Mohon tunggu...
Daniel SetyoWibowo
Daniel SetyoWibowo Mohon Tunggu... Tutor - Tutor kelompok belajar anak-anak

Seorang warga negara Indonesia yang mau sadar akan kewarganegaraan dengan segala ragam budaya, agama, aliran politik, sejarah, pertanian / kemaritiman tetapi dipersatukan dalam semangat nasib dan "imagined communities" yang sama Indonesia tetapi sekaligus menjadi warga satu bumi yang sama.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

(Tinjauan Buku) Merokok Satu-satunya Kegiatan Tanpa Bismillah

8 Agustus 2019   12:00 Diperbarui: 8 Agustus 2019   12:41 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kusadari kini, kepulan asap itu, sepanjang hari,
Bergulung Lari, dari Mulutku sendiri,
Lebih kejam ketimbang mahkota duri
Penyiksa hidup insani
Namun, sesal dari ujung petaka, tiada lagi berguna
Kedua buah hati sudah tiada

            Ku tobat kini,
            Merokok sudah kuhenti
            Walau hati ini tetap hampa, kusempatkan jua
            Berpesan kepada sesama,
            Makhluk manusia penghuni dunia,
            Jangan bernasib seperti beta
            Jauhiulah, Lepaskanlah, Tinggalkanlah,
            Benda itu,
            Penyandang nikotin,
            Penyebar kanker payudara
            dan segudang penyakit pembawa musibah.

            (Dr. Usman Alwi)

Merokok, ternyata tidak hanya berdimensi tunggal, yaitu kesehatan seperti yang tergambar dan tertulis peringatan kesehatan dalam tiap bungkus rokok ataupun iklan ataupun terselubung dalam acara 'baik-baik' seperti lingkungan hidup, upacara-upacara keagamaan, beasiswa, olahraga, perjalanan wisata, acara televisi, jurnalistik, dan sebagainya. 

Bahkan, gambar dan tulisan 'peringatan' itu justru menjadi tameng agar perusahaan rokok tidak dituntut oleh publik karena sudah ada peringatan bagi konsumennya.

Buku Manfaat Rokok Bagi Anda ? (Menurut Kesehatan dan Islam) karya Dr. Usman Alwi ini setidaknya memberi gambaran yang cukup memadahi bahwa bukan hanya dari sisi kesehatan kalau merokok itu tidak ada manfatnya sama sekali, tetapi juga meliputi aspek-aspek penghayatan hidup.

Dengan puisi seperti dikutip di awal tulisan ini (dua bagian terakhir dari puisi) Usman Alwi betapa ia merasa kehilangan dua orang, Dina dan Ria, yang dikasihinya. Bukan hanya kehilangan saja, tetapi penyesalan yang amat dalam karena kebiasaan merokoknya. Ia diliputi dengan kehampaan. 

Sudah selesai? Tidak! Masih ada harapan. Ia berhenti merokok. Ada pesan kepada yang lainnya agar menjauhi, melepaskan, dan meninggalkan rokok.

Kesehatan

Buku ini menyajikan uraian ringkas tetapi padat bahaya merokok dari sisi kesehatan. Penyakit yang disebabkan asap rokok yang mengandung berbagai macam racun seperti nikotin antara lain kanker, penyakit jantung, pengerasan pembuluh darah arteri, angina pektoris, penyakit paru-paru, penyakit tukak lambung (maag), penyakit-penyakit mulut.

Dari uraian pengaruh rokok terhadap kesehatan, Usman Alwi mengetengahkan permasalahan tembakau dan segala dampaknya. Rokok memang mempunyai dimensi ekonomi : tersedotnya uang masyarakat oleh mesin jet pump pabrik rokok. Sementara biaya pengobatan dan perawatan terhadap penyakit akibat tembakau sangat mahal. 

"Tobacco economics is sham economics" (ekonomi tembakau itu ekonomi yang palsu) papar Dr. Roberto Masironi, koordinator program WHO, waktu itu. Jadi, secara ekonomi, rokok dan tembakau sangat merugikan masyarakat keseluruhan. Kalaupun dianggap menguntungkan, itu hanya untuk raksasa-raksasa industri rokok. 

Bagaimana dengan pemerintah yang menarik cukai, bukankah diuntungkan? Ya. Memang pemerintah menikmati itu yang disebut dalam pernyatan WHO sebagai 'kesenangan politik' bagi pemerintah.

Bahkan, rokok dalam majalah kedokteran terkenal seperti Lancet seperti dikutib Usman Alwi sebagai perbudakan gaya baru. "Third world smoking. The new slave trade." (Lancet 1984:23-24).

