Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Love

Trust Issue, Trauma karena Sebuah Hubungan Menyebabkan Krisis Kepercayaan

4 Juli 2021   14:27 Diperbarui: 4 Juli 2021   14:39 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan antara dua orang lawan jenis memang seing kali terlihat begitu menyenangkan dan membahagiakan. Namun, apakah selalu berjalan dan berakhir seperti itu? Tentu tidak, banyak kasus-kasus dalam dunia percintaan yang berakhir mengerikan, seperti patah hati, ghosting, gagal move on, perselingkuhan, dan masih banyak lagi.

Berbahagialah bagi orang-orang yang menjalani hubungan yang sehat dan berjalan lancar, karena tidak setiap orang seberuntung itu. Sering kali dalam sebuah hubungan terjadi sebuah pengkhianatan dan dipenuhi dengan kebohongan. Tidak saling terbuka satu sama lain serta menyembunyikan segala sesuatunya.

Hal-hal tersebut bisa menimbulkan masalah psikologis bagi pasangan. Tentunya ini tidak terjadi secara langsung, tapi secara berkala seiring pengkhianatan itu sering dilakukan. Yap, pada akhirnya salah satu pasangan akan mengalami krisis kepercayaan jika mentalnya tidak kuat menghadapi persoalan tersebut.

Trust issue atau krisis kepercayaan ini adalah kondisi yang terjadi saat seseorang mengalami keadaan dimana ia sulit percaya atau bahkan kehilangan kepercayaan secara penuh terhadap orang lain. Kemunculan trust issue umumnya disebabkan oleh pengalaman pernah disakiti atau dikhianati, bisa karena teman, pasangan, maupun keluarga.

Dalam hal ini, krisis kepercayaan yang dialami akibat dari pengkhianatan pasangan dalam sebuah hubungan. Bisa karena sudah terlalu sering diselingkuhi ataupun karena selalu dibohongi oleh pasangan.

Kondisi trust issue ini bisa beragam bentuknya, dimulai dari tidak percaya dengan orang lain yang bisa berakhir menjadi tidak percaya pada diri sendiri. Selalu menyelahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi, menjadi tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, tidak ingin memiliki pasangan lagi, takut dengan lawan jenis, menjaga jarak dengan orang lain, menutup diri dari lingkungan, tidak percaya perkataan orang lain, bahkan bisa selalu berpikiran buruk terhadap orang lain.

Jika seseorang yang mengalami trust issue ini memiliki pasangan, yang selanjutnya akan terjadi adalah ia akan menjadi seseorang yang overprotective terhadap pasangan, menjadi seorang pencemburu, dan overthinking terhadap pasangan setiap waktu.

Berikut merupakan perilaku yang menyebabkan rusaknya kepercayaan dalam sebuah hubungan:

  • Tidak ada saat pasangan membutuhkan
  • Mendahulukan kebutuhan atau keinginan orang lain di atas pasangan
  • Menahan informasi atau menyimpan rahasia
  • Berbohong dan tidak jujur
  • Pengkhianatan dengan perselingkuhan
  • Mengingkari janji
  • Tidak menindaklanjuti ketika pasangan mengatakan akan melakukan sesuatu
  • Menjadi tidak dapat diandalkan atau selalu terlambat
  • Kritik dan penilaian yang berlebihan
  • Tidak mendengarkan (berpaling, menyela, mengubah topik pembicaraan, dll)
  • Tidak mempertimbangkan pasangan saat mengambil keputusan

Kemudian dari hal diatas berakhir menjadi kurangnya kepercayaan pada pasangan yang bisa ditandai dengan beberapa perilaku berikut:

  • Ketidakjujuran
  • Merasa tidak pasti atau tidak aman
  • Berprasangka buruk terhadap pasangan
  • Tidak ingin melepaskan pasangan dari pandangan dan pengawasan diri
  • Merasa seperti menyembunyikan sesuatu
  • Mempertanyakan tindakan mereka
  • Selalu memeriksa gadget pasangan
  • Selalu curiga dengan mengajukan sejuta pertanyaan atau menginterogasi
  • Kritik dan penilaian yang berlebihan
  • Harapan terhadap pasangan yang tidak realistis
  • Merasa perlu memegang kendali

Di sisi lain, kriris kepercayaan ini akan berpengaruh pada hubungan sosial seseorang. Ia akan kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri juga terhadap orang lain. Dengan menjaga jarak dengan orang lain, ia juga akan kehilangan kesempatan dalam lingkungan sosialnya. Ia akan cenderung bersikap posesif dan selalu overthingking. Selalu memikirkan terus menerus tentang kepercayaan dan ketidakpercayaan, selalu meyalahkan diri sendiri, memikirkan mendalam cara menghindarinya dan memikirkan menghadapi resikonya, padahal semuanya belum terjadi dan mungkin tidak terjadi.

Jadi bagaimana cara mengatasi krisis kepercayaan ini?

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan diantaranya:

  1. Memaafkan diri sendiri, setiap orang membuat kesalahan
  2. Berkomitmen untuk jujur pada diri sendiri
  3. Berusahalah untuk lebih mengenal diri sendiri
  4. Membangun kembali kepercayaan dengan menepati janji pada diri sendiri
  5. Pikirkan kembali awal terjadinya hilangnya kepercayaan
  6. Lepaskan emosi dan tekanan di sekitar peristiwa yang membuat krisis kepercayaan ini muncul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun