Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Takwa, Memaknai Urip Mung Mampir Ngombe

8 Maret 2025   07:33 Diperbarui: 8 Maret 2025   07:33 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mampir Ngombe | Foto: Dandung N. (Dokpri)

Dengan kata lain bahwa kehidupan dunia hanya sementara untuk mengumpulkan bekal perjalanan menuju akhirat, suatu tempat akhir yang kekal abadi. Perbekalan yang cukup akan menjadikan dirinya sampai tujuan dengan selamat, sedangkan seseorang dengan perbekalan yang kurang dia tidak akan bisa mencapai tujuan.

Dalam pandangan Islam, bekal yang paling baik untuk menuju kehidupan akhirat ialah takwa (Al Qur'an surat Al Baqarah: 197), yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya.

Bekal takwa tidak bisa diperoleh dengan hanya berpangku tangan tanpa usaha. Takwa adalah perilaku yang wajib diusahakan oleh setiap muslim, dan karena itu ketakwaan membutuhkan amalan nyata.

Seorang muslim yang dikaruniai harta, dapat mempersiapkan bekal akhiratnya dengan bershadaqah. Misalnya untuk pembangunan rumah ibadah, madrasah, membantu fakir miskin, anak-anak yatim atau orang yang terkena musibah, dan sebagainya.

Seorang muslim yang memiliki ilmu, dapat berbuat banyak untuk perbekalan akhirat dengan mengamalkan ilmunya demi kemaslahatan orang banyak.

Bagi yang memiliki kekuasaan sebagai pejabat publik, dapat mempersiapkan bekal akhiratnya dengan mempertanggungjawabankan jabatannya kepada masyarakat seperti adil dalam mengambil keputusan, mensejahterakan orang yang dipimpinnya, dan sebagainya.

Dengan berbekal takwa, seorang muslim akan merasakan manfaat dari ketakwaannya itu, sebab takwa bukan hanya sebagai bekal menempuh perjalanan akhirat, di dunia pun bagi orang yang bertakwa Allah SWT akan memberikan imbalan: akan dibukakan pintu-pintu keberkahan langit dan bumi, akan diberikan kemudahan dalam setiap urusan, dan akan diberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.

Menjalani urip mung mampir ngombe bisa dilakukan dengan melaksanakan wasiat Rasulullah SAW, "Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR. Bukhari). (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun