Untuk itu mereka tampilkan gambar-gambar wanita seksi plus foto pemilik Alexis, Alex Tirta, bersama Ahok.
Sebelum bertanya tentang keberanian Ahok, pernahkah Anies bertanya minta konfirmasi kepada Sandiaga tentang kasus Dewi Persik? Sandi pernah berjanji akan mengungkapkan kisah versi dia mengenai kasus Dewi Persik, beranikah dia membuka koinfeensi pers untuk itu. Saya yakin tidak berani, karena begitu dia mulai, Dewi Persik akan membuka kasus itu, dan jangan2 bukan hanya Dewi Persik yang pernah jadi korban pelecehan seksual Sandiaga.
Di kampanye itu, kubu Anies-Sandi seolah berteriak lantang: 'Lawan Prostitusi! Tutup Alexis! #AniesSandi Berani'.
Ini dungu keterlaluan, karena sejumlah hal:
1. Kalau soal berani, ya Ahok sudah berani menutup dua tempat hiburan malam terbesar, Stadium dan Miles. Ahok juga berani membongkar pusat prostitusi Kalijodo. Jadi, ini mah bukan soal berani.
2. Soalnya ada tidak alasan untuk menutup Alexis? Kalau cuma karena di sana ada para wanita seksi bergoyang, itu tidak melanggar hukum. Kalau soal prostitusi, ya harus ada bukti bahwa itu menjadi pusat prostitusi. Kalau cuma 'katanya' atau 'kayaknya', ya tidak bisa dijadikan landasan hukum. Pemerintah Daerah itu tidak bisa menutup sebuah tempat hiburan sembarangan. Menutup Alexis sama susahnya dengan menutup FPI.
3. Stadium dan Miles ditutup karena memang TERBUKTI MENJADI TEMPAT TRANSAKSI NARKOBA. Mengapa ini tidak dianggap penting oleh kubu Anies-Sandi?
Kalau mau tolol2an pertanyaannya: apakah karena Anies dan Sandi didukung bandar narkoba? (. . . Sekali lagi, ini pertanyaan tolol ya).
4. Kalau soal gadis seksi di panggung, saya harus ingatkan bahwa Sandiaga Uno pernah diberitakan berteriak meminta Dewi Persik buka baju saat show di Bali.
Urusan pribadi begini memang tidak menyenangkan untukdibicarakan.
Tapi kalau kubu Anies-Sandi mau menampilkan diri sebagai kubu penjaga moral, marilah kita jujur soal moralitas masing-masing.*****