Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa sang "Madam"? Percuma Mem-bully Tempo

28 Januari 2021   12:55 Diperbarui: 28 Januari 2021   13:36 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Koran Tempo, 18 Januari 2021: "Tiga Penguasa Bansos" )

Sebanyak 1,3 juta paket lainnya disebut merupakan jatah Herman Hery dan Ihsan Yunus.  Dari jumlah tersebut, perusahaan yang terafiliasi dengan Herman mendapat kuota paling banyak, mencapai 1 juta paket. Sisanya menjadi jatah perusahaan yang terafiliasi dengan Ihsan.

Bantuan sosial untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi didistribusi sebanyak 12 kali, selama April sampai dengan Desember lalu. Total santunan sebanyak 22,8 juta paket, dengan anggaran Rp.6,8 triliun. Setiap periode disalurkan 1,9 juta paket bantuan sosial. "Jatah buat Herman dan Ihsan tidak dipotong fee Rp. 10 ribu per paket" .

Jatah Herman dan Hery tidak dipotong karena itu bagian dari "Madam". Sebutan ini mengacu ke seorang petinggi elite PDIP. "Cara mereka mengambil keuntungan berbeda dengan Juliari", tulis Tempo mengutip kesaksian sumbernya.

Tempo mengaku telah meminta konfirmasi kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, ia  membantah partainya terlibat dalam kasus korupsi.

Demikian juga dengan Herman Hery dan Ihsan Yunus. Mereka membantah mendapat jatah dari korupsi bantuan sosial tersebut.

Siapakah "Madam" tersebut?

Meskipun Tempo tidak menulis siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan "Madam" itu, namun dari artikel lain di Koran Tempo edisi yang sama, berjudul "Jatah Satu Fraksi di partai Banteng", kita bisa menduga siapakah sang "Madam" tersebut.

Koran Tempo menyebutkan bahwa Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto juga pernah meminta jatah proyek pengadaan bantuan sosial itu melalui seorang staf Kementerian Sosial. Permintaan tersebut bahkan diajukan secara tertulis dan ditandatangani.

Permintaan Hasto itu ditolak dengan alasan slot telah habis diambil Herman Hery dan Ihsan Yunus. Tetapi alasan sebenarnya adalah karena Hasto beda kubu dengan dengan Herman dan Ihsan Yunus.

Tempo menulis pengakuan sumbernya bahwa di lingkup internal PDIP ada dua faksi yang kerap berseberangan, yaitu faksi Puan Maharani dan faksi Muhammad Prananda Prabowo. Keduanya anak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, juga sama-sama menjadi Ketua Dewan Pimpinan (DPP) PDIP.

Dari pengungkapan Tempo tersebut kita dapat menduga bahwa yang dimaksud dengan "Madam" oleh sumber Tempo tersebut bisa jadi adalah Puan Maharani! Sebab bukankah trio penguasa bantuan sosial penanganan Covid-19 itu, Juliari, Herman, dan Ihsan merupakan bagian dari faksi Puan Maharani?   Hanya "Madam" dari faksi ini yang bisa mendapat bagian seperti itu. Lagi pula ada berapa "Madam" yang punya kuasa sedemikian tinggi di atas Herman dan Ihsan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun