Mohon tunggu...
dani suhendar
dani suhendar Mohon Tunggu...

saya adalah mahasiswa fakultas pertanian UNIGA

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Curug Sanghyang Taraje, Keindahan Mistis Alam Priangan

20 Juni 2012   12:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:44 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Curug = air terjun, sedang taraje (bahasa sunda) artinya ‘Tangga’, curug ini bentuknya seperti taraje, dengan tinggi kurang lebih 80 m-an (ada yang bilang 75, 83 dan 90 m), curug ini indah banget dan masih bisa masuk kategori kekayaan alam yang masih perawan. Asal mula kenapa dinamai curug Sanghyang Taraje karena masih ada kaitannya dengan legenda salah satu anaknya Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran, yaitu Kian Santang, yang hendak mengambil bintang untuk Dayang Sumbi melewati curug ini, maka dinamailah curug ini Sanghyang Taraje. Dan konon juga, di area curug ini Kian Santang menyimpan salah satu benda berharganya dan dijaga oleh ular yang sangat besar, dan konon lagi, penduduk sekitar kadang masih suka ngeliat penampakan dari ular besar tersebut…Wallahu ‘alam ya.. Lokasi curug berada di wilayah Pakenjeng Kab. Garut (tepatnya desa Kombongan-Pamulihan) , cukup terisolir, padahal pemandangannya bagus banget…lokasi yang berada di ketinggian 460-an dpl, bisa ditempuh kurang lebih 2 jam dari kota Garut menuju Bungbulang/Pakenjeng, kondisi jalannya bisa dibilang cukup baik, meski ga bagus2 amat, tapi sepanjang perjalanan bakal disuguhin keindahan perkebunan teh dan undakan2 sawah khas tatar Priangan.

13401938042004778867
13401938042004778867
Dari desa terakhir, lebih baik jalan kaki menuju lokasi curugnya, karena kalo pake kendaraan roda 4 (itupun musti yang 4wd), kondisi jalan curam, berbatu dan sempit cukup beresiko. Ada 3 tanjakan-turunan yang cukup curam (ada juga yang panjang) dengan kondisi jalan yang cukup sempit (hanya masuk 1 mobil aja) dan licin apabila setelah diguyur hujan, belom lagi kadang ada yang disebelahnya langsung jurang. Kalo pake motor, ato pake ojeg , bisa langsung berhenti dekat pos terakhir (yang terbengkalai), dari pos ini ke lokasi curug bisa ditempuh dengan 10 menit jalan kaki saja, itupun udah sangat maksimal. Di lokasi sekitar curug terlihat kalo lokasi ini pernah dikelola, paling tidak dicoba untuk jadi lokasi wisata, keliatan dari ada bangunan yang tampaknya bekas wc umum yang kini udah sangat terbengkalai, tanah lapang pun nyaris tidak ada karena sekarang udah ketutup sama rerumputan yang meninggi dan memenuhi area sekitar curug. Antisipasi perubahan kondisi cuaca yang cepat berubah jelas musti dilakuin, misalnya jas hujan, kalo bukan libur lebaran, jangan harap di lokasi ini ada yang jualan..dan warung pun jauh juga…jadi mending logistik udah bawa sendiri aja biar ga kelaparan dan kehausan. Sayang memang, keindahan curug ini tidak begitu terekspos karena dukungan sarana, terutama jalan, kurang memadai…tapi untuk dapetin suasana mistis curug sanghyang Taraje sih, petualangan ini layak buat dicoba

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun