Mohon tunggu...
Danri Agus Saragih
Danri Agus Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Social Antropology

Setiap Individu adalah bagian komunitas Budaya. Hargailah setiap Budaya yang ada, maka kamu sudah menghargai Manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pariwisata Danau Toba Seperti Bali?

21 Agustus 2019   23:24 Diperbarui: 21 Agustus 2019   23:27 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya wisatawan ketika bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya orang Batak, akan menimbulkan kesenjangan. Kesenjangan yang terjadi akibat kontak budaya, antara budaya Batak yang berbeda dengan budaya wisatawan adalah penolakan wisatawan untuk tinggal di daerah tersebut.

Seperti kasus dalam penelitian Andrew Causey ( 2006 ) di Samosir dengan judul bukunya Danau Toba, meskipun wisatawan asing telah menyewa rumah warga dan tujuan mereka hanya untuk berwisata. Masyarakat menolak mereka dan langsung berterus terang kepada pemilik rumah mereka tinggal, untuk mengusir mereka dari tempat permukiman mereka, karena telah melanggar adat istiadat masyarakat setempat.

Membentuk Sikap Ramah Orang Batak

Sikap seorang "pelayan", sangat diperlukan oleh masyarakat Batak sebagai tuan rumah. Keramahan orang Batak, tentunya menjadi sebuah alasan untuk keberlangsungan pengembangan pariwisata Danau Toba. 

Nilai-nilai budaya dan kehidupan yang masih sederhana, dengan sikap masyarakat Batak lebih suka berterus terang terhadap apa yang ingin di sampaikan, meskipun ucapan tersebut menimbulkan sakit hati. Terlebih, apabila itu melanggar norma dan nilai yang di anut oleh masyarakat setempat, supaya adat istiadat orang Batak tidak ternodai.

Wisatawan yang melakukan aktivitas hidup di dalam masyarakat Batak, tentunya akan menjadi sorotan masyarakat setempat. aktivitas yang melanggar norma-norma orang Batak akan di tegur ataupun ditolak berada di daerah orang Batak. Sifat orang Batak yang berterus terang dan ditambah dengan suara yang lantang, akan membuat perasaan yang kurang baik bagi wisatawan kalau di tegur.

Penelitian Andrew Causey ( 2006 ) di Samosir dengan judul bukunya Danau Toba, menemukan sebuah kesenjangan kontak budaya terjadi antara budaya Eropa dengan budaya orang Batak. Terdapat dua perempuan dan empat laki-laki orang Eropa, menyewa satu rumah di tengah permukiman warga, mereka tinggal bersama dalam satu rumah tersebut. 

Mereka memakai baju dekil yang "tidak sopan" dan para laki-laki Eropa tesebut, terkadang duduk menyamping dengan celana pendek rayon, sehingga sebagian dari kemaluan mereka terlihat. Sehingga terjadi kemarahan tetangga rumah tempat orang-orang Eropa tersebut, kepada pemilik rumah yang menyewakan kepada mereka.

Kontak budaya yang terjadi di dalam pariwisata agar mampu menciptakan keharmonisan, salah satu budaya harus menerima budaya lain dengan sikap positif. Orang Batak sebagai tuan rumah yang memegang teguh adat istiadat dan memiliki filosofi bahwa mereka adalah Raja di daerahnya, tentunya sulit bagi orang Batak untuk menerapkan sikap seorang "pelayan".

Kehidupan orang Batak yang miskin maupun kaya, tidak menghapuskan paradigma Raja dalam pemikiran orang Batak. Miskin maupun Kaya orang batak tetap adalah Raja dalam pemikiranya. Pemikiran Raja di dalam budaya Batak, karena nenek moyang orang Batak ataupun orang Batak sering menyebut "oppung" adalah Raja. Sehingga dalam kepercayaan orang batak, keturunan Raja adalah tetap seorang raja tidak terlepas dia mau kaya ataupun miskin, atau berpendidikan  maupun tidak berpenidikan. Paradigm Raja dalam Budaya batak akan sulit membentuk sikap "pelayan"  untuk para wisatawan, karena Raja sebagaimana adalah orang yang harus dilayani bukan melayani.

Kontak budaya yang terjadi dari ketidakmampuan salah satu  penganut budaya, untuk menerima budaya lain akan menimbulkan sikap yang tidak harmonis atau tidak ada lagi keramahan, namun hanya akan menimbulkan kesenjangan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun