Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Skuad Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Warganet Geruduk Instagram BWF

18 Maret 2021   13:57 Diperbarui: 18 Maret 2021   14:16 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Via kompas.com

All England merupakan salah satu kejuaran bulutangkis tertua yang diadakan sejak tahun 1899 dengan nama The Open English Championships. Tentunya setiap pebulutangkis mempunyai hasrat untuk menjadi juara dan mengharumkan bendera di dada.

Dihimpun dari kompas.com, Indonesia berhasil mengumpulkan 48 gelar juara, hal itu menempatkan Indonesia pada peringkat ke-4 dalam daftar negara dengan gelar All England terbanyak di bawah Inggris (189), Denmark (88), dan Tiongkok (85). Ada beberapa pemain Indonesia yang sukses mengukir sejarah dalam kejuaraan ini.

Sebut saja pebulutangkis Rudy Hartono yang bermain dalam tunggal puetera, beliau memenangkan kejuaran ini selama 8 kali dalam rentang waktu 1960-1970. Dan tujuh diantaranya dimenangkan secara berturut-turut. Selain Rudy Hartono, Indonesia juga memiliki ganda putera Tjun Tjun/Johan Wahjudi yang memenangkan 6 gelar All England serta tunggal putri Susy Susanti dengan empat gelar.

Di era sekarang, Indonesia berhasil menyumbang beberapa gelar, pada kejuaran All England tahun lalu, pasangan ganda campuran Praveen/Melati berhasil menyumbang perolehan gelar bagi Indonesia. Di tahun 2021 ini, kesempatan untuk memenangkan gelar masih terbuka cukup lebar.

Di babak pertama kejuaraan All England 2021, Indonesia berhasil meloloskan beberapa atletnya ke babak selanjutnya, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Jonatan Christie, dan Mohammad Ahsa/Hendra Setiawan.

Tetapi sayangnya, harapan tersebut harus sirna. Setelah salah satu penumpang pesawat yang dinaiki skuad bulutangkis Indonesia dinyatakan positif covid-19. Hal tersebut membuat Indonesia harus mundur dari kejuaran prestisius ini dan pemain maupun official harus melakukan Isolasi. Keputusan tersebut didasarkan pada aturan dari pemerintah Inggris.

Hal tersebut terjadi menjelang pertandngan tiga wakil Indonesia lainnya, yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Praveen Jordan/melatu Daeva Oktaviani, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Tentu saja keputusan tersebut merugikan skuad bulutangkis Indonesia yang sudah mempersiapkan para pemainnya dengan matang guna bisa mengumandangkan lagu Indonesia Raya nanti.

Kekecewaan juga meliputi pemain, Marcus Gideon menumpahkan kekecewaannya dalam laman Instagram pribadinya. Kekcewaan Marcus bukan tanpa alasan, kasus yang sama pernah terjadi sebelumnya, menimpa skuad India, Denmark, dan Thailand, tetapi mereka dites ulang dan hasilnya negatif, lantas bisa melanjutkan pertandingan.

Beda halnya dengan Indonesia, Indonesia harus dipaksa mundur, dan melakukan isolasi. Sebagai rakyat Indonesia, tentu saja perlakuan tersebut sangat tidak adil, tentunya diskriminatif. Perlakuan yang sama seharusnya diterapkan pada pemain Indonesia, akibatnya ya nihil gelar.

Padahal para pemain dan official sudah divaksin terlebih dahulu, sebagai negara yang dalam sejarahnya membidani pemikiran tentang hak asasi manusia saya merasa kecewa dengan perlakuan berbeda tersebut, perlakuan yang tidak mencerminkan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun