St. Paulus dengan sangat cemerlang menggambarkan betapa Allah itu memberikan berbagai kemungkinan untuk kehidupan kita. Beliau mengatakan,
 "Saudara-saudara alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-Nya, sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah sehingga Allah wajib menggantinya? Sebab segala sesuatu berasal dari Allah ada karena Allah dan menuju kepada Allah. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya! (Rom 11: 33-36).
Guna memahami rencana Allah yang kaya, tidak selamanya mudah bagi seseorang. Apalagi kalau kita sedang mengalami peristiwa-peristiwa yang menurut hemat kita sebagai manusia tidaklah menyenangkan seperti pengalaman gagal, sakit, direndahkan, dikhianati, jatuh dalam dosa, dan sebagainya.
Namun, Gereja mengajarkan kepada kita untuk bisa memahami semuanya dengan doa. Doa menjadi sarana refleksi bagi kehidupan kita. Sayangnya kita terkadang terjebak sebatas pada doa-doa "tertulis" seperti doa Rosario, novena, litani, koronka dan sebagainya. Tidak salah untuk melakukan doa tersebut, tetapi hendaknya dilengkapi dengan doa-doa yang bersifat pribadi.Â
Dengan doa pribadi, kita mulai mencoba memahami kehendak Allah. Di sinilah terjadi komunikasi spiritual. Dalam keheningan doa, mungkin yang kita dengar hanyalah kata-kata kita sendiri, atau imajinasi kita sendiri, tetapi di sanalah kita menemukan sedikit banyak petunjuk dari Tuhan yang menyentuh ruang batin kita. Bukankah batin kita adalah tempat perjumpaan dengan Allah?
Demi Sebuah Tujuan
Orang mengatakan hidup ini seperti sebuah perjalanan. Ada kalanya perjalanan itu mendaki, rata atau pun menurun. Tentu orang akan senang kalau perjalanan itu terus menerus rata, dan tidak mudah menerima kenyataan bahwa ia harus mulai mendaki. Orang senang menghindar dari pengalaman mendaki dan lebih suka terus berjalan di jalanan yang datar.
Demikianlah kita perlu melihat betapa luas cara Allah memberikan kehidupan. Kalau kita harus berjuang untuk pendidikan, akan tiba saatnya kita menuai buah dari pendidikan yang kita terima. Di sinilah terjadi perkembangan bagi tiap-tiap pribadi. Hidup kita tidak diciptakan untuk menjadi biasa-biasa saja.Â
Ada kalanya kita perlu berjuang agar di tengah kesulitan dan tantangan kehidupan ini, kita bisa menemukan diri kita sedang berjuang untuk sebuah tujuan. Kita tahu bahwa perjuangan kita bukan tanpa makna. Perjuangan kita pasti mengandung makna dan makna inilah yang membuat kita bertahan dan terus berjuang meski harus mengalami derita dan kesulitan.

Perlahan, mari kita memperjuangkannya agar kita bisa menemukan ke mana Allah sebenarnya menuntun hidup kita.