Katanya, kalau kita ingin berkembang, kita harus bisa familiar dengan rasa tidak nyaman. Kedengarannya sangat klise dan saat sedang berhadapan dengan situasi pelik, otak seakan merespon kata-kata itu dengan jawaban "Well, semua orang juga tahu itu kok!"
Tetapi, selama semester ini, aku semakin paham maknanya. Semester 5 seringkali dianggap sebagai masanya merasa salah jurusan, berpikir ulang tentang keputusan-keputusan yang sudah diambil jauh sebelumnya. Mulai jenuh dengan tugas yang sudah diberikan dan lebih suka melakukan kesibukan yang lain, namun tik-tok-tik-tok---jam terus berdetik, tugasmu belum selesai!
Tahun lalu aku melihat bagaimana senior-seniorku melangsungkan proyek Communication Stride atau CommStride, sebuah kegiatan tahunan untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi President University terutama kalau mengambil konsentrasi public relations atau hubungan masyarakat. Tugas utamanya adalah membuat suatu kampanye terkait dengan isu sosial yang akan diangkat oleh setiap kelompok. Para mahasiswa yang akan terjun langsung ke masyarakat untuk melangsungkan kampanye ini, mulai dari awal menentukan konsep sampai puncak pelaksanaan.
Sekarang akulah salah satu senior itu, yang menjadi bagian dari kegiatan CommStride tahun ini. Kampanye yang kami rancang harus berkaitan dengan salah satu Sustainable Development Goals atau SDGs yang diajukan oleh PBB. Setelah berdiskusi di kelas, kami semua mantap memutuskan untuk memilih fokus di SDG no. 3, yaitu Good Health or Well-being. Apa yang akan kami kerjakan untuk memenuhi itu? A fun run event, of course!
Then the reality hits. Merancang suatu kampanye dan event lari bukan suatu hal yang mudah. Banyak proses yang harus dilalui seperti pengajuan proposal, modal, sponsor dan media partner yang ingin diincar, membuat rencana konten, mengurus perizinan, dan masih banyak lagi.
Ditambah kami semua harus bisa menyatukan lebih dari 50 kepala untuk bekerja sama dalam satu tim. Dua orang belum tentu saling setuju satu sama lain, lalu kau tambahkan 50 orang lagi. Di sinilah kemampuan untuk saling berdiskusi dengan kepala dingin, bernegosiasi akan langkah yang tepat untuk diambil, dan menumbuhkan rasa empati, semuanya dilatih dalam proyek besar ini.
Aku tidak akan berceloteh panjang lebar tentang apa saja yang terjadi di belakang layar CommStride tahun ini. Tapi aku bisa pastikan, kesuksesan kampanye dan event Break Free Run 2025 sepadan dengan semua peluh, biaya, tenaga, dan terkadang tangisan yang dikeluarkan selama proses meraih puncaknya. Apalagi setelah mendapat kesan positif dari peserta serta feedback membangun dari dosen-dosen kami, rasanya lelah itu pelan-pelan terbayarkan.
Rasanya wajar jika aku ingin bilang bahwa aku bangga pada diriku sendiri serta divisiku yang bekerja sama merancang konten-konten untuk akun Instagram @commstride. Aku bersyukur dapat bekerja sama dengan tim desain dan dokumentasi yang selalu membantu dan cekatan membuat desain konten sesuai arahan. Setiap divisi yang berpartisipasi di event Break Free Run 2025 sebagai bagian dari CommStride tahun ini telah bekerja keras. Pada akhirnya, kami semua tak hanya berhasil menyelesaikan suatu tugas menantang, namun berkembang secara individual dan tim.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
