Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Komisi Pemberantas Ketakutan", Serial Horor Komedi di Genflix

19 Februari 2021   01:30 Diperbarui: 19 Februari 2021   01:33 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komisi Pemberantas Ketakutan (sumber: Genflix)

Pandemi yang sudah berlangsung seama satu tahun terakhir ini begitu membatasi ruang gerak masyarakat secara fisik, salah satunya daam hal menikmati film. Gedung bioskop di tanah air sempat menghentikan beroperasi beberapa waktu lamanya, sehingga para pecinta film tak lagi leluasa menikmati film-film favorit di layar lebar.

Munculnya platform streaming online setidaknya mampu mengobati kerinduan masyarakat untuk menikmati hiburan. Salah satunya yaitu Genflix, platform lokal yang memelopori layar streaming over the top. Layanannya bisa diakses melalui aplikasi maupun website.

Ada beberapa konten original yang bisa kita saksikan di platform ini. Konten tersebut berupa film dan serial yang diproduksi oleh Genflix sendiri, juga hasil kerja sama dengan rumah produksi lokal.

Bagi teman-teman kompasianer yang gemar film horor, serial KPK (Komisi Pemberantas Ketakutan) bisa disaksikan. Namun, serial ini tidak 100% bergenre horor. Ada unsur komedi yang diselipkan di dalam ceritanya.

Serial KPK ini berkisah tentang Valen dan rekan-rekannya yang tengah menjalankan misi pemberantas ketakutan terhadap hantu atau makhuk gaib. Episode baru rilis setiap hari Jumat dan Minggu jam 7 malam. Dalam tulisan ini saya akan mengulas dua episode awal yang telah saya tonton beberapa jam lalu. Makhluk gaib yang diangkat dalam episode 1 dan 2 ini ialah nenek gayung.

Kembalinya Nenek Gayung

Film diawali dengan adegan menegangkan yang menggambarkan sepasang pria dan wanita yang beraksi memburu hantu. Mereka adalah Wisnu dan Valen, yang tengah mengejar sesosok wanita berbaju putih di sebuah bangunan kosong. Sayang, dalam aksi ini Wisnu terluka dan akhirnya meninggal. Dalam pesan terakhirnya, Wisnu meminta agar Valen menutup KPK (Komisi Pemberantas Ketakutan).

Adegan kemudian berpindah ke sebuah pertengkaran antara Herman dengan istri dan anak wanitanya yang masih remaja, pada suatu malam. Herman yang punya banyak hutang karena kegemarannya berjudi, berniat menjual anaknya, Arin. Niat bejat Herman dihalang-halangi oleh istrinya. Arin kemudian berlari kabur dari rumah, dan Herman berupaya menangkapnya.

Arin berhasil lolos dari kejaran ayahnya malam itu. Setelah berada dalam keadaan aman, Arin melihat sesosok wanita tua yang membawa gayung dan gulungan tikar pandan. Ya, wanita tua ini adalah Nenek Gayung, tokoh yang sempat terkenal sekitar tahun 2012 lalu.

Nenek Gayung bertanya kepada Arin, apakah di desa itu ada orang meninggal dunia untuk ia mandikan. Arin menjawab tidak. Nenek kemudian menyeret Arin ke sebuah gubuk bambu. Wanita tua itu memandikan Arin, dan kemudian membunuhnya. Mayat Arin ditemukan oleh warga desa keesokan harinya dalam keadaan tergeletak di tanah, terbungkus tikar pandan.

Kabar kematian Arin tersebut sampai ke telinga Valen, melalui Boy dan Randu. Dari ciri-ciri luka pada leher Arin, rambutnya yang basah dan matanya yang melotot, Valen mengetahui bahwa pelaku pembunuhan adalah Nenek Gayung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun