Mohon tunggu...
daniel lopulalan
daniel lopulalan Mohon Tunggu... Penulis - Student of life

Belajar berbagi. Belajar untuk terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar "Krasan" di Rumah Sendiri

18 September 2020   18:33 Diperbarui: 18 September 2020   18:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mari kita bicara diluar dari Covid-19. Sudah terlalu banyak wacana terkait hal itu. Pertanyaannya apa yang bisa kita lakukan selain tinggal dirumah dan ketakutan karena terlalu banyak membicarakan korban, vaksin dan resesi ?

Jawabannya tentu banyak hal, tergantung kita mau atau tidak. Hal pertama yang sederhana, tentu dengan tidak terlalu banyak membaca terkait hal tersebut. Membaca, meneruskan dan menambahkan kalimat penuh kekawatiran tidak akan membuat situasi bertambah baik. Saya mengapresiasi banyak teman yang sudah mengisi pesannya dengan komentar positif, humor, bahkan kuiz konyol yang menghibur hati. Kita tahu antibody terbaik adalah berpikir positif, humor dan tawa.

Hal lainnya adalah berperilaku hidup sehat. Banyak cuci tangan, segera ganti baju kalau habis dari luar rumah. Makan dan istirahat teratur. Minum vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh. Semua itu butuh kedisiplinan diri sendiri. Tidak ada yang bisa mengingatkan. Kecintaan terhadap orang rumah untuk tetap sehat dan kepedulian diri sendiri menjadi faktor penting konsistensi perilaku hidup sehat.

Kreativitas yang muncul dari kondisi kepepet memberi banyak hal baru yang juga patut diapresiasi. Saat ini tetangga saya mulai membuat masakan masakan baru, belajar dari Youtube, dan memasarkannya melalui media social. Belajar masakan Korea, Manado, ataupun jenis jenis kue yang beragam. 

Yang lain belajar menanam tanaman hias yang merupakan niche market dengan penggemar yang berani bayar mahal untuk beberapa tanaman langka. Saya sampai geleng geleng kepala melihat sebuat tanaman berdaun bolong seperti dimakan serangga berharga lima ratus ribu sampai jutaan rupiah. Ada yang beli ya? Tidak mengerti.

Saya sendiri belajar menanam sayur secara hidroponik. Sayur sayuran yang favorit untuk disantap seperti sawi, kangkung, pakcoy, menjadi sarana eksperimen untuk mempelajari hal baru ini. Senang karena ketika hal baru muncul seperti ada adrenalin yang tumbuh untuk belajar lagi. Senang karena ketika tanaman tumbuh setiap hari, seperti ada perasaan bersyukur bisa menikmati proses pertumbuhan yang perlahan namun pasti. 

Masalah yang muncul saat belajar, seperti menjadi sarana eksperimen baru yang harus dikuasai supaya hasilnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Team work bersama istri pun menjadi hal yang menyenangkan. Istri jauh lebih bisa memegang sekop, memindahkan tanaman, membuat pot dengan potongan kain sebagai saluran air untuk bibit yang disiapkan di pot lain diatasnya. Saya belajar banyak darinya yang terbiasa melakukan banyak hal di rumah dibanding saya yang bisanya ketak ketik di depan laptop.

Belajar hidup sehat. Belajar olahraga teratur. Belajar lari dengan cara yang lebih baik, adalah hal hal lain yang saya pelajari. Rasanya quality  of time meningkat hari hari ini. Diluar dari kondisi yang mencekam melalui berita Covid dan resesi ekonomi dunia, sebetulnya banyak yang bisa kita lakukan untuk membuat kualitas hidup menjadi lebih baik.

Pertanyaannya adalah, apakah semua perubahan tersebut bisa konsisten dilakukan ? itu PR besar memang. Namun dengan sebuah kondisi yang memaksa setiap orang kembali ke area domestik rumah tangga masing masing, minimal sebuah pembelajaran untuk memulai hal baru yang positif perlu kita lakukan. Nanti seperti apa, itu tidak usah dibicarakan. Menikmati dan mensyukuri setiap hal baru adalah kunci dari sikap yang perlu kita tumbuhkan dalam kondisi saat ini.

Kreatifitas yang muncul setelah enam bulan pandemi melanda Indonesia menjadi bahan bakar setiap orang untuk bangkit. Kalau saya lihat beberapa tayangan di social media, banyak orang merasakan dan melakukan kreatifitas yang sama. 

Banyak yang belajar hal baru. Bersepeda bersama keluarga seperti menjadi wabah baru yang menyehatkan. Tiba tiba semua orang punya sepeda dan menikmati kebersamaannya untuk gowes bareng. Entah dengan keluarga atau teman sejawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun