Di tengah pesatnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, kehidupan manusia mengalami transformasi besar-besaran. Inovasi di bidang komunikasi, transportasi, dan digitalisasi telah membuka banyak peluang bagi generasi muda untuk berkembang. Namun, di balik berbagai kemudahan dan kemajuan tersebut, tersimpan sisi gelap yang kerap luput dari perhatian yaitu meningkatnya tantangan sosial yang kompleks dan berisiko tinggi. Salah satu ancaman paling mengkhawatirkan yang kini mengintai generasi muda adalah penyalahgunaan narkotika, khususnya kokain (Setiawan & Prasetyo, 2022).
Kokain, yang dulunya identik dengan kalangan elit atau dunia kriminal kelas atas, kini mulai merambah ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk remaja dan dewasa muda. Perubahan zaman tidak hanya membawa akses terhadap informasi, tetapi juga membuka celah bagi peredaran zat-zat berbahaya. Mirisnya, generasi muda yang notabene berada dalam masa pencarian jati diri menjadi kelompok yang paling rentan terhadap pengaruh negatif ini. Dengan karakteristik yang cenderung mudah penasaran, menyukai tantangan, serta terpengaruh oleh lingkungan sosial dan media, mereka berada di garis depan risiko penyalahgunaan kokain. Data terbaru menunjukkan bahwa kelompok usia 15--35 tahun, yang mencakup generasi milenial dan generasi Z, kini menjadi sasaran empuk jaringan peredaran narkotika (Badruzzaman et al., 2023). Lingkungan sosial yang permisif, kurangnya kontrol keluarga, tekanan pergaulan, serta lemahnya penegakan hukum memperparah situasi ini. Jika tidak segera ditangani secara serius, penyalahgunaan kokain dapat menjadi bom waktu yang menghancurkan harapan generasi muda sekaligus mengancam kemajuan bangsa di masa depan.
Penyalahgunaan kokain membawa dampak luas, mulai dari kerusakan fisik hingga gangguan mental dan sosial yang serius. Efek jangka pendek kokain memang dapat memberikan sensasi euforia, meningkatkan kepercayaan diri, dan menghilangkan rasa lelah, namun efek ini sangat singkat dan diikuti oleh gejala putus obat yang berat seperti depresi, kecemasan, perubahan mood, hingga perilaku agresif dan kekerasan (National Institute on Drug Abuse, 2022). Penggunaan kokain secara terus-menerus dapat merusak sistem saraf pusat, menurunkan kemampuan berpikir jernih, memperburuk konsentrasi, serta meningkatkan risiko gangguan mental seperti paranoia dan halusinasi (Sari & Wulandari, 2021).
Selain itu, remaja yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba cenderung mengalami penurunan prestasi akademik, isolasi sosial, konflik dalam hubungan keluarga, ketergantungan yang ditimbulkan membuat mereka sulit lepas dan berpotensi terjerumus pada perilaku kriminal demi memenuhi kebutuhan zat adiktif ini (Mintawati & Budiman, 2021). Dampak ekonomi dari penyalahgunaan narkoba juga sangat besar, baik bagi individu maupun negara, karena meningkatnya beban biaya kesehatan, rehabilitasi, dan pengendalian kriminalitas (Badan Narkotika Nasional, 2023). Kokain menjadi ancaman nyata yang tidak boleh diabaikan bagi generasi muda (Pratama & Yuliana, 2020). Tanpa pemahaman yang memadai serta pengawasan dari lingkungan sekitar, generasi penerus bangsa akan semakin rentan terhadap berbagai ancaman negatif yang bisa menggagalkan peluang mereka untuk sukses di masa depan.
kokain adalah zat stimulan yang bekerja langsung pada sistem saraf pusat, menyebabkan detak jantung meningkat, tekanan darah melonjak, dan berisiko tinggi memicu serangan jantung hingga kematian mendadak (Hernanda & Adawiyah, 2023). Kokain merupakan salah satu jenis narkotika yang dikenal memiliki efek adiktif dan merusak kesehatan secara signifikan. Di era modern ini, penyalahgunaan kokain bukan hanya menjadi masalah global, tetapi juga telah menjalar ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda. Generasi muda sebagai kelompok usia yang Berada di masa transisi untuk menemukan nilai dan prinsip hidupnya dan pembentukan karakter sangat rentan terhadap pengaruh negatif kokain. Fenomena ini menjadi ancaman serius yang tidak boleh diabaikan karena dampaknya tidak hanya merusak individu, tetapi juga berpotensi menghancurkan masa depan bangsa (Mellisa, 2014). Karakteristik generasi muda saat ini yang cenderung dinamis dan mudah terpengaruh lingkungan sosial menjadi salah satu faktor utama mengapa mereka sangat rentan terhadap penyalahgunaan kokain. Masa remaja dan awal dewasa adalah periode di mana seseorang sangat dipengaruhi oleh tekanan teman sebaya, dorongan kuat untuk mengetahui sesuatu, dan keinginan untuk diterima dalam kelompok sosial (Nasrudin, 2018). Di sisi lain, generasi muda juga menghadapi berbagai tekanan seperti tuntutan akademik, masalah keluarga, dan ketidakpastian masa depan yang dapat memicu stres dan kecemasan. Kondisi psikologis yang tidak stabil ini seringkali membuat mereka mencari pelarian, salah satunya melalui penggunaan narkotika seperti kokain.