Rokok ternyata juga mempunyai dimensi politis. Sebagai contoh, campur tangan internasional terhadap Jepang sehingga sekitar Oktober 1986, Jepang menyetujui tuntutan penghapusan pajak bagi rokok luar negeri. Phillip Morris, perusahan rokok terbesar, mengatakan, "penundaan pajak di Jepang dan pembukaan pasaran di Taiwan baru-baru ini adalah hasil langsung dari perundingan yang efektif oleh perwakilan Perdagangan Amerika Serikat," (hal 94).

dokpri
dokpri

Islam

Selain dimensi-dimensi di atas, paparan yang paling telak adalah paparan dari dimensi iman dan penghayatan hidup, yang juga dikaji. Iman itu khususnya iman Islam. Dilihat dari dimensi ini, tidak ada alasan yang membenarkan aktivitas merokok. 

Banyak alasan yang ditemukan dalam Al-Qur'an maupun Hadits yang tidak membenarkan kebiasaaaan atau kecanduan rokok. Secara eksplisit memang tidak dikatakan soal rokok karena di zaman Nabi Muhammad SAW belum ada kebiasaan merokok.

Kesaksian almarhum Abuya Sutan Mansyur, pimpinan Muhammadiyah (guru Buya Hamka) tentang rokok mengesankan. Kesaksian almarhum Abuya Sutan Mansyur itu antara lain disampaikan Muhammad 'Imaduddin' Abdulrahim PhD dalam kata pengantarnya. 

"Saya berhenti merokok sesudah menyadari bahwa merokoklah satu-satunya pekerjaan yang saya lakukan tanpa membaca Basmalah, sehingga saya yakin bahwa pekerjaan ini pasti pekerjaan syaithan," tulisnya. (hal. 12). Ini menarik sekaligus kita ditampar, mengingatkan saya pada pengalaman saat-saat berhenti merokok beberapa tahun yang lalu.

Kata-kata Abuya Sutan Mansyur, tidak menarik saya saja, ternyata penulis buku ini juga mengulang kalimat itu, seakan menegaskan kembali justru di bab akhir sebelum kesimpulan. "Sekali lagi, tidak ada orang yang memulai kegiatan merokok mengawalinya dengan ucapan Bismillah," (hal. 153).

Lawas

Buku ini memang buku lawas. Cetakan pertamanya saja tahun 1990. Tapi, apakah lantas buku ini tidak relevan dan jadul ? Kalau kita membaca sungguh-sungguh, maka kesan jadul itu sirna dengan sendirinya. Buku ini masih sangat relevan untuk hari ini meskipun data-datanya perlu diperbaruhi dengan data-data saat kini. 

Masalah dan jalan keluar yang disampaikan masih tetap aktual. Apalagi, dewasa kini masalah rokok sangat mengkhawatirkan banyak pihak. Iklan berada di mana-mana mengikuti manusia dimanapun, membombardir anak-anak remaja, bahkan balita. Ini tidak terlepas dari peran media massa juga. 

Apalagi kini banyak balita sudah kecanduan merokok. (Jadi, balita yang merokok bukan soal kelainan lagi (individual atau kasuistis sifatnya dan direduksi menjadi masalah mayoritas - minoritas) seperti yang banyak dihembuskan pemberitaan dewasa kini. Bukan hanya satu dua kasus balita yang kecanduan sehingga bisa disebut kelainan. Karena itu peran iklan rokok penting dipertanyakan oleh publik yang tidak terbatas hanya pada media massa besar.)

Padahal, tingkat keparahan masalah rokok ini dipertinggi dengan sikap keengganan pemerintah secara substansial membendung arus penggalaan rokok karena nikmatnya cukai yang begitu besar, membuat kita miris.

Buku ini memberikan sumbangan yang tulus dari upaya penulisnya yang prihatin terhadap masalah rokok. Awalnya, mungkin masalah pribadi (keluarga) seperti kehilangan isteri dan anak (perokok pasif) yang dikasihinya karena kecanduannya merokok. Tapi, ia juga menembus batas-batas pribadi dan keluarga bahkan agamanya mencapai universalitasnya.

Kesaksian almarhum Abuya Sutan Mansyur, pimpinan Muhammadiyah (guru Buya Hamka) tentang rokok mengesankan. Kesaksian almarhum Abuya Sutan Mansyur itu antara lain disampaikan Muhammad 'Imaduddin' Abdulrahim PhD dalam kata pengantarnya. "Saya berhenti merokok sesudah menyadari bahwa merokoklah satu-satunya pekerjaan yang saya lakukan tanpa membaca Basmalah, sehingga saya yakin bahwa pekerjaan ini pasti pekerjaan syaithan," tulisnya. (hal. 12).

Karena itu, buku yang fisiknya lawas ini tetap layak dibaca dan diambil manfaatnya. Ia perlu mendapat apresiasi dalam hati pembacanya yang tidak terbatas pada orang-orang Islam saja. Selamat membaca.

Daniel Setyo Wibowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun