Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haji Lulung Tidak Rasis

9 April 2016   21:42 Diperbarui: 9 April 2016   22:06 2607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Abraham Lunggana alias Haji Lulung (Sumber gambar: Kompas.com)"][/caption]Isu SARA semakin vulgar dan menonjol menjelang pilkada DKI 2017, hal ini seperti mengulangi suasana yang sama pada pilkada DKI 2014, maupun pilpres 2014. Jika di pilkada 2012 dan pilpres 2014 itu targetnya adalah Jokowi, maka sekarang yang menjadi target adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, saya yakin, para pelakunya itu sama  dengan kelompok yang dulu menyerang Jokowi dengan berbagai senjata dan fitnah SARA itu.

Kebetulan sekali, Ahok sungguh “tepat” untuk dijadikan target bagi mereka yang menghalalkan segala cara, terutama senjata SARA dalam menjatuhkan lawannya. Karena dia punya dua minoritas sekaligus yang paling dibenci golongan itu: Tionghoa dan Kristen. Dua jatidiri yang sesungguhnya merupakan anugerah Tuhan kepada umat-Nya tanpa bisa ditolak oleh siapapun, tetapi justru sangat dibenci oleh mereka yang kerap mengaku orang beragama, termasuk para politikus dan lawan-lawan Ahok lainnya. Tak terkecuali dengan mereka yang berintelektual dan punya jabatan tinggi, seperti yang dilakukan oleh Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, yang sekaligus juga adalah adik dari bakal calon gubernur DKI, Yusril Ihza Mahendra, yang baru-baru ini berkicau di akun Twitter-nya menyerang Ahok dengan senjata SARA. Sedangkan Yusril sendiri lebih memilih sikap diam atas kelakuan adiknya itu (baca di sini).

Di tengah-tengah suasana seperti itulah, saya mengapresiasi salah satu “musuh bebuyutan” Ahok di DPRD DKI Jakarta, yaitu Abraham Lunggana alias Haji Lulung. Karena sehebat-hebatnya dia dalam perseteruannya dengan Ahok, tidak pernah menyerang Ahok dengan senjata SARA. Padahal jika mau dilihat dari segi pendidikan dan jabatan, Yusron Ihza Mahendra yang rasis itu, misalnya, jauh lebih tinggi daripada Haji Lulung.

Misalnya, saat meresmikan kelompok relawan “Suka Haji Lulung” yang akan mengusungnya sebagai calon gubernur DKI Jakarta di pilkada DKI 2017, pada Rabu, 30 maret 2016 lalu, di Lapangan Rawa Buntu, Jakarta Selatan, Lulung secara khusus berpesan kepada para pendukungnya tidak menggunakan isu SARA ketika bergubungan dengan masyarakat untuk menggalang dukungan kepadanya.

"Demokrasi di Indonesia sudah selesai, apalagi persoalan agama. Saya sampaikan, ciptakan kerukunan umat beragama, jangan lagi ada isu SARA," pesan Lulung.

Saya percaya, saat menyampaikan pesannya itu Lulung bersungguh-sungguh, bukan basa-basi, atau berpura-pura saja. Sepengetahuan saya, saya juga tidak pernah membaca atau mendengar Lulung menyerang Ahok, atau siapapun dengan senjata SARA.

Momen lain yang mencerminkan sikap Lulung terhadap persoalan SARA juga bisa disimak saat dia menjadi nara sumber di acara “Negeri ½ Demokrasi”, di TV One, 19 Maret 2015.

Ketika itu, saat Lulung berkata, “Saya sangat memahami demokrasi di Indonesia. Demokrasi itu sudah selesai, di Indonesia. Kita tidak ada lagi kulit putih, kulit kuning, kulit hitam, mata bulo, mata sipit, sudah tidak ada lagi. Kenapa? Karena setiap warga negara mempunyai hak yang sama di pemerintahan. ..

Perkataan Lulung itu, dipotong pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali dengan pertanyaannya, “Jadi, Ahok boleh, ya, jadi presiden di Republik Indonesia?”

Lulung menjawab: “Boleh, Bang!”

“Anda setuju (Ahok Presiden), ya?”, kejar Effendi Gazali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun