Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Jumat Agung dan Paskah

26 Maret 2016   21:10 Diperbarui: 27 Maret 2016   17:06 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan Paskah Kristen dirayakan sebagai lambang pembebasan manusia dari dosa dengan Yesus sebagai simbol pengganti domba persembahan itu. Yesus sebagai pengganti domba persembahan penebus dosa manusia yang terakhir. Maka itulah umat Kristen tidak mengadakan ritual persembahan (domba) kepada Allah sebagaimana yang masih dilakukan oleh agama Yahudi.

Perjamuan Terakhir

Sebagai orang Yahudi, Yesus bersama dua belas orang muridNya juga merayakan Paskah sebagai tradisi Yahudi.

Sebelum Dia ditangkap, Yesus mengadakan perjamuan Paskah terakhir dengan makan bersama para muridNya itu.

Sebelum memulai perjamuan terakhir itu, Yesus membasuh dan mencium kaki dua belas muridNya itu, sebagaimana sudah ditulis di atas.

Pada saat perjamuan Paskah terakhir itu berjalan, Yesus berkata kepada para muridNya bahwa di antara mereka akan ada yang (berkhianat) menyerahkan diriNya (kepada mereka yang hendak menangkap dan menghukum mati Dia).


"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku,” kata Yesus.

Para muridNya terkejut, saling pandang, dan berkata satu per satu kepada Yesus, “Bukan aku, ya, Tuhan.”

Yesus menjawab,"Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

Orang itu adalah Yudas Iskariot.

Setelah kedoknya dibuka Yesus, Yudas lalu pergi meninggalkan perjamuan Paskah itu. Dia menemui imam-imam besar agama Yahudi yang telah menyogoknya 30 keping perak untuk menyerahkan yesus kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun