Para pemain muda ini telah mendapat jam terbang, pengalaman internasional di AFF. Hal ini tentu menjadi modal berharga untuk tampil di kualifikasi Piala Asia nanti.Â
Akan tetapi, masalah yang harus kita benahi adalah ketika pemain muda ini kembali ke klub masing-masing. Harapannya apa yang didapat di timnas harus bisa dibawa ke klub.Â
Selain itu, klub juga harus memberi menit bermain pada pemain muda kita. Jika kita lihat dalam kompetisi domestik, jarang sekali klub yang memainkan pemain muda.
Bermain reguler di liga akan membuat permainan stabil. Selain itu, federasi juga harus membenahi kualitas kompetisinya. Timnas yang baik bisa kita lihat dari liga yang baik.Â
Liga Thailand sejauh ini menjadi liga terbaik untuk ukuran ASEAN. Hasilnya, kompetisi yang sehat berbuah hasil pada timnas mereka.Â
Untuk itu, agar timnas kita dapat dipertimbangkan maka PR terbesar adalah memperbaiki kompetisi. Tanpa kompetisi yang baik pemain yang sudah dipoles oleh STY tidak akan berkembang.Â
Timnas muda saat ini adalah bibit unggul yang masih terus berkembang. Tentu saja bibit unggul ini harus masuk ke dalam kompetisi yang sehat agar tidak sakit.
Jika masuk ke dalam kompetisi yang tidak sehat, maka bibit ini akan rusak dan terkena virus. Bisa kita lihat saat bermain, pemain kita kerap melakukan pelanggaran yang mana di liga domestik hal itu bukan pelanggaran.
Tapi, di event internasional tidak. Tentu kebiasaan itu dibawa karena kompetisi kita yang masih harus diperbaiki. Kualitas wasit, isu pengaturan skor masih kental yang membuat liga kita masih tertinggal.Â
Untuk itu, kewajiban PSSI adalah untuk memperbaiki kompetisi. Selain kompetisi, pembinaan usia muda juga harus dikembangkan lagi. Setiap klub di negeri ini wajib memiliki akademi untuk mengembangkan pemain muda.Â
Jadi, kunci agar timnas kita bisa bicara banyak tidak hanya tugas pelatih saja. Tapi semua kalangan khususnya federasi. Bahkan beberapa pelatih kerap mengeluh soal pasing pemain kita.Â