Mohon tunggu...
Daniel Rudi
Daniel Rudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Que Sera Sera

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Demo Mendukung BW

24 Januari 2015   23:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:26 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin pagi hujan terus membasahi Jakarta, sehabis anak dan istri pergi, tinggal aku yang bersiap- siap untuk ke kantor, seperti biasa sebelum berangkat aku menyalakan TV dulu, ada berita yang mengejutkan di Kompas TV, beritanya adalah penangkapan wakil ketua KPK bapak Bambang Widjojanto (BW) oleh Polisi, " wah makin runyam nih keadaan " batinku, dan ada berita juga bahwa akan ada orang - orang yang akan datang untuk mendukung KPK di Gedung KPK, tiba-tiba perasaanku ingin kesana, dan ketika aku melihat berita dimedia online jalanan menuju kantorku di daerah Pluit tergenang banjir, "ada alasan untuk tindak masuk  kantor nih", batinku lagi, aku langsung menganti pakaian kerja dengan pakaian kasual dan berangkat menuju gedung KPK.

Jalanan terasa agak lengang sepertinya banyak orang yang tidak beraktfitas hari itu mungkin karena ada berita beberapa daerah yang  tergenang banjir di Jakarta, sejenak aku mengingat masa -masa muda pada tahun 1990 an, periswa demo mendukung petani di rancamaya,demo anti pencabutan Surat izin Usaha Penerbitan Pers ( SIUPP) tabloid Detik, majalah Tempo,majalah Editor, mimbar bebas dikantor gedung PDI jalan Dipenogoro,sampai pendudukan gedung MPR/DPR 1998 membayangi, memang aku masih ikut dalam demo mendukung KPK ketika kasus cicak buaya I tapi hanya itu saja ,  ada bisikan hati "kau tidak lagi muda,lagi kau sudah punya keluarga buat apa kau masih ikut urusan yang tidak ada uangnya",nanti kalau ada chaos  bagaimana ", tapi ada bisikan juga " aku memang tidak lagi muda,tapi perasaan untuk berbuat sesuatu walaupun itu sangat kecil untuk tegaknya keadilan harus aku lakukan ", dan akhirnya bisikan yang terakhirlah yang menang.

Sampai di Gedung KPK para pendukung KPK belum banyak, hanya awak media saja yang banyak,ini hari jumat dan hujan mungkin nanti sehabis sholat jumat baru masa akan banyak pikirku, sehabis sholat jumat memang benar masa mulai berdatangan, sang korlap dengan senjata pengeras suaranya mulai mengatur, spanduk bertulisan mendukung KPK mulai dibagikan, aku dengan senang hati diatur oleh sang korlap, orasi mulai dikumandangkan,yel-yel meminta pembebasan BW, mendukung KPK dan mendukung Polri yang bersih diteriakan,darah mulai mendidih,semangat anak-anak muda itu menulari diriku " ah alangkah bahagianya menjadi mereka " kembali batin ini berucap.

Setelah orasi dari beberapa ketua elemen-elemen organisasi tiba-tiba ada suara yang keras dari luar gedung, rupanya ada elemen buruh yang datang, mereka datang juga untuk mendukung KPK suasana semakin ramai, info akan datangnya polisi untuk mengeledah gedung KPK membuat masa membentuk pagar hidup didepan pintu masuk KPK,info-info tentang akan dibebaskanya BW juga ada, dari dulu ketika kita berdemo memang berbagai macam info selalu ada yang akhirnya valid tapi kebanyakan hanyalah disinformasi ( informasi yang menyesatkan ) baik yang disengaja maupun yang tidak, ketika masa sedang panas tiba-tiba ada elemen yang mendukung Polri datang dan berhadapan dengan masa dari elemen buruh pendukung KPK ,perang antara pengeras suara terjadi,perang yel-yel pun terjadi,tapi pengeras suara dari elemen buruh yang mendukung KPK memang paling besar dibandingkan dengan masa pendukung KPK yang didalam gedung dan masa pendukung Polri yang berada di luar gedung, masa pendukung Polri mulai memasuki gedung KPK berhadapan dengan masa pendukung KPK yang didalam gedung,suasana mulai panas, ini bahaya pikirku,bagaimana kalau memang kami sengaja dibenturkan agar ada alasan polri mengambil alih gedung dengan alasan untuk melerai bentrokan, aku  berbicara dengan ketua korlap tentang skenario tersebut, korlap setuju dengan pikiranku, dia malah menyuruh aku yang berbicara kepada masa " demosntran yang bermutu dia " pikirku, aku menjelaskan kepada masa agar tidak memprovokasi masa pendukung polri dengan cara melambaikan uang ke arah mereka, lebih baik kita konsentrasi dengan menjaga pintu masuk saja,aku tahu bahwa itu adalah masa bayaran, mereka umumnya juga tidak mau bentrok, tapi bagaimana kalau ada provokasi dari orang-orang yang memang sengaja disusupkan dari pihak mereka dan pihak kami, tentunya akan runyam jadinya.

