Mohon tunggu...
Dara Jabar
Dara Jabar Mohon Tunggu... Penulis - Babu China

Man jadda wajada ( Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil ) “fabi ayyi ala Rabbikuma tukadziban,” ( maka nik'mat Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan ?) Twitter @Laskar_Devisa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ikut Lega dengan Penutupan Terminal Khusus TKI di Soetta!

11 September 2014   23:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca kabar penutupan Terminal khusus TKI yang selama ini bagaikan setan yang selalu menghantui para BMI ketika pulang ke tanah air, dengan Do'a dan kesabaran Akhirnya terminal tersebut secara Sah di tutup, dan saya pribadi bener-bener lega mendengarnya walau sekrang sudah bukan BMI lagi tapi setidaknya saya pernah merasakan bagaimana rasanya di peras dan di bentak-bentak oleh oknum-oknum yang berada di sana,

Pengalaman pertama saya kembali ke indonesia adalah tahun 2004 waktu itu saya baru pulang dari Timur tengah, umur masih belia pengalaman juga masih belum ada alias masih manut apa yang di katakan oleh mereka-mereka ini, waktu itu lupa-lupa ingat saya membawa uang sana memang tidaklah banyak, saya dulu tak mengirimkan nya karena pada zaman itu saya belum punya rekening, begitu juga orang tua maupun saudara, biasanya kalau kirim uang biasa pake KTP saja dan langsung bisa di ambil di bank BNI karena ada kemudahan waktu itu tanpa rekening namun bisa di ambil langsung, gak jauh beda dengan Wester Union, hanya bentuk pengiriman nya yang berbeda..

Kembali ke kisah, sebelum ke terminal khusus atau terminal3 biasanya yang kita sebut terminal khusus TKI dimana kami harus melewati para cicak dan tikus got disana, kami di bawa oleh sebuah bis dari terminal 2 ke terminal 3 dan di setiap sudut bis kami melihat beberapa kertas yang nempel dan tertulis "Bis ini gratis dan jika ada pemerasan silahkan telpon No, pengaduan yang tertera" Namun sepertinya Tulisan tersebut hanya sebuah hiasan semata karena dimana kami hendak turun kami di paksa dengan kata-kata yang menyindir seikhlasnya saja atas pemberian nya itung-itung memberikan upah angkat koper dan bla-bla,

ingin tak saya hiraukan namun sepertinya mereka memaksa dan semakin memaksa jika ada yang tidak memberinya maka koper dan barang-banrang kami di lempar dengan keras oleh para petugas itu, jika di beri uang sedikit merekapun tetap marah dan berwajah tidak suka,

Selesai urusan dengan para petugas bis maka saya di tanya oleh petugas wanita yang sedang menanyakan ke setiap BMI yang baru datang apakah bawa uang atau tidak? berapa banyak yang di bawa dan harus di tuker di tempat, saya pernah berkata kalau saya tidak bawa uang karena saya sudah kirimkan namu mereka tidak percaya dan saya di periksa mulai dari tas tangan dan sampai ke saku celana, Waktu itu ya saya masih bloon akhirnya uang saya ketauan dan harus saya tukarkan dengan harga yang sangat murah, padahal kata orang tua saya waktu itu kalau di tukar di Rumah biasanya suka ada yang beli uang luar negri atau emas atau apa termasuk mahal, namun apa mau di kata nbamanya juga masih bloon ya sudah saya manut bin nunut daripada dapet masalah waktu itu..

Selesai kami beli tiket untuk pulang ke daerah masing-masing dengan harga yang sangat pantastis, tak jauh beda di mobil tersebut juga tertulis No telpon pengaduan dimana kalau kita di jalan dimintai uang oleh supir atau ptugas lainnya, tapi Faktanya sama saja, bahkan supir dan polisi yang mengawal sampai ke daerah Tujuan ada yang bilang Masa ke cianjur kota aja saya ngaterin ada yang ngasih sampai 1 juta masa kamu ngasih 100ribu, kaya nganterin kucing dalam karung saja, saya mencoba menghubungi No, telpon yang menghiasi mobil tersebut ternyata No tersebut tak bisa di hubungi alias palsu, sampai di rumah uang 100 ribu itu dia tak mau terima dia malah tetep duduk di rumah, mau tidak mau sama bapak di kasih 500 tetep juga gak mau, lalu bapak bilang kalau gak mau ya sudah mendingan gak usah..

Lalu mereka dengan wajah marah merekapun mengambilnya dan pergi, Lalu pulang yang kedua masih tetap sama pulang yang ke 3 lebih parah, setelah itu mencoba kembali pergi ke Hk Alhamdulillah punya kebebsana tersendiri ya itu bisa pulang mandiri, atau bisa di jemput oleh keluarga atau sanak saudara,

3x merasakan pemerasan dari pihak oknum-oknum BNP2TKI dan sejajarannya, rasanya saya empet marah dan merasa di kucilkan, bertahun-tahun bandara di kuasai oleh orang-orang Rakus mulai dari pihak imigrasinya, sampai ke tikus dan cicak-cicaknya, mereka merasa bahwa TKI/BMI itu hanya orang bodoh yang bisa mereka permainkan sesuka hati tanpa memikirkan bagaimana mereka kerja disana itu seperti apa?

Kerja di luar negri itu bukan enak, tapi capek ada yang berhasil ada juga yang tidak, ada yang majikannya baik ada juga yang tidak, tapi mereka tak pernah berpikir kesitu yang mereka pikirkan cuma uang-uang dan uang entah itu halal atau haram?

Namun setelah di tutuppun bagi Teman-teman harap hati-hati jangan mentang-mentang kalian sudah bisa pulang mandiri lalu kalian pulang gak sampai ke Rumah masing-masing, setelah beberapa kali terdengar banyak kejadian yang pulang tak sampai kerumah dengan kendala ada yang di jemput pacarnya, lalu terjadi sesuatu, ada juga kejahatan lainnya di luar seperti supir taxi atau apalah pasti kalian paham dengan modus-modus yang beredar saat ini..!

Pesannya kita kerja untuk mengadu nasib menjadi lebih baik, Berangkat kerja Sehat pulangpun dengan selamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun