Mohon tunggu...
Danri Agus Saragih
Danri Agus Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Social Antropology

Setiap Individu adalah bagian komunitas Budaya. Hargailah setiap Budaya yang ada, maka kamu sudah menghargai Manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senjata Ampuh Membasmi Korupsi

23 Agustus 2019   06:31 Diperbarui: 23 Agustus 2019   07:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan kebudayannya. Indonesia juga merupakan negara dengan sumber alamnya yang begitu luar biasa, tapi Indonesia meskipun sumber dayanya berlimpah, belum bisa di sejajarkan dengan negara-negara maju di dunia ini. 

Tentunya kita akan bertanya-tanya, mengapa Indonesia dengan sumber alamnya yang berlimpah masih belum bisa menjadi negara maju, yang di mana negara maju kehidupan masyarakatnya sejahtera.

Untuk menjadikan suatu negara itu sukses dengan kehidupan masyarakatnya sejahtera, harus di sertai dengan sistem pemerintahan yang bersih, jujur dan jauh dari tindakan korupsi. Korupsi merupakan sebuah tindakan pengambilan hak orang lain atau juga memberi suap demi melancarkan suatu urusan individu atau kelompok yang akan memberikan keuntuntungan. 

Jika para pelaku korupsi ( KORUPTOR ) masih belum bisa di singkirkan dari suatu negara, sangat mustahil negara tersebut akan menjadi negara yang maju.

Sehingga perlunya sebuah strategi untuk menciptakan generasi bangsa yang ANTI KORUPSI, guna untuk mewujudkan sistem demokrasi yang bermartabat. Sehingga di butuhkan seorang penerus bangsa yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang jujur dan anti terhadap tindakan korupsi.

Sebuah konsep tentang tingkatan/fase manusia. Manusia terdiri dari fase Anak, Pemuda, dan Tua. Dalam hidup manusia, kematian salah satu hal yang pasti. Jika dalam diri Fase Tua mengalami Penyakit, Tentunya kita harus mencari obat untuk menyembuhkanya. 

Jika obat tersebut tidak mampu menyembuhkan penyakitnya, tentunya kita harus mencari obat penangkal bagi fase Anak dan Pemuda supaya tidak menular. Sambil menunggu fase Tua mengalami kematian dan kelak penyakit fase Tua tersebut apabila tidak menular, tentunya akan hilang dari kehidupan sebab penyakit tersebut ikut serta mati. 

Apabila obat penangkalanNya tidak kita temukan tentunya ketika fase tua mati akan muncul penerus penyakit mereka, sebab penyakitnya telah menular ke fase anak dan Pemuda

Mari Kita Mulai dari Dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang ampuh untuk membentuk karakter seoarang individu. Dan karena hanya lewat pendidikan seorang generasi penerus bangsa yang hebat akan lahir.sehingga perlunya sebuah formula untuk mendidik individu menjadi individu yang di harapkan. 

Individu yang di harapkan dalam tulisan ini adalah individu yang ANTI KORUPSI. Mari kita melihat sedikit kehidupan dunia pendidikan negara Jepang yang tingkat korupsinya menjadi salah satu terrendah di dunia. Negara Jepang juga memulai membentuk karakter penerus bangsa mereka adalah melalui pendidikan. 

Salah satu formula yang di ajarkan dalam dunia pendidikan Jepang yang bisa membentuk karakter Individu Jepang yang ANTIKORUPSI adalah melalui ajaran Budaya Ngantri. Budaya Ngantri diajarakan kepada anak usia dini melalui sekolah-sekolah di Jepang, yang di mana para murid diajarkan nilai-nilai dari Ngantri dan mengAntripun di prakterkan mereka setiap harinya di sekolah sesuai dengan cara ngantri yang baik. 

Salah satu nilai pelajaran yang di dapat dari budaya Antri adalah sikap sabar. Menunggu memang salah satu hal yang tidak enak, namun mereka sudah di biasakan untuk bersabar. 

Melalui antrian mereka juga diajarkan untuk tidak mengambil hak orang lain dan menerobos antrian sama saja mengambil hak mereka yang datang lebih cepat.

 Indonesia mempunyai budaya Gotong Royong yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Budaya gotong Royong adalah sebagai berikut : Kebersamaan, Persatuan, Kesatuan, Sukarela, Sosialisasi, Kekeluargaan, Tolong Menolong. 

Dari semua nilai yang terdapat pada Gotong Royong adalah nilai-nilai yang memberi manfaat yang sangat positif bagi individu dan semua nilai-nilai tersebut adalah obat ampuh untuk menciptakan individu antiKorupsi. 

Akan tetapi untuk menanam karakter tersebut di dalam diri individu tentunya bukan secepat menanam Jagung yang hanya membutuhkan waktu 2 hingga 4 bulan hingga panen. Tetapi untuk menanam karakter tersebut butuh waktu bertahun-tahun . Sehingga memulai dari usia dini adalah sesuatu langkah awal yang bisa kita ambil.

. Pendidikan sebagai wadah untuk menciptkan generasi yang berkualitas seharusnya menerapkan konsep budaya Gotong Royong di lingkungan pendidikan. 

Seperti Jepang yang setiap harinya harus melakukan budaya ngantri sebelum masuk keruangan ataupun pada kegiatan yang lain, dan lembaga pendidikan kita juga bisa menerapkan budaya Gotong royong setiap harinya di lingkungan sekolah.

