Pada babak pertama, Prancis dibuat menangis oleh Argentina. Statistik menunjukkan di babak pertama Prancis tidak melakukan apa pun. Anak asuhan Dechamps tidak mencatatkan tembakan ke gawang, offside, hingga corner kick.Â
Di babak kedua, Prancis mulai keluar dari tekanan. Mbappe kini tidak main melebar akan tetapi mengisi pos yang ditinggalkan Oliver Giruoud.Â
Les Bleus mulai melancarkan beberapa serangan. Kini setelah Di Maria ditarik Scaloni, Prancis mulai menemukan ritme permainannya.
Menjelang 10 menit babak kedua usia, Prancis mampu memperkecil skor melalui tendangan penalti Kylian Mbappe. Skor kemudian berubah menjadi 2-1.
Tidak berselang lama, tepatnya 97 detik berselang Kylian Mbappe kembali membobol gawang Argentina melalui serangan balik cepat. Hingga waktu normal, skor 2-2 tidak berubah.
Pada perpanjangan waktu babak pertama, skor tetap imbang. Tensi laga mulai panas dan beberapa keributan kecil mulai terjadi. Meski begitu, pada extra time babak pertama skor tidak berubah 2-2.
Pada extra time babak kedua, Lionel Messi berhasil mencetak brace dan membuat Argentina kembali unggul 3-2.Â
Tak mau kalah, Kylian Mbappe mencetak hattrick melalui titik putih setelah pemain Argentina hand ball di dalam kotak penalti. Hingga waktu usai, skor 3-3 dan laga harus ditentukan lewat adu penalti.Â
Dalam adu penalti, Emiliano Martinez kembali menjadi aktor antagonis. Ia mampu menepis satu tendangan penalti Prancis.Â
Sementara itu, empat pemain Argentina sukses melakukan tugas dengan baik. Skor 4-2 untuk Argentina dalam drama adu penalti.Â
Harus diakui, ini adalah final terbaik menurut saya. Bagaimana tidak, kedua tim saling berbalas gol. Di sisi lain, ini menjadi ajang unjuk gigi bagi dua pemain bintang masing-masing tim.Â