Tangga ini terus menyambung ke atas ke lantai 2 hingga rooftop. Saat berada di rooftop, saya bisa melihat aktivitas di pelabuhan.
Mengenal Jejak Laut Nusantara di Museum Maritim Indonesia
Dari Stasiun Tanjung Priok, perjalanan berlanjut ke Museum Maritim Indonesia (MMI). Museum ini berada di Jalan Pasoso No.1 Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk mencapai museum ini, para peserta berjalan kaki sekitar 2.5 kilometer di bawah teriknya matahari Jakarta Utara.
MMI diresmikan pada Desember 2018 oleh Pelindo II. Museum dirancang dengan konsep digital agar informasi sejarah bisa ditampilkan dengan cara kekinian.
Masuk ke dalam lobi museum, ada dua sayap utama di sisi timur dan sisi barat gedung. Sisi timur lebih banyak berisi sejarah kemaritiman mulai dari migrasi Austronesia, era kerajaan Nusantara, hingga zaman kolonial. Sedangkan sisi barat lebih fokus pada pelabuhan, sistem logistik, dan perkapalan modern di Indonesia.
Beberapa koleksi menarik yang saya lihat di MMI antara lain alat navigasi, miniatur kapal, dan model replika kapal-kapal historis, termasuk Jung Jawa (kapal besar di era Kerajaan Majapahit) dan kapal Pinisi.
Museum juga menampilkan barang-barang Ir. H. Djuanda Kartawidjaja  yang digunakan selama hidupnya. Beliau adalah seorang pahlawan nasional dan Perdana Menteri Indonesia (terakhir) yang lahir pada 14 Januari 1911 di Tasikmalaya.
Ir. Djuanda dikenal atas jasanya yang besar dalam menegaskan kedaulatan Indonesia atas wilayah lautnya melalui Deklarasi Djuanda (1957). Deklarasi ini menjadi dasar konsep negara kepulauan Indonesia dan diakui oleh dunia internasional.