Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bernostalgia di Fakfak, Papua Barat

20 Januari 2014   08:55 Diperbarui: 4 April 2017   17:49 3943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_290957" align="aligncenter" width="672" caption="Taksi khas Fakfak (Sumber:Fakfakkab.blogspot.com)"]

13901823001074391267
13901823001074391267
[/caption] [caption id="attachment_290927" align="aligncenter" width="430" caption="Jalan Izak Telussa, pusat pertokoan dan pecinan di Fakfak (foto milik Penulis)"]
1390179917226130356
1390179917226130356
[/caption]

[caption id="attachment_290934" align="aligncenter" width="461" caption="Jalan Izak Telussa (foto milik Penulis)"]

13901804211542154183
13901804211542154183
[/caption] [caption id="attachment_291075" align="aligncenter" width="640" caption="Jalan Izak Telussa, Fakfak, di zaman Belanda, sekitar tahun 1930-an (?) (sumber: FB: ACKF/Aku Cinta Kota Fakfak)"]
13902269801823931586
13902269801823931586
[/caption]

[caption id="attachment_290949" align="aligncenter" width="717" caption="Dari pinggiran kota Fakfak masih bisa dilihat hutan lebat seperti ini (foto milik Penulis)"]

13901816561313211150
13901816561313211150
[/caption]

[caption id="attachment_290950" align="aligncenter" width="717" caption="Pemandangan alam nan indah dari pinggiran kota Fakfak (foto milik Penulis)"]

1390181724945157620
1390181724945157620
[/caption]

[caption id="attachment_290952" align="aligncenter" width="717" caption="Pelabuhan Fakfak dilihat dari bukit, ketika masih tertutup kabut (foto milikPenulis)"]

13901817971691366812
13901817971691366812
[/caption]

[caption id="attachment_290953" align="aligncenter" width="717" caption="Ketika udara cerah (foto milik Penulis)"]

139018185656890664
139018185656890664
[/caption]

Selama 7 hari di Fakfak (tanggal 3 Januari pagi kami sudah meninggalkan Fakfak) saya mengalami sekitar 20 kali padam listrik! Kata saudara saya, untuk bisa menghitung berapakali listrik padam dengan akurat, lihat saja ada berapa lembar kertas fax yang terpotong. Di kantornya menggunakan mesin fax dengan kertas jenis thermal paper (kertas fax khusus dalam bentuk rol) dengan pemotong otomatis. Setiap kali listrik padam dan menyala lagi, kertas terpotong secara otomatis sebanyak satu lembar ukuran A4. Kadang-kadang kertas fax itu bisa habis terpotong sampai habis sebelum dipakai saking banyaknya kalinya terjadinya byar-pet listik!

Setelah 20 tahun meninggalkan Fakfak, dan mudik lagi ke sana, secara keseluruhan boleh dikatakan tidak ada perubahan pembangunan yang signifikan, kecuali tanah reklamasinya yang saya sebutkan di atas.

Tetapi dari semua itu, tentu saja mudik ke kampung halaman, apalagi dengan renggang waktu yang sedemikian lama membawa kesenangan tersendiri. Saya pun menyempatkan diri mengunjungi lokasi-lokasi yang dahulu di masa kecil sering saya datangi, termasuk sekolah dasar saya (SD Katholik “Fatimah”) dan SMP Katholik “Don Bosco.”

Kami  sangat menikmati perjalanan ini, apalagi anak-anak yang sangat senang ketika kami berwisata ke Pulau Samai sebuah pulau kosong yang sangat natural, dengan pantai pasirnya yang indah, yang ditempuh dari Fakfak menggunakan kapal motor bertenaga 80 PK, selama sekitar 1 jam perjalanan. Juga ke Pantai Wambar, yang ditempuh lewat jalan darat sejauh sekitar 40 km selama 1 jam juga karena kondisi jalannya yang tidak terlalu bagus, melewati dan membelah hutan.

Sayangnya, kami tidak sempat mengunjungi Pulau Kiti-kiti yang sangat terkenal keindahannya di Fakfak. Karena lokasinya yang jauh, sekitar 4 jam perjalanan dengan kapal motor. Kiti-Kiti punya pemandangan laut yang lebih indah daripada Pulau Samai. Antara lain ada air terjun yang langsung jatuh ke laut. Untuk menikmati keindahan Kiti-kiti, kita harus menginap minimal satu malam di pulau kosong itu, dengan cara membangun tenda dan tidur di atas pasir pantainya, bersatu dengan alam.


[caption id="attachment_290924" align="aligncenter" width="500" caption="Salah satu pemandangan pantai di pulau kosong di Fakfak (sumber:http://discover-indo.tierranet.com/blog/?p=56)"]

13901794812042985322
13901794812042985322
[/caption]

[caption id="attachment_290928" align="aligncenter" width="521" caption="Putri Indonesia 2005, Nadine chandrawinata pun pernah dan benar-benar menikmati keunikan dan keindahan Fakfak (sumber: http://nadinechandrawinata.blogdetik.com/2010/10/25/matahari-ceria-fakfak/ )"]

1390180039213972174
1390180039213972174
[/caption] [caption id="attachment_290932" align="aligncenter" width="614" caption="Pemandangan laut dari ujung tanah reklamasi (Foto milik penulis)"]
1390181447691278710
1390181447691278710
[/caption]

'

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun