Mohon tunggu...
Darren
Darren Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Lahan Pertanian di Rancaekek

11 Mei 2021   17:54 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:47 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain ikan yang tidak lagi bisa beradaptasi dengan sungai yang sudah tercemar, manusia pun akan sulit untuk beradaptasi dalam kondisi yang buruk Ini. Sungai cikijing mengeluarkan bau yang tidak sedap dan berwarna hitam metalik, sungai ini tidak lagi bisa dipakai untuk mandi ataupun minum karena dapat menimbulkan gatal-gatal. (Greenpeace, 2016). Dari survei yang di lakukan oleh greenpeace, 35,9% warga menderita penyakit gatal-gatal pada kulit dan 21.34% warga menderita batuk atau pilek dari pencemaran ini. Sungai Cikijing juga mudah meluap karena sampah yang menimbun dalam sungai tersebut dan curah hujan yang tinggi. 70,87% warga mengalami banjir di Rancaekek dan 55,34% mengatakan air banjir berwarna keruh. (Greenpeace, 2016). 

Total Kerugian pada sektor perekonomian yang disebabkan oleh pencemaran ini sebesar Rp 11,4 Triliun, kerugian ini mencakup sektor pertanian, sektor perikanan, sektor kesehatan, dan sektor lainnya. (Greenpeace, 2016). Desa Jelegong memiliki kerugian yang terbesar dari desa di Rancaekek lainnya, kerugiannya sebesar 82.394.796 juta per tahun. Kerugian ini memuat biaya pupuk, biaya irigasi serta biaya untuk mempertahankan sawah seperti misalnya biaya pembuatan tanggul untuk pencegahan banjir. (Greenpeace, 2016). 

dokpri
dokpri
Pencemaran sungai Cikijing sudah berlangsung dari tahun 1992 sampai sekarang tetapi permasalahannya masih belum selesai. Terdapat beberapa upaya untuk mengurangi kadar logam berat pada lahan pertanian di antaranya dengan bioremedasi. Bioremedasi dilakukan dengan menyebarkan mikroorganisme ke tanah yang sudah tercemar agar enzim-enzim yang diproduksi mikroorganisme tersebut dapat memodifikasi struktur polutan sehingga menjadi metabolit yang tidak beracun (Bambang, 2012). Penggunaan bioremedasi untuk mengurangi pencemaran sudah diterapkan pada lahan pertanian Rancaekek dengan menyebarkan kotoran hewan sapi dan kambing selama satu hari sebelum cocok tanam (Indra Nugraha, 2015). 

Solusi ini sangat sesuai dengan permasalahan yang ada karena tumbuhan bioremedasi seperti eceng gondok dapat di jangkau masyarakat setempat dengan mudah dan mengaplikasikannya juga tidak sulit hanya perlu untuk menanamnya di lahan yang sudah tercemar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2007, Eceng gondok dapat menyerap logam berat seperti kromium dan kadmium karena mempunyai Vakuola yang besar dalam struktur selnya (S Sukmaning, 2008). 

Selain itu eceng gondok dapat menghilangkan bau yang ada di sungai Cikijing. Jika penerapan bioremedasi pada lahan pertanian Rancaekek dilakukan secara konsisten, kandungan logam berat akan lama perlahan menurun dan lahan bisa dipakai lagi untuk pertanian. Hal yang harus tetap diperhatikan adalah pembuangan limbah pabrik yang harus direlokasikan terlebih dahulu, jika tidak pencemaran akan tetap ada.

dokpri
dokpri
Sumber:


Paragraf 1 (Introduksi)

(BPKN, 2020) https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/sektor-pertanian-indonesia-di-mata-dunia. Sektor pertanian indonesia di mata dunia

(Prof. Bustanul Arifin, 2020) https://www.liputan6.com/bisnis/read/4324057/sektor-pertanian-jadi-penyumbang-tertinggi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia. Sektor pertanian jadi penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi indonesia.

(“Sektor pertanian Indonesia di mata Dunia”, 2017) https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/sektor-pertanian-indonesia-di-mata-dunia. Sektor pertanian Indonesia di mata dunia.

(Indra Nugraha, 2017) https://www.mongabay.co.id/2015/04/14/sawah-tercemar-limbah-pabrik-beginilah-nasib-petani-rancaekek/. Sawah tercemar limbah parbik beginilah nasib petani Rancaekek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun