakai QRIS, Nak," ucap seorang pedagang kecil di sudut kampung. Kalimat sederhana itu menggambarkan perubahan besar.

Dulu dompet digital terpecah seperti OVO, GoPay, ShopeePay masing masing punya kode berbeda. Kini semua dipersatukan lewat QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)

Dengan QRIS, pedagang kecil tidak perlu repot, cukup satu kode bisa menerima semua pembayaran digital. Bagi masyarakat, transaksi lebih mudah , lebih cepat, dan pastinya man. Inilah bukti nyata peran Bank Indonesia menghadirkan inklusi keuangan hingga ke pelosok negeri.

Foto: Suasana Pasar (Sumber: Pinterest)
Foto: Suasana Pasar (Sumber: Pinterest)
Bagi sebagian orang, inflasi hanyalah angka di berita. Namun bagi seorang ibu rumah tangga, inflasi berarti harga beras yang naik atau turun. Bagi buruh harian, stabilitas rupiah menentukan apakah gajinya cukup untuk sebulan penuh.

Bank Indonesia hadir untuk memastikan stabilitas itu agar tetap terjaga. Dari menetapkan suku bunga acuan, mengendalikan jumlah uang beredar, hingga menjaga cadangan devisa, semuanya bermuara pada hal yang sederhana: agar rakyat bisa hidup dengan tenang.

Krisis moneter 1997 menjadi pelajaran pahit. Sejak itu, Bank Indonesia memperkuat perannya agar Indonesia tak lagi terombang-ambing oleh gejolak global.

Bank Indonesia sebagai regulator moneter. Ia juga sebagai pendidik masyarakat lewat literasi keuangan, pendukung UMKM, hingga penggerak generasi muda melalui GenBI (Generasi Baru Indonesia).

Ketika seorang mahasiswa belajar literasi keuangan, ketika pelaku usaha kecil mulai beralih ke pembayaran digital, ketika masyarakat semakin paham cara merawat rupiah, maka di situlah wajah manusiawi Bank Indonesia benar-benar terlihat.

Bank Indonesia mungkin jarang terlihat di depan mata, namun hasil kerjanya kita rasakan setiap hari. Dari uang yang kita genggam, kemudian transaksi QRIS yang kita gunakan sebagai kanal pembayaran, hingga harga kebutuhan yang tetap terjangkau, semuanya adalah buah dari perannya menjaga keseimbangan.

Tugas dalam merawat, dan menjaga rupiah adalah tugas kita, dan Bank Indonesia adalah penjaganya. Selama rupiah tetap kokoh, selama itu pula harapan Indonesia tetap menyala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun