Makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia adalah beras, dan pertanian padi merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pangan nasional. Namun, sayangnya, realita yang dihadapi oleh petani padi dan pertanian padi masih jauh dari yang diharapkan
1. Realita Penghasilan Petani Padi yang Sangat Kecil
Salah satu masalah yang masih menjadi hambatan dalam sektor pertanian padi adalah penghasilan petani yang sangat kecil. Meskipun menjadi tulang punggung produksi pangan nasional, namun petani padi hidup dalam ketidaksejahteraan
Petani padi di Indonesia umumnya memiliki penghasilan yang sangat kecil. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata penghasilan petani padi per hektar hanya sekitar Rp 10 juta per tahun. Mengurus sawah yang luas membutuhkan tenaga, waktu, dan modal yang tidak sedikit.
2. Ketergantungan Indonesia terhadap Import Pupuk
Indonesia menghadapi tantangan serius terkait ketergantungan pada impor pupuk. Ketergantungan ini sudah berlangsung lama. Dan ketergantungan ini dirasakan saat ini.
Salah satu negara asal pupuk impor adalah Russia, dan saat ini masih berlanjut perang Russia-Ukraina. Presiden Joko Widodo pada bulan Januari 2024 mengatakan bahwa pupuk subsidi mahal karena perang Russia-Ukraina.
Ini menunjukkan rentannya petani Indonesia terpengaruh terhadap kondisi global.
3. Alokasi Anggaran Subsidi Pupuk yang Minim
Dalam Anggaran 2024, alokasi anggaran untuk subsidi pupuk hanya sebesar 54 triliun rupiah, sementara subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) mencapai 288 triliun rupiah. Penulis beranggapan bahwa Pemerintah tidak menjadikan pertanian padi menjadi prioritas paling utama.
4. DPRÂ