 Salah satu contoh membersihkan rungan sebelum masuk memulai pelajaran setiap paginya dan setelah selesai pelajaran dan membersihkan sampah-sampah yang berceceran di halaman sekolah. 

Begitu banyaknya sekolah sekarang yang memanjakan muridnya dengan tidak membebani mereka untuk masalah lingkungan sekolah dengan alasan, tugas para murid itu adalah untuk belajar. Murid memang di tugaskan untuk belajar tapi ilmu itu akan menjadi racun ketika sikap ideal dan pengendalian diri tidak ada. Sikap ideal adalah menggunakan ilmu yang kita miliki untuk kepentingan bersama dan membantu orang lain. 

Sedangkan pengendalian diri menurut Golfried dan Merbaum, mendefinisikan pengendalian diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsukuensi positif. (Nur Gufron & Rini Risnawati, 2011:22). 

Sehingga kita harus mengubah dasar pemikiran tugas/peran dari para murid. selain untuk belajar murid juga harus dibekali sebuah ajaran nilai untuk bisa mengaplikasikan ilmu mereka dengan baik yaitu dengan budaya Gotong Royong.

Alangkah baiknya seluruh murid di satu ruangan tersebut harus di beri tugas bersamaan secara keseluruhan untuk melakukanya dan di koordinir dengan baik dan mengajarkan nilai-nilai yang bisa di pelajari dari budaya Gotong Royong, sehingga dalam pemikiran individu bergotong royong itu bukan hanya untuk menciptakan ruangan kelas yang bersih tetapi jauh dari itu nilai positif yang bisa di ajarkan kepada para generasi muda. 

Salah satu nilai yang bisa di ajarkan dari Gotong Royong adalah mengutamakan kepentingan bersama dan tidak mementingkan diri sendiri. Mementingkan diri sendiri merupakan karakter dari koruptor, sehingga dengan budaya Gotong Royong nilai tersebut akan bisa di kikis dari diri individu. Dan masih banyak lagi nilai positif yang bisa di ajarkan kepada generasi muda supaya tidak tertular oleh penyakit korupsi.

Tentunya untuk menciptakan individu yang bisa menerapkan nilai-nilai Gotong Royong membutuhkan waktu bertahun-tahun dan lembaga sekolah adalah sebuah lembaga yang bisa menjalankannya untuk para muridnya dengan rencana program yang terstruktur.

Pentingnya edukasi bagi para masyarakat tentang hakikat Uang, sebab faktor Utama Manusia Korupsi adalah Untuk Uang. Uang mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, sehingga Uang seakan bebas di gunakan untuk apa saja. 

Uang mempunyai Nilai tetapi dewasa ini Nilai dari Uang tersebut tidak ada lagi. Nilai Uang dimaksud peneliti di sini, bukanlah Nilai Nominal dari Uang itu. Nilai uang yang dimaksud adalah nilai Fungsingnya sebagai alat transaksi.

Orang-orang sederhana ( masyarakat sederhana) menggunakan mata uang bersifat khusus. Ini berbeda dengan mata uang yang kita gunakan sekarang yang bersifat Multi purpose money. Artinya uang tersebut dapat di gunakan sebagai alat transaksi untuk segala keperluan yang di butuhkan. 

Ke khasan masyarakat sederhana dalam menggunakan mata uang patut kita tiru. Seperti cerita seorang yang pernah tinggal selama 9 bulan pada suku bangsa Asmat di Irian Jaya. Ia berada di sana pada pertengahan 1960-an, Tahun-Tahun ketika sistem moneter ( rupiah) mulai di perkenalkan. 

Orang tadi terheran-hhera mengapa orang Irian tidak mau menerima uang rupiah kecuali yang kertasnya berwarna merah dengan tulisan 100,-!harga sebuah tas Noken suku asmat 500,-. 

Tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Noken harus di bayar dengan 5 lembar uang 100,-. Kalau pembeli ingin membayarnya dengan jumlah uang kertas yang yang nominalnya lain pembayaran pasti akan di tolak.(Sjahrir 1999:48).

Dari kehidupan suku Asmat tersebut kita bisa lihat bahwasanya uang tersebut mempunyai nilai yang tidak bisa di persalah belikan. Akan tetapi dewasa ini, sebagian orang sudah tidak mengerti Uang itu fungsinya sebagai apa. Semakin multi fungsinya uang (Rupiah), sehingga untuk menyogok/menyuap Uang di gunakan. 

Dari fungsi uang yang dibuat oleh orang-orang dewasa ini, uang (Rupiah) sudah tidak mempunyai nilai lagi. Sebab sebagian orang memandang uang hanya sebagai alat transaksi, mereka tidak memandang nilai dari transaksi apa saja yang layak menggunakan uang (Rupiah).

Perlunya edukasi bagi para individu ( terutuma para generasi Muda) terkait Fungsi Uang. Sehingga kelak mereka tidak akan menyalah gunakan uang ke hal sogok menyogok ( korupsi). 

Mari kita belajar dari kehidupan masyarakat yang sederhana, seperti suku asmat yang diuraikan penulis pada artikel ini. Meskipun pendidikan mereka sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan orang yang tinggal dikota (sekarang), tetapi dari kehidupan suku Asmat tersebut memberikan pelajaran hidup yang sangat bernilai dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun