Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Wedhang Uwuh: Minuman Sampah yang Hangat dan Nikmat

8 April 2013   19:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:30 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wedhang Uwuh. Sebenarnya aku sudah cukup lama mendengar minuman ini. Namun baru beberapa minggu yang lalu aku pertama kali mencicipinya. Hmmm, cukup nikmat rasanya ...

***

Senin malam, beberapa pekan yang lalu. Aku dan beberapa tetangga di salah satu lingkungan perumahan di Tangerang seperti biasa bermain futsal, agenda yang rutin kami lakukan seminggu sekali. Tempat futsal letaknya hanya sekitar selambaian tangan atau sepelemparan batu saja, tidak jauh dari perumahan kami. Malam itu hujan turun selagi kami tengah bermain futsal. Dan ketika usai bermain, gerimis masih belum reda. Beberapa orang dari kami pun berniat mencari makanan untuk mengusir hawa dingin.

Setelah berembug, kami segera menuju ke salah satu warung tenda untuk menikmati mie jawa. Aku sebenarnya tak terlalu lapar saat itu. Jadi ketika teman-temanku memesan mie jawa, aku cukup memesan minuman saja. Mataku tertuju pada bungkusan kertas pipih berbentuk segi empat (mirip bungkus jamu) yang bertuliskan “Wedhang Uwuh”. Dan spontan aku pun memesan minuman ini karena memang penasaran ingin merasakannya.

[caption id="attachment_236931" align="aligncenter" width="560" caption="Menunggu makanan yang sedang dibuat"][/caption]

O ya, warung yang sedang kami kunjungi saat itu menyajikan menu Magelangan. Yang menarik dari warung ini adalah semua makanan dimasak di atas tungku yang berbahan bakar arang. Tidak seperti tempat lain yang biasanya memakai kompor gas atau minyak untuk memasak makanan. Tak berapa lama mia jawa yang dipesan teman-temanku, dan juga wedhang uwuh pesananku pun selesai dibuat dan tersaji di meja. Sembari menikmati masing-masing hidangan di depan kami, aku pun membaca tulisan yang ada di kemasan wedhang uwuh.

[caption id="attachment_236932" align="aligncenter" width="560" caption="Wedhang Uwuh masih dalam kemasan"]

136542405635206304
136542405635206304
[/caption]

Wedhang uwuh yang berasal dari Imogiri, Yogyakarta –begitulah yang tertulis di kemasannya- terbuat dari jahe (Zingiber officinale), secang (Caesalpinia sappan), daun cengkeh (Eugenia carryophyllata), daun pala (Myristica fragans), kayu manis (Cinamomum burmani)dan gula batu. Untuk menyajikannya, jahe digeprak dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas bersama-sama bahan lainnya. Kemudian diseduh dengan air panas.

Secara harafiah wedhang uwuh diterjemahkan sebagai ‘minuman sampah’ (wedhang = minuman; uwuh = sampah). Hal ini bisa dijelaskan dengan melihat performance atau tampilan wedhang uwuh tersebut saat disajikan di dalam gelas. Semua bahan yang diseduh dengan air panas memang terlihat seperti sampah yang berserakan di dalam gelas. Namun jika dinikmati rasanya, hmmm, sungguh nikmat.

[caption id="attachment_236933" align="aligncenter" width="560" caption="Si minuman sampah yang hangat dan nikmat"]

13654241151974926650
13654241151974926650
[/caption]

Aku pun menikmati sruput demi sruput wedhang uwuh. Warna kemerahan minuman herbal ini berasal dari secang. Rasa hangat yang khas dari rempah-rempah yang dijadikan sebagai bahan minuman ini pun cocok untuk mengusir hawa dingin saat malam itu. Tak sekedar untuk menghangatkan tubuh, wedhang uwuh berkhasiat juga untuk meredakan masuk angin atau perut kembung, asam urat, rematik, pegal linu, sebagai antioksidan, menurunkan kolesterol atau membersihkan darah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun