Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies, Alexis, antara Teori dan Praktik

18 Januari 2017   16:12 Diperbarui: 18 Januari 2017   16:35 3713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berada di kubu Jokowi, menjadi salah satu anggota tim sukses Jokowi-JK di Pilpres 2014, Anies pernah membuat beberapa pernyataan yang mengdiskreditkan capres pesaing Jokowi, Prabowo Subianto.

Setelah dipecat Presiden Jokowi dari jabatannya sebagai Mendikbud, lalu dibuka kesempatannya untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta dari kubu Prabowo (Partai Gerindra) dan Sohibul Iman (PKS), Anies langsung berubah 180 derajat.

Ia meminta maaf kepada Prabowo atas pernyataan-pernyataanya yang pernah mendiskreditkan Prabowo, dan berbalik memuja-muji Prabowo, yang dikatakan sebagai negarawan besar, yang dia setiap saat siap menerima wejangan-wejangannya.

 “Prabowo tidak punya pengalaman. Gaya kampanye Prabowo bukan politik sehat. Saya tidak ingin menjadi bagian dari kelompok orang yang bermasalah,” demikian salah satu pernyataan negatif Anies yang pernah diucapkan tentang Prabowo.

 Setelah dijadikan calon gubernur dari Gerindra dan PKS oleh Prabowo, Anies memuji Prabowo dengan menyatakan: “Prabowo hadir sebagai negarawan yang memberi contoh bagi semua.”

Tentang blusukan, Anies pernah menyindir  blusukan yang biasa dilakukan Jokowi, kata dia blusukanitu tak ada manfaatnya: “Blusukanitu hanya nonton masyarakat. Hanya hadir, lalu kesannya sudah melakukan.”

Setelah dipastikan sebagai calon gubernur DKI Jakarta, yang mau tak mau harus melakukan blusukan ke kampung-kampung di Jakarta, Anies menyatakan blusukan itu besar manfaatnya: “Blusukan itu bisa merasakan apa yang ada di hati warga. Pengalaman tak terlupakan, kehadirannya yang ditunggu-tunggu warga. Blusukan itu perjalanan spiritual.”

Kembali ke dosen UI, Ade Armando, yang bukannya merasa tersinggung atas pernyataan Ahok tentang dosen itu, tetapi malah mengkritik keras Anies Baswedan atas pernyataannya yang mengkritik ahok sebagai gubernur yang hanya berani menggusur rumah warga biasa namun tidak berani menutup Alexis yang selama ini ditengarai sebagai tempat maksiat.

Di akun Face Book-nya yang dikutip patriotnkri.com, Ade Armando menulis sebagai berikut:

Sebetulnya tidak menyenangkan bicara soal pribadi. Tapi kalau dibiarkan, kebodohan ternyata menular.

Kubu Anies Baswedan - Sandiaga Uno kini menyebarkan kampanye bahwa mereka berani menutup Alexis. Mereka seperti berusaha menampilkan diri sebagai pasangan penjaga moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun