Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Selebritas Terjun ke Industri Sepak Bola

30 Maret 2021   11:23 Diperbarui: 30 Maret 2021   12:34 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : instagram.com/raffinagita1717

Sepakbola merupakan olahraga yang digemari oleh banyak kalangan, setiap orang setidaknya pernah bermain sepakbola sekali dalam hidupnya, entah itu dalam permainan keseharian ketika masih anak-anak, kompetisi resmi atau bahkan dalam game. 

Indonesia mempunyai potensi dalam bidang ini, antusiasme masyarakat yang tinggi, loyalitas supporter tiap tim, dan bakat pemain muda yang seakan terus muncul menjadi modal yang bagus untuk kemajuan sepakbola Indonesia. 

Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri terhadap sepakbola, bagi saya yang hanya menikmati sepakbola dan tidak bisa bermain bola, sepakbola adalah hiburan. 

Pemain profesional mungkin berbeda memandang sepakbola, para pemain menjadikan sepakbola sebagai profesi, hobi yang menjadi profesi dan mendapatkan penghasilan dari itu. 

Orang-orang yang menyimpang dengan moralnya, menganggap sepakbola adalah lahan judi. Lahan pencarian uang dari hasil untung-untungan, bahkan situs judi bola bertaburan di dunia internet, kita tidak bisa memungkiri akan fakta itu. 

Pemerintah pun memiliki pandangan tersendiri tentunya tentang sepakbola, sepakbola bisa dijadikan ajang untuk memperkenalkan suatu negara ke kancah dunia, semisal Brazil dan Argentina yang dikenal sebagai negara sepakbola. 

Orang yang berkecimpung di dunia bisnis, memandang sepakbola adalah lahan bisnis yang menjanjikan, sponsor-sponsor ternama bisa saja menempelkan brand nya di kaus suatu klub, dan tentunya menjadi sumber keuangan bagi sebuah tim. 

Hal itulah yang dilihat oleh Kaesang terhadap Persis Solo, kita tahu basic Kaesang adalah pebisnis, maka sepakbola dalam pandangan kaesang adalah lahan bisnis. 

Bagaimana dengan Raffi Ahmad yang kabarnya mengakuisisi klub Liga 2 Cilegon United. Raffi sendiri kiprahnya dalam dunia hiburan tanah air jangan ditanya, suami Nagita Slavina tersebut disinyalir menjadi artis dengan bayaran tertinggi. 

Berkat nama besarnya dalam dunia hiburan, maka Raffi Ahmad tidak terlalu susah untuk membangun produk branding, keuntungan itu dilihat oleh Raffi yang kemudian melebarkan sayapnya dalam dunia bisnis. 

Raffi disinyalir memiliki bisnis dalam berbagai bidang, mulai dari kuliner, fesyen, rumah produksi, hingga label musik yang memberikan pendapatan menggiurkan.

Dalam hal marketing, personal branding dari Raffi sudah terbentuk, tinggal memasang produk-produknya di instagram atau Youtubenya, maka orang akan mudah mengenal produk yang dimiliki oleh Raffi Ahmad. 

Sepakbola jelas lahan bisnis bagi Raffi Ahmad. Nama besar Raffi Ahmad tentunya akan mendatangkan sponsor kepada klub yang dia beli, meskipun butuh manajemen untuk ini.

Keuangan Cilegon United sendiri dikabarkan defisit, belum lagi kasus yang melibatkan pejabat daerah Cilegon sehingga keuangan klub menjadi sakit. 

Kehadiran Raffi diharapkan bisa menyelamatkan keuangan klub yang defisit tersebut, nama besar Raffi dalam dunia hiburan diharapkan bisa mendatangkan banyak sponsor bagi Cilegon United, dan harapannya pasti promosi ke Liga 1.

Harapannya, kehadiran Raffi dan semua klub sepakbola di Indonesia bisa terlepas dari keuangan APBD. Klub harus bisa mengolah keuangannya sendiri tanpa ikut campur dari pemerintahan setempat.

Selain keuangan, klub juga nantinya bisa mempunyai stadion sendiri. Kebanyakan klub di Indonesia masih menggunakan stadion yang basicnya kepunyaan pemda, ini tentunya menjadi masalah tersendiri, semisal dari segi perizinan belum lagi uang sewa. 

Tidak sedikit juga stadion-stadion di Indonesia yang menghabiskan biaya begitu mahal justru terbengkalai dan tidak terawat, berbeda halnya jika stadion-stadion tersebut dikelola oleh suatu klub. 

Klub-klub profesional di luar sana sudah tidak demikian, keuangan klub tidak bergantung lagi kepada pemerintahan, begitu pun dengan stadion, sehingga klub-klub Eropa sangat maju, entah itu prestasi maupun keuangan. 

Orang-orang yang berhasil membawa klub keluar dari keuangan pemerintah daerah merupakan satu kemajuan, misalnya Persib Bandung, meskipun memakai nama Bandung, tetapi kini Persib sudah berbentuk sebuah Perseroan Terbatas (PT). 

Tentunya dari segi keuangan, tidak terikat lagi dengan pemerintahan setempat. Harapannya setiap klub bisa melakukan itu, tinggal satu lagi yaitu stadion kepunyaan sendiri, sarana latihan, dan pengembangan akademi sepakbola klub. 

Beberapa klub di Indonesia masih menggunakan stadion sebagai tempat latihan, perihal ini kita sudah tertinggal dari sepakbola negara tetangga. 

Sepakbola Indonesia akan maju apabila sudah bisa terlepas dari keuangan APBD, mempunyai stadion sendiri, sarana latihan, dan akademi sepakbola. Itulah yang disebut sebagai klub profesional. 

Jika itu sudah dibenahi, maka tinggal kualitas kompetisinya yang harus dibenahi. Kompetisi kita bagi saya masih konvensional, tidak adanya VAR atau teknologi garis gawang adalah salah satunya, ke depannya kita bisa menggunakan itu. 

Selain itu, pihak federasi juga tentunya mempunyai peran dalam memajukan sepakbola. Klub, federasi, dan pemerintah harus saling bahu membahu dalam memajukan sepakbola Indonesia. 

Kita tidak memungkiri bahwa sepakbola adalah bisnis, tetapi ya setiap orang memandang dengan cara yang berbeda tentang sepakbola. Yang jelas, sepakbola adalah hiburan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun