Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arti Ucapan Terima Kasih

25 Juni 2021   10:10 Diperbarui: 25 Juni 2021   10:41 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Terima Kasih atas bantuannya." Semua dari kita pasti pernah mengucapkan kata ini yaitu terima kasih. Akan tetapi, sadarkah kita kalau 2 kata tersebut jika direnungkan ternyata memiliki arti yang cukup dalam. 

Ucapan terima kasih, jika diucapkan seolah menjadi padanan dan terkesan itu menjadi seperti satu kata yang saling berkaitan. Padahal jika dipisah masing-masing kata tersebut maka barulah kita akan menyadari betapa maknanya cukup dalam dan mungkin bisa menjadi perenungan bagi kita.

Sebagian besar orang memiliki pendapat kalau saya bisa menerima atau mendapat (apalagi jika gratis) kenapa saya harus membayar (memberi). Dengan kata lain, sebagian dari kita inginnya lebih baik menerima dan menyimpannya untuk diri kita sendiri. Apakah kemudian hal ini menjadi salah? Tentu juga tidak karena jika itu memang hak kita maka kalau kita mendapat tentu terserah kita apakah mau menyimpan buat diri sendiri atau digunakan untuk yang lainnya. 

Kembali pada kata terima kasih, jika dipisah maka awal kata itu ialah terima. Hal ini memiliki makna bahwa kita sebenarnya menerima dari orang lain dan tentu orang tersebut justru memberi atau mengasih (kasih) kepada kita. Sadarkah kita bahwa pemberian orang itu sebenarnya mengajarkan kita juga untuk tidak menyimpan bagi diri sendiri tapi kita juga mengasih atau memberi kepada orang lain.

Setelah kita "terima" sesuatu bisa barang ataupun bantuan lalu yang kita lakukan harusnya ialah "kasih" kepada orang yang lain lagi. Jika ini dilakukan, tanpa disadari dimulai dilakukan oleh satu orang akan berkembang menjadi 2,3,4 orang, dan seterusnya.

Bukankah setiap orang yang menerima kebaikan dari orang lain, maka jika dia mengerti makna terima kasih ini, maka dia akan meneruskannya kepada orang lain? Sebagai contoh, jika saya (sebut saja A) memberi ke teman saya (si B) lalu B memberi kepada si C dan C ke si D begitu seterusnya. Secara tidak langsung sebenarnya D mendapat kebaikan dari A, walau melalui perantara. Bisa saja D tidak mendapat kebaikan dari C jika A tidak mulai memberi atau kasih terlebih dahulu. 

Memang hal ini terlihat mudah dan tentu bagi kita mengucapkan terima kasih merupakan hal yang sering kita lakukan. Akan tetapi, yang perlu juga kita ingat, apakah kita juga sudah mempraktekkan "kasih" bukan hanya "terimanya" saja? 

Sayapun sedang belajar untuk memberi atau mengasih, karena awalnya ketika kita memberi atau mengasih maka pasti ada yang berkurang dari kepemilikan kita. Namun, yang terjadi justru bukan kehilangan sesuatu tapi justru mendapatkan sesuatu yang tidak ternilai harganya yaitu rasa bahagia ketika kita bisa berbagi kepada orang lain.

Mari kita belajar untuk tidak menyimpan bagi diri sendiri tapi belajar juga berbagi kepada sesama. Jadi setelah kita terima lalu kita juga kasih, bukankah lebih baik memberi daripada menerima.

25 Juni 2021

-dny-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun