Kisah gadis tomboi yang berliku dalam menemukan jodohnya. Ikuti kisah Juleha by Danu. Dilarang copas, ygy.
"Bagus! Begitu bengek baru ingat kami! Kamu kira rumah ini penampungan, ha?" teriak perempuan setengah baya. Dia bertolak pinggang di depan pintu.
"Mak ... malu didengar tetangga," jawab Juleha lirih.
"Kalau nggak diantar kamu nggak bakal emak ijinin masuk, Ha. Emangnya emakmu sudah bosan ngurusin dia?"
"Aku yang menginginkan pulang ke sini," sahut bapak setelah duduk di kursi tamu.
Juleha meninggalkan bapak di rumah Mak Linik, istri pertamanya. Gadis bertubuh mungil tersebut tidak ingin terlibat dalam percekcokan antara bapak dan madu emaknya. Tugasnya hanya sebatas mengantarkan bapak yang ingin tinggal bersama keluarga yang lain.
Menjadi anak dari istri kedua sang bapak memang penuh drama, tetapi Juleha santai saja karena statusnya bukan aib. Pemilik lesung pipit itu tetap tumbuh seperti gadis kebanyakan yang lahir dari keluarga monogami.Â
Sebenarnya, di mana pun bapak tinggal tidak menjadi masalah karena dia tetap bertanggung jawab terhadap nafkah untuk dua keluarganya. Namun, Juleha tidak enak hati jika hanya berpangku tangan hingga dia pun memutuskan untuk bekerja di pabrik tekstil.
Suara cempreng Dini menyadarkan lamunan Juleha. Dia memandang jam yang tertempel di dinding kamar kostnya.
"Astoge, Ha! Ngapain aja kamu dari tadi semedi di kamar?" tanya Dini dengan nada kesal.
"Ya ... maaf, Din. Tiba-tiba ingatanku salah tempat terus mager tanpa sengaja."