Brimob juga semakin banyak di gedung KPK dan menurut informasi dari seorang pegawai KPK jumlah Brimob yang datang sangat banyak tidak seperti kalau ada demo- demo di KPK,keadaan semakin panas, ditambah lagi ada rencana dari elemen yang didalam gedung KPK akan bergerak ke Mabes Polri untuk membebaskan BW, padahal masa tidaklah banyak, mereka mau memanfaatkan masa cair, "wah ini gawat" pikirku ,dengan jumlah yang tidak besar mau memanfaatkan masa cair ke Mabes polri sangat rawan untuk disusupi,prinsip dari demostrasi besar-besaran adalah kalau issue sudah sangat matang baru bisa memanfaatkan masa cair dan masa cair adalah tambahan saja tidak boleh dijadikan masa utama,belum lagi diluar masih ada elemen yang mendukung polri,aku coba berbicara dengan ketua dari elemen-elemen pendukung KPK didalam gedung untuk menentang rencana tersebut,rupanya yang tidak sepakat  untuk bergerak ke Mabes Polri tidak hanya aku saja, rapat cepat itu memutuskan untuk menfokuskan masa untuk menjaga gedung KPK dari penggeledahan dari Polisi saja, "anak-anak muda yang hebat " batinku, mereka masih mau mendengarkan pendapat orang.

Sekita jam 16.00 WIB masa pendukung polisi membubarkan diri, tapi jumlah brimob yang datang ke belakang gedung KPK semakin banyak, suasana masih tetap tegang, Ketua KPK Abraham Samad menemui para pendukung KPK dan media,dijelaskan bahwa mereka akan ke Mabes Polri untuk meminta pembebasan BW karena Kapolri telah menjanjikan membebaskan BW sebelum jam 21.00 WIB,suasana didepan gedung memang terasa mulai santai,orasi - orasi masih terus disuarakan dan yel-yel mendukung KPK terus teriakan,ada berita ketua KPK meminta bantuan dari Panglima TNI untuk meminta pengaman dari ancaman pengeledahan dari Polisi, "wah makin ramai nih suasana, TNI mulai ditarik - tarik ikut " pikirku, entah karena memang berita tersebut atau hal lain, Brimob yang tadinya banyak dibelakang gedung KPK, mulai bergerak meninggalkan gedung KPK.

Suasana semakin santai, para pemimpin elemen kembali rapat untuk menentukan langkah apa yang harus diambil, saya diajak ikut rapat, dalam rapat diputuskan untuk sebagian untuk menginap di gedung KPK, dan mencoba memancing agar besok masa datang semakin banyak,apabila masa dirasa cukup baru sebagian besar masa akan menuju ke Mabes Polri untuk memberikan tekanan agar BW dibebaskan, sedang sebagian tetap di Gedung KPK.

Jam sudah melewati jam 24.00 WIB, untuk menghilangkan jenuh masa mulai bernyanyi lagu-lagu demonstran, jumlah masa juga sudah mulai berkurang, saya ngobrol dengan 2 teman lama dan beberapa teman baru, teman baru ini baru datang jam 23.00 WIB, mereka datang dari lampung untuk mendukung KPK, lewat jam 02.00 WIB hari sabtu ada berita BW dibebaskan,sekitika masa bersorak senang, kami sadar bahwa ini baru kemenangan dari pertempuran sedang perang masih berlanjut,tapi setidaknya ada pertempuran yang dimenangkan, BW datang  dari Mabes Polri ke kantor KPK lewat pintu belakang jadi masa tidak menyadari bahwa beliau sudah ada dalam gedung KPK,mungkin pimpinan KPK rapat dulu didalam gedung, BW didampingi oleh Johan Budi dan Adnan Pandu Praja didampingi salah satu pengacara BW mengadakan konferesi pers selain menemui para pendukung, mereka menjelaskan posissi hukum BW, ada tanya jawab dengan pers. setelah tanya jawab dengan pers para pendukung memberikan bunga berwarna merah dan putih kepada BW, kejadian itu sangat mengharukan.

Setelah keadaan jelas bahwa BW telah dibebaskan dan ancaman terhadap pengeledahan kantor KPK hari itu tidak terjadi, saya memutuskan untuk pulang kala itu sekitar jam 03.00 WIB, saya pulang berbarengan dengan satu teman lama, dengan setengah mengejek dia berkata " jangan keenakan jadi karyawan lu, mikirin bangsa juga kenapa ", saya tidak marah dengan ucapanya,justru saya beterimakasih telah diingatkan.

Jalanan Jakarta sudah sangat sepi ketika aku pulang menuju rumah, seketeika kenangan - kenagan masa muda kembali terkenang, tampa terasa lagu- lagu demostrasi tahun 1990 an aku nyanyikan, "indahnya masa-masa itu" benakku, aku berjanji akan kembali mencoba aktif lagi tapi tentu sudah tidak mungkin seperti dulu , lagi sekarang juga sudah ada generasi aktifis yang berkualitas seperti aktifis yang aku temui di gedung KPK tadi, kepada merekalah perjuangan jalanan dipimpin,kami hanya mengikuti sambil mencoba memberikan saran saja.Yang kusayangkan adalah jumlah masa yang mendukung KPK tadi relatif sedikit dibandingkan dengan riuhnya dukungan didunia maya, andaikan 10% saja pendukung KPK didunia maya datang ke gedung KPK tentu tekanan terhadap lawan-lawan KPK semakin kuat," Mungkin mereka seperti aku yang sudah sulit membagi waktu lagi " pikirku," wah menjadi orang tua memang terasa membosankan" pikirku lagi, hahahahahahahaha.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun