"kamu tidak sadar kalau kamu sedang menularkan virus itu kepada wanita lain secara tidak langsung?" kata saya mencecar.
Amira terdiam. Tapi tampaknya wanita ini tidak punya penyesalan atas apa yang dia lakukan.
Kawan lama saya, Kiki (Bukan nama sebenarnya) juga tak ketinggalan menjawab. Buat pria yang kini berusia dua puluh tujuh tahun itu, apa yang dia lakukan hanyalah untuk bersenang -- senang. "toh di aplikasi juga pada jualan kan?" kata Kiki merujuk pada aplikasi kencan gay yang beberapa sudah ditutup pemerintah.
Disana ada satu wanita paruh baya yang juga melakukan profesi sama. Kebutuhan hidup dan tidak punya pekerjaan adalah alasan utama wanita malang itu melakukan aktifitasnya. "lebih sering ga laku sih" kata wanita itu terkekeh. Tapi teman -- temannya satu profesi seringkali membagikan uang hasil "kerja" mereka untuk dibawa pulang wanita itu.
Dunia malam Jakarta memang terbentang begitu luas. Ibu Kota seringkali memberikan janji semu bagi para pendatang untuk bisa sukses. Sayangnya, hanya sedikit yang beruntung yang lainnya memilih jalan kelam untuk merubah nasib. Alasannya sederhana "Kalau pulang ga jadi orang berduit, malu!"