Badan Narkotika Nasional (BNN) melaporkan adanya peningkatan kasus penyalahgunaan narkotika di kalangan generasi muda di Indonesia, yang menunjukkan bahwa masalah ini semakin mengkhawatirkan (Prosiding Senantias, 2022). Ditambah lagi, perkembangan teknologi dan media sosial yang pesat turut memperluas akses dan paparan terhadap narkoba, bahkan terkadang mempromosikan gaya hidup yang glamor dan bebas tanpa risiko yang nyata. Kokain sendiri merupakan ancaman besar bagi kesehatan fisik dan mental generasi muda. Zat ini bekerja dengan cara merangsang sistem saraf pusat secara berlebihan sehingga menimbulkan efek euforia yang sementara. Namun, efek tersebut diikuti oleh risiko kesehatan yang sangat serius, seperti gangguan jantung, stroke, kejang, serta kerusakan organ vital seperti otak dan ginjal (Alodokter, 2023). Secara psikologis, kokain dapat menyebabkan gangguan mood, paranoia, kecemasan, dan depresi yang mendalam. Penggunaan jangka panjang bahkan dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen dan ketergantungan yang sulit diatasi (Jurnal Basicedu, 2023).
Secara sosial, tekanan dari teman sebaya dan keinginan untuk diterima dalam kelompok yang menggunakan narkoba menjadi pemicu utama (Granat, 2023). Faktor psikologis seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan juga mendorong generasi muda untuk mencoba kokain sebagai bentuk pelarian. Lingkungan keluarga yang kurang harmonis, kurangnya pengawasan orang tua, serta akses yang semakin mudah terhadap narkoba melalui jaringan peredaran yang canggih semakin memperbesar risiko penyalahgunaan. Dampak penyalahgunaan kokain tidak hanya dirasakan oleh individu pengguna, tetapi juga meluas ke ranah sosial, ekonomi, dan budaya. Secara sosial, penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan isolasi, konflik keluarga, dan meningkatnya perilaku kriminal di kalangan generasi muda. Secara ekonomi, ketergantungan narkoba menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya penanganan kesehatan serta penegakan hukum. Dari sisi budaya, penyalahgunaan narkoba mengikis nilai-nilai moral dan norma yang selama ini menjadi fondasi masyarakat (Neliti, 2017). Kokain yang dulu dianggap sebagai masalah kalangan elit kini telah merambah ke berbagai lapisan remaja perkotaan (Justice et al., 2021). Efek euforia sesaat yang ditimbulkan kokain sering menipu, sehingga banyak anak muda tergoda untuk mencoba tanpa menyadari konsekuensi jangka panjangnya. Rasa penasaran dan tekanan lingkungan sosial menjadi pintu masuk utama bagi generasi muda untuk terjerumus. Fenomena ini diperparah oleh minimnya edukasi yang efektif dan kurangnya pengawasan dari keluarga serta lingkungan sekitar (Dewani Harahap, 2023), dan perlu edukasi tentang bahaya narkoba harus dimulai sejak dini, tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga (Agusalim et al., 2021).
Mengatasi masalah penyalahgunaan kokain membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi. Pendidikan tentang bahaya narkoba harus diberikan secara rutin, tidak hanya di sekolah melalui materi pelajaran, tetapi juga di rumah dengan peran aktif orang tua sebagai pengawas dan pembimbing. Selain itu, fasilitas rehabilitasi dan layanan konseling harus lebih mudah diakses agar para pengguna bisa mendapatkan dukungan untuk sembuh dan menghindari kecanduan ulang. Penegakan hukum yang kuat juga sangat penting untuk menghentikan peredaran narkoba dan memberikan efek jera bagi pelaku. Selain itu, keterlibatan masyarakat dan media sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran, menyebarkan informasi yang benar, serta menciptakan lingkungan yang aman dan bebas narkoba. Kerja sama dari berbagai pihak menjadi hal utama supaya penyalahgunaan narkoba dapat berkurang dan generasi muda terlindungi dari dampak buruk kokain (Agusalim et al., 2021).
Kesimpulan
Generasi muda yang terjerumus dalam penyalahgunaan kokain menghadapi risiko besar yang tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga masa depan bangsa. Perubahan sosial yang cepat dan kemajuan teknologi turut mempermudah akses generasi muda terhadap zat adiktif seperti kokain, sehingga risiko penyalahgunaan pun meningkat. Kokain membawa dampak buruk tidak hanya terhadap kesehatan tubuh dan jiwa, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.
Berbagai faktor seperti tekanan teman sebaya, stres, kurangnya pengawasan keluarga, serta kemudahan akses akibat perkembangan teknologi menjadi pemicu utama tingginya angka penyalahgunaan kokain di kalangan remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan yang komprehensif melalui edukasi yang intensif, pengawasan keluarga, penegakan hukum, serta penyediaan layanan rehabilitasi dan dukungan psikososial. Peran aktif seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun perisai perlindungan bagi generasi muda. Dengan kolaborasi yang kuat antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan generasi muda dapat terhindar dari bahaya laten kokain dan tumbuh menjadi generasi yang sehat, produktif, serta mampu bersaing di masa depan.