Yogyakarta – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) IPE 030 menginisiasi program pemeriksaan kesehatan lansia melalui skema home visit di Padukuhan Potro, Kelurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman, Yogyakarta. Program ini menyasar lima keluarga binaan dan menjadi langkah awal menuju pembentukan masyarakat sehat dari lingkup terkecil, yakni desa dan dusun.
Kegiatan ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah-rumah warga lanjut usia, bekerja sama dengan Puskesmas Pakem serta kader kesehatan setempat. Metode home visit dipilih karena dianggap lebih efektif dalam menjangkau lansia yang memiliki keterbatasan mobilitas maupun akses ke fasilitas kesehatan.
Kelompok KKN UMY 030 merancang program ini sebagai langkah inisiatif agar pemeriksaan kesehatan bisa lebih personal sekaligus memudahkan warga lansia yang kesulitan datang ke posyandu atau puskesmas.
Pemeriksaan Kesehatan Langsung ke Rumah
Dalam pelaksanaan home visit, para mahasiswa KKN bersama tenaga kesehatan melakukan pengecekan dasar, mulai dari pemeriksaan tekanan darah, gula darah, hingga kondisi kesehatan umum lansia. Selain itu, mahasiswa juga mencatat riwayat kesehatan dan pola konsumsi obat untuk memastikan keberlanjutan pendampingan.
Pendekatan ini memberikan ruang komunikasi yang lebih dekat antara tim kesehatan dengan lansia maupun keluarganya. Mahasiswa KKN tidak hanya bertugas mendampingi pemeriksaan, tetapi juga berperan sebagai penghubung antara masyarakat, kader, dan tenaga kesehatan puskesmas.
Lima keluarga binaan yang menjadi sasaran program dipilih berdasarkan data kebutuhan kesehatan lansia di Padukuhan Potro. Melalui pemetaan awal bersama perangkat dusun dan kader kesehatan, keluarga-keluarga tersebut dianggap memerlukan pemantauan kesehatan secara rutin.
Sinergi dengan Kader dan Puskesmas
Keberhasilan program ini tidak lepas dari kolaborasi dengan Puskesmas Pakem serta kader kesehatan lokal. Kader berperan penting dalam mendampingi mahasiswa, karena mereka telah lama menjadi garda terdepan dalam mengawasi kesehatan warga di tingkat dusun.
Sinergi ini memperkuat aspek keberlanjutan program. Meski KKN bersifat sementara, kader kesehatan bersama puskesmas dapat melanjutkan pendampingan sehingga hasil yang diperoleh tidak berhenti ketika mahasiswa kembali ke kampus.
“Kami ingin program ini tidak hanya berhenti di KKN. Dengan adanya kader dan puskesmas, keberlangsungan kegiatan bisa terus berjalan, sehingga lansia tetap terpantau kesehatannya,” jelas salah satu mahasiswa pelaksana.
Kegiatan Lanjutan untuk Lansia