Mohon tunggu...
Faiq Maulana
Faiq Maulana Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tingginya Mobilitas Sosial Kabupaten Malang

20 Januari 2020   00:15 Diperbarui: 20 Januari 2020   00:19 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pembimbing : Qurroti A'yun, S.Pd,I, M.Pd,I

Oleh : Ach. Faiq Maulana (21801011255)

Penduluan

Sebagaimana kita ketahui Malang merupakan Kota terbesar nomer dua di Jawa Timur, Sehingga masyarakat yang berasal dari luar Malang cukup berani mengadu peruntungan di Malang. 

Entah, dari dunia pekerjaan atau pendidikan. Karena Kota adalah tempat himpunan penduduk masal yang tidak agraris, yang bertempat tinggal di dalam dan di sekitar pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, kesenian dan ilmu pengetahuan. Kota yang dimiliki karakterisasi-karakterisasi yang melekat, dan dapat diakses melalui sistem dan jaringan kehidupan sosial masyarakat.  Kita ambil contoh dari dunia pendidikan. 

Pendidikan di desa yang tertinggal jauh dari segi fasilitas dengan pendidikan di kota, sehingga membuat mahasiswa seperti kita (yang berasal dari luar jawa) memberanikan diri untuk merantau ke malang. Sama halnya dengan ekonomi, banyak pula masyarakat yang mencari pekerjaan di malang. Karena banyaknya lowongan pekerjaan yang didapat. Sehingga membuat beberapa dampak yang terjadi

Dan pada kesempatan kali ini, saya sebagai penulis akan membahas beberapa masalah yang terjadi akibat tingginya mobilitas yang tinggi

Kata Kunci : Pendidikan, Ekonomi dan Dampak tingginya mobilitas

Pendidikan, Mahasiswa seperti saya yang merantau yang mempunyai tujuan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Pasti banyak yang bertanya kenapa harus merantau ke  malang atau apakah didaerah tempat tinggalmmu tidak ada perguruan tinggi ? Didaerah tempat saya tinggal ada perguruan tinggi hanya saja fasilitas yang dipunyainya belum mumpuni. Karena dengan fasilitas yang cukup mumpuni akan mempermudah bagi para mahasiswa lebih mudah menjalanlan program studi yang dia tempuh.

Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memlih atau mengubah status sosial yang mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini sangat tergantung pada sistem stratifikasi sosial yang terdapat dalam masyarakat. Pada sistem pelapisan yang terbuka , individu memilik peluang besar untuk melakukan untuk melakukan mobilitas antar kelas. Sedangkan pada sistem tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi meskipun sangat terbatas dan berjalan lambat. Pada sistem pelapisan tertutup, status yang ada dipaksakan oleh keadaan untuk diterima. Meskipun terjadi perubahan , berjalan dalam waktu yang lama setelah melewati beberapa generasi.

Ekonomi, Ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Karena lowongan pekerjaan desa yang hanya mengandalakan mata pencaharian alam. Misal seperti daerah tempat saya yang mayoritas pekerjaan sebagai nelayan, yang dimana nelayan tidak dapat bekerja setiap waktu, yaitu harus didorong dengan cuaca yang bagus. Dan monimnya lowongan pekerjaan membuat mengadu nasib kekota besar seperti malang. Dan faktor ini didukung dikota banyak sekali lowongan pekerjaan.

Artikel yang ditulis oleh Hamzah Fansuri (29/09/2019, Detik.com) "Perhatian banyak ahli pada kelas menengah terlebih perkotaan terus meningkat dari waktu ke waktu. Perhatian dan tentunya beragam kajian dari variasi sudut pandang juga telah memperkaya literasi kita. Meski mulanya unsur ekonomi sangat kental dalam setiap telaah, namun belakangan aspek-aspek lain seperti media sosial, dengan tetap berpijak pada pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, makin menyeruak ke ruang publik untuk tidak hanya memberi perenungan baru melainkan juga meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab."

Dampak tingginya mobilitas, Salah satu dampak yang sering kita jumpai adalah macet. Hal ini tentu sangat membosankan bagi kita dan bisa mengurangi waktu yang bisa kita lakukan yang lebih bermanfaat. Penelitian yang dilakukan oleh Kompas.com pada tahun 2018 Malang menduduki peringkat ketiga sebagai kota termacet setelah Jakarta dan Bandung. Hal ini sempat menjadi perhatian khusus Pemerintahan Kota Malang, seperti yang dilansir Antara News yang sempat mewawancarai Wali Kota Malang  (29/01/2019, Antara News) Wali Kota Malang sudah menginisiasi rekayasa lalu lintas dibeberapa titik yang sering terjadi macet. Namun langkah yang diambil dinilai bukan menjadi solusi jangka panjang bagi kota Malang. Jika tidak ada perencenaan untuk solusi jangka panjang dalam mengakomodir para penglaju, maka masalah kemacetan di kota Malang ini akan semakin parah.

Penerapan pernah dilakukan uji coba pada Hari besar seperti Tahun Baru 2019 dengan dilakukannya arus satu arah pada jalan yang menjadi biang kemacetan. Pada uji coba yang dilangsungkan ini dinilai cukup ampuh mengatasi kemacetan. Namun yang perlu diingat Malang merupakan menjadi tujuan wisata favorit daerah Jawa Timur. Dan kenapa solusi tersebut kurang efektif untuk mengatasi kemacetan. Hal tersebut jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke wilayah Malang cukup tinggi sehingga volume kendaraan meningkat dan tidak mampu diakomodir  oleh jalan yang  tersedia.

Selain menjadi daerah tujuan wisata, Kota Malang merupakan Kota Pendidikan dimana pada saat musim wisuda, kepadatan kendaraan yang masuk ke wilayah Malang tidak bisa terhindarkan. Bahkan penyelenggara wisuda dibeberapa Universitas dituding menjadi biang kerok kemacetan yang terjadi. Sejauh ini upaya yang dilakukan Pemerintahan Kota Malang sebatas pemberlakuan  rekayasa lalu lintas, manajemen kapasitas kendaraan seperti pengaturan lampu lalu lintas dan pelebaran jalan yang sangat minim.  Upaya tersebut sering kali tidak berjalan dengan baik, dikarenakan tingginya volume kendaraan yang melintas.

 Selayaknya sebagai kota terbesar di Jawa Timur, Pemerintahan Kota Malang memiliki cetak biru dan rencana jangka  panjanguntuk menjadi solusi guna mengatasi kemacetan yang terjadi, termasuk menghadirkan sistem transportasi massal yang terintegrasi.

DAFTRAR RUJUKAN

Hamzah Fansuri, "Mobilitas Kelas menengah Kota" Artikel Detik.com (Senin, 29-April-2019)

Artikel Antara News "Menanti solusi atasi macet Kota Malang" (Minggu, 27-Januari-2019)

Artikel Kompas.com "10 Kota termacet di Indonesia" (25-02-2018)

Gy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun