Ketiga, kapasitas penangkar diperkuat melalui pelatihan, pendampingan teknis, dan penataan kelembagaan. Penangkar lokal diposisikan sebagai ujung tombak sistem perbenihan yang berdaya dan profesional.
Keempat, sistem distribusi dan sertifikasi diperkuat melalui penetapan zonasi wilayah, pengawasan mutu yang ketat melalui BRMP dan BPSB, serta pengembangan sistem pelaporan digital untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi.
Kelima, aspek kelembagaan dan regulasi disiapkan agar seluruh proses berjalan terarah. Ini termasuk pembentukan unit kerja khusus di daerah serta integrasi sistem data perbenihan kelapa secara nasional.
Potensi Infrastruktur di BRMP Tanaman Palma
Upaya membangun sistem perbenihan kelapa nasional ini juga didukung oleh infrastruktur lapangan yang dimiliki oleh BRMP Tanaman Palma. Terdapat empat lokasi IP2SIP (Inovasi Pertanian dan Perbenihan Sistem Integrasi Palma) dengan total luasan 185,47 Hektare, yaitu:
- Â IP2SIP Mapanget
- Â IP2SIP Kima Atas
- Â IP2SIP Paniki
- Â IP2SIP Kayuwatu
Di lokasi-lokasi tersebut, BRMP Tanaman Palma telah mengembangkan berbagai sumber benih unggul:
- Kelapa Dalam   :  32.5 Hektare
- Kelapa Genjah  :  20 Hektare
Keberadaan kebun-kebun sumber ini menjadi pondasi utama bagi penguatan produksi benih kelapa unggul nasional.
Benih sebagai Fondasi Kedaulatan
Rancang bangun sistem perbenihan kelapa ini bukan sekadar rencana teknis, tetapi juga peta jalan menuju kemandirian benih nasional. Jika dijalankan secara konsisten, Indonesia akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan benih kelapa dari sumber dalam negeri. Penangkar lokal akan tumbuh sebagai mitra utama, distribusi benih menjadi lebih tertata, dan mutu benih akan terjaga dengan